Menko Perekonomian Hatta Rajasa membantah campur tangan Dana Moneter Internasional atau IMF dalam perekonomian Indonesia menyusul masukan dari survei yang digelar lembaga internasional itu untuk memotong subsidi listrik, menekan inflasi di angka 4-6 persen, dan menaikkan suku bunga perbankan.
"Tidak ada campur tangan IMF," ungkapnya di kantor Kementerian, Jumat (22/10/2010).
Hatta mengatakan, dalam RAPBN 2011, kenaikan TDL bukanlah opsi sehingga perlu dilakukan penghematan. Akibatnya, subsidi diturunkan dari Rp 55,1 triliun. Penghematan dilakukan pada beberapa sisi, yaitu mengurangi looses di internal PLN, mengganti porsi BBM dengan tambahan gas, serta melakukan penghematan di sisi korporat.
"Apakah ini kita mengikuti IMF, tidak.... IMF tidak bisa mendikte perekonomian kita. Tetapi, memang Indonesia menuju grand desain dan road map dalam pengelolaan subsidi. Kita tetap memberi subsidi sambil membenahi subsidi yang masih digunakan untuk mereka yang tidak perlu disubsidi lagi," tegasnya.
Terkait kebijakan suku bunga, Hatta mengatakan, Pemerintah memang ingin terus menahan inflasi pada angka yang ideal, yaitu 4-6 persen. Saat ini, inflasi masih berada di tataran 5 persen dan Pemerintah berharap tidak menembus angka 6 persen sampai akhir tahun. "Jadi, tidak ada campur tangan IMF," tandasnya.