Demikian terungkap dalam laporan kekayaan global yang dirilis Credit Suisse Research Institute di Jakarta, Rabu (13/10/2010). Penelitian dilakukan di lebih dari 200 negara.
Menurut Chief Executive Officer Private Banking Credit Suisse Walter Berchtold, penelitian mengenai kekayaan global dapat membantu investor membuat keputusan penting dalam mengolah portofolio.
Data tersebut menunjukkan, laju kekayaan orang Indonesia telah melampaui rata-rata laju kekayaan global, yakni 72 persen. Adapun kekayaan rata-rata orang dewasa di Indonesia 12.112 dollar AS atau naik 384 persen jika dibandingkan tahun 2000. Pertumbuhan itu merupakan yang tercepat di Asia-Pasifik atau tertinggi keempat di dunia.
Sekitar 20 persen dari total penduduk Indonesia memiliki kekayaan berkisar 10.000- 100.000 dollar AS, sedangkan 87 persen penduduk memiliki kekayaan di bawah 10.000 dollar AS per orang. Lebih dari 90 persen kekayaan rumah tangga itu berupa aset non-finansial, terutama properti.
Menanggapi temuan itu, Direktur Capital Market Property Jones Lang Lasalle Indonesia Vivin Harsanto mengemukakan, tren pilihan investasi ke sektor properti bisa dipahami mengingat tren bisnis dan nilai properti terus tumbuh. Bahkan, sejumlah perusahaan dengan bidang usaha nonproperti mulai merambah ke sektor properti.
”Ada kecenderungan orang kaya melakukan diversifikasi investasi dalam bentuk properti. Sebab, harga properti terus tumbuh yang akan berpengaruh pada peningkatan nilai aset,” ujar Vivin.
Nilai aset properti
Kecenderungan meningkatnya nilai aset properti, antara lain, tecermin dari harga tanah dan bangunan yang terus naik. Dicontohkan, harga tanah pada kawasan pusat bisnis (CBD) di Kuningan, Jakarta, melonjak dari Rp 18 juta-Rp 19 juta per meter persegi tahun 2008 menjadi Rp 24 juta per meter persegi tahun ini.
Tren kenaikan nilai aset tersebut menyebabkan pihak yang berinvestasi di sektor properti mengalami penambahan nilai aset. Adapun faktor pendorong kenaikan aset properti adalah keterbatasan lahan dan perbaikan infrastruktur.
Di sisi lain, harga tanah di Indonesia cenderung lebih murah daripada negara-negara lain di Asia Tenggara. Harga tanah di CBD Jakarta, misalnya, mencapai Rp 40 juta per meter persegi, sedangkan di CBD Vietnam bisa mencapai Rp 150 juta per meter persegi.
Credit Suisse Research Institute mencatat, secara keseluruhan kekayaan global yang dimiliki 4,4 miliar orang dewasa telah mencapai 195 triliun dollar AS.
Negara penghasil orang kaya terbesar adalah Amerika Serikat, Jepang, dan China. Tahun 2015, kekayaan global diprediksi mencapai 315 triliun dollar AS.
Faktor yang mendorong pertumbuhan kekayaan dunia tersebut adalah menguatnya pertumbuhan kekayaan rumah tangga di sebagian besar negara Asia Pasifik.
Hal itu mendorong munculnya kelas menengah sebanyak 1 miliar orang dengan rata-rata kekayaan 10.000-100.000 dollar AS per orang dewasa.
”Bagi kelas menengah, kekayaan memberikan keamanan finansial yang mereka butuhkan untuk menjadi konsumen baru yang terus menguat,” ujar Giles Keating, Global Head of Research for Private Banking and Asset Management.
Sementara itu, pertumbuhan pasar properti di Jakarta sepanjang triwulan III-2010, bulan Juli-September, terus meningkat. Pertumbuhan itu berlangsung di semua sektor, meliputi perkantoran, mal, kondominium, dan apartemen sewa. Hal itu terungkap pada hasil paparan konsultan properti Jones Lang Lasalle serta Cushman and Wakefield.
Perkembangan ekonomi mendorong sejumlah investor dari luar negeri semakin melirik pasar properti di Indonesia, khususnya Jakarta. Investor dari kawasan Asia dan Amerika Serikat kian melirik pasar properti, baik berupa investasi lahan, residensial, maupun kawasan industri.