INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 05:43 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusap wajahnya seusai berdoa bersama bagi para korban letusan Gunung Merapi saat memberikan keterangan pers di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat .
Jakarta
Untuk memastikan pemerintahan yang kuat, sistem presidensialisme yang kuat dan efektif, Susilo Bambang Yudhoyono yang terpilih menjadi Presiden 2009-2014, menggandeng enam partai politik untuk masuk Kabinet Indonesia Bersatu II.
Awalnya hanya lima partai yang masuk barisan pendukung pemerintah, yaitu partai pemenang pemilu Partai Demokrat yang meraih 148 kursi dan juga juga partainya Presiden Yudhoyono, Partai Keadilan Sejahtera dengan 57 kursi, Partai Amanat Nasional 46 kursi, Partai Persatuan Pembangunan 37 kursi dan Partai Kebangkitan Bangsa 28 kursi.
Namun kemudian Partai Golkar yang memiliki 107 kursi turut bergabung dalam koalisi pendukung Presiden. Partai Golkar yang semula mengajukan Calon Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Presiden Wiranto, bergabung di saat-saat akhir dalam koalisi untuk memperkuat posisi pemerintah di parlemen.
Dengan masuknya Partai Golkar, total suara partai pendukung pemerintah adalah 423 kursi, atau 75 persen dari total 560 kursi DPR.
Sementara hanya tiga partai politik yang berada di luar pemerintahan yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Gerindra, dan Partai Hanura yang totalnya tak lebih dari 25 persen suara DPR.
Partai politik pendukung pemerintah mendapat jatah untuk menempatkan kadernya sebagai menteri. Dari 34 kursi menteri, 22 diantaranya dari partai politik. Delapan kursi menteri untuk Partai Demokrat, tiga kursi untuk Partai Golkar, empat kursi dari PKS, tiga dari PAN, sedangkan PPP dan PKB masing-masing mendapat jatah dua menteri.
Kabinet dilantik pada 22 Oktober 2009. Ini berarti, sudah satu tahun lebih tiga bulan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II bekerja.
Meski mengantongi 75 persen suara di parlemen, namun skenario presiden untuk memperkuat pemerintahan presidensial yang efektif selama 2010 tidak terjadi.
Pemerintah tidak efektif dalam membuat kebijakan terutama ketika berurusan dengan DPR. Hampir sepanjang tahun muncul berbagai kasus yang menjadi kontroversi. Mulai dari kasus Century pada akhir 2009 yang terus bergerak liar di awal 2010. Dalam kasus ini, Presiden tidak memperoleh dukungan yang kompak dari partai-partai koalisi.
Kebijakan penyelamatan Bank Century pada akhirnya menyisakan kontroversi setelah Partai Golkar dan PKS menjadi partai politik koalisi paling keras yang terus mendesak dan menilai ada pelanggaran hukum dalam kasus tersebut.
Dalam kadar yang lebih lunak, PPP dan PAN sebenarnya memiliki pandangan hampir sama, sehingga praktis hanya Demokrat dan PKB yang membela kebijakan pemerintah tersebut.
Gonjang-ganjing itu akhirnya diredam dengan mundurnya Sri Mulyani dari posisi Menteri Keuangan yang diumumkan sendiri oleh Presiden Yudhoyono.
Pengalaman kasus Century membuat Presiden lebih waspada. Guna memperkuat dukungan parlemen dan menjadikan jembatan antarpemerintah dan partai politik, Yudhoyono membentuk sekretariat gabungan partai koalisi atau biasa disebut Setgab. Setgab diketuai Presiden SBY dengan ketua pelaksana harian, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Pascakasus Century dan pembentukan setgab ternyata tak berhasil menutup kontroversi selama 2010. Berbagai kasus kemudian muncul. Dukungan partai politik koalisi terhadap pemerintah seringkali dirasakan setengah hati. Mulai dari penempatan pejabat publik, sampai kerja pemerintahan yang alot karena harus bernegosiasi bila tidak harus bertransaksi sehingga butuh waktu cukup lama.
Kebijakan lamban itu diantaranya berkaitan dengan kasus penangkapan petugas KKP oleh polisi diraja Malaysia, pemilihan ketua KPK, masalah penetapan Jaksa Agung Hendaraman, mafia kasus Gayus, sampai keistimewaan Yogyakarta. Bahkan kemudian, muncul kasus-kasus hukum yang melibatkan politisi sehingga memperunyam keadaan.
Kasus-kasus hukum ini, kata pengamat Charta Politika Yunarto Wijaya, kadang digunakan untuk menjaga loyalitas partai-partai politik koalisi pendukung pemerintah.
Kasus penyuapan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom melibatkan politisi Golkar, PDIP, PPP, sementara kasus mafia pajak Gayus terus dihubungkan dengan Aburizal Bakrie. Begitu pula kasus L/C fiktif yang melibatkan politisi PKS.
"Presiden tersandera oleh setgab dan seringkali tidak memperoleh dukungan yang memadai dari Parlemen. Alhasil, banyak kebijakan yang harus bernegosiasi secara alot antara pemerintah dan parlemen ataupun kadang terlihat saling mengancam dan saling menyandera," kata Yunarto.
Pemerintahan Terpisah
Mantan Wakil Ketua KPU Ramlan Surbakti mengatakan gejala kurangnya dukungan mayoritas parlemen terhadap para presiden telah terlihat sejak reformasi. Mulai dari Presiden Habibie, Presiden ABdurrahman Wahid, Presiden Megawati hingga Presiden Yudhoyono.
Gejala ini adalah salah satu kelemahan sistem presidensialisme yang disbeut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga itu sebagai pemerintahan terpisah (divided government).
"Yakni apabila presiden tidak memperoleh dukungan mayoritas parlemen, atau bila Presiden dari satu partai politik tertentu sedangkan parlemen didominasi partai politik lainnya," katanya.
Akibatnya kebijakan tidak efektif. Parlemen cenderung untuk menolak. Jika diterima pun, pensahannya butuh waktu lama dan disertai politik transaksional. Gejala ini tidak hanya terjadi di tingkat pusat tapi juga di daerah.
"Itu yang terjadi di Indonesia, meluasnya politik transaksional yang hanya melayani kepentingan elite, bukan kepentingan publik," katanya.
Sulitnya Presiden memperoleh dukungan dari mayoritas parlemen, menurut pangamat politik Valina Singka Subekti, terjadi karena sistem multipartai yang komplek sebagai akibat reformasi yang telah mendorong pertumbuhan partai-partai politik seperti jamur di musim hujan.
Sistem multipartai yang komplek ini mengakibatkan suara menyebar ke berbagai partai politik, sedangkan mayoritas partai politik tidak otomatis mengendalikan parlemen sebab harus berbagi dengan partai politik lainnya.
Meski memiliki 26 persen kursi Partai Demokrat harus berbagai dengan Golkar yang memiliki 19 persen suara, PKS 10 kursi di DPR, PAN 8 persen suara di DPR, PPP enam persen kursi dan PKB lima persen kursi. Persebaran kursi dari partai-partai politik tersebut membuat sebuah dukungan politik yang kuat sulit didapatkan.
Alhasil, pemerintah seringkali harus bernegosiasi dan bertransaksi alot dengan partai pendukung koalisinya sendiri.
"Sistem multipartai yang komplek sebenarnya secara teori sulit cocok dengan sistem presidensialisme yang kuat dan efektif," kata Valina yang juga mantan anggota KPU itu.
Namun demikian, menurut dia, bukan berarti `divided government` tersebut tidak bisa dikendalikan. Sayangnya, pada pemerintahan Yudhoyono keadaan ini tidak dikendalikan, malah semakin parah karena sistem pendukung yang tidak mengarah kepada bentuk presidensialisme kuat dan efektif.
Tanpa arti
Menurut Ramlan Surbakti, salah satu penyebab lemahnya presidensialisme adalah koalisi politik pedukung Presiden hampir tidak bermakna.
Koalisi hanya merupakan kumpulan partai-partai politik di kabinet, bukan mengarah pada pembentukan sistem presidensialisme yang kuat dan efektif.
Kondisi ini, menurut Ramlan, muncul karena tiga sebab.
Pertama, tiadanya waktu untuk membentuk koalisi yang solid saat mengusung calon presiden, yaitu hanya satu setengah bulan. Kedua, koalisi dibangun bukan berdasarkan platform politik, hanya berdasarkan kursi sehingga rawan pengkhianatan. Ketiga, presiden terpilih tersandera oleh partai-partai politik yang selalu memainkan dukungan parlemen.
"Lebih parahnya lagi, presiden seperti tidak mampu menghukum partai-partai koalisi yang mengkhianati atau tak setia kepada pemerintah," kata Yunanto Wijaya.
Kondisi ini menunjukkan carut-marutnya sistem presidensial yang ingin dibentuk. Di satu sisi, ingin membentuk sistem presidensial yang kuat sesuai amanat konstitusi, namun di sisi lain tidak ada dukungan untuk membentuk sistem tersebut.
Penyebabnya, demikian Valina Singka, diantaranya karena sistem penyelenggaraan pemilu dan kepartaian tidak mengarah kepada sistem presidensial.
Menurutnya, penyelenggaraan pemilu yang didahului pemilihan legislatif hanya mendorong koalisi berdasarkan hitung-hitungan kursi sehingga pembentukan koalisi pengusung presiden hanya ditentukan oleh langkah taktis dari berapa jumlah suara yang dimiliki. Sementara acuan strategis berkebijakan, dengan program nilai dan ideologi yang bisa dijalankan bersama, dianggap sepi.
Koalisi kemudian menjadi ajang kumpul-kumpul partai, jauh dari kesamaan program, nilai, apalagi ideologi. Hasilnya, koalisi bukan berarti pendukung pemerintah karena program pemerintah bisa berbeda 180 derajat dengan keinginan partai politik. Konsensi yang diberikan pun hanya melulu kursi di kabinet.
"Tidak ada koalisi yang permanen yang membuat partai politik koalisi memahami dan mendukung sebuah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah," katanya.
Selain itu, sistem multipartai yang terlalu komplek mengakibatkan suara tersebar sehingga partai sulit menjadi dominan. Untuk itu perlu upaya untuk menyederhanakan sistem kepartaian.
27 Desember 2010
Sedih, Kecewa, dan Beban Berat "Tim Garuda"
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 11:04 WIB
Pesepakbola timnas Indonesia M. Ridhwan menghindari tekel pesepakbola Malaysia Kunanlan Subramanianpada pertandingan final leg pertama AFF Suzuki Cup di stadion nasional Bukit Jalil, Selangor, Malaysia, Minggu (26/12)
Jakarta
Sedih, kecewa, dan beban berat harus ditanggung "Tim Garuda" --julukan penuh gelora nasionalisme untuk tim nasional sepak bola Indonesia--setelah ditaklukkan tuan rumah Malaysia 3-0.
Sedih, karena di luar dugaan timnas Indonesia yang bertabur pujian, dukungan, doa, dan melangkah mulus di pertandingan-pertandingan sebelumnya, telah dibuat tidak berdaya oleh aksi Safee bersama rekan-rekannya di babak kedua laga leg pertama final Piala AFF 2010.
Barisan merah suporter Indonesia yang semula gemuruh di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, berubah lesu dengan raut-raut muka sedih ketika gol demi gol bersarang ke jala gawang Tim Merah Putih yang dijaga Markus Horison.
Sungguh tidak ada yang mengira, Indonesia yang bermain bagus sepanjang babak pertama dan beberapa kali menciptakan peluang, tiba-tiba seperti kehilangan nyawa, pertahanannya morat-marit persis setelah mereka memrotes keras kilat-kilat lampu laser yang menyasar mata pemain-pemain Indonesia.
Campur tangan suporter Malaysia mempengaruhi pemain lawan memang sudah selayaknya diprotes, dan bukan tanpa alasan kiper Markus Horison memilih meninggalkan sarangnya sembari mengajak-serta rekannya untuk mogok bermain.
Karena, hanya dengan cara itulah "kecurangan" orang di luar lapangan yang dikeluhkan para pemain Indonesia, terutama Markus, sejak awal pertandingan, menjadi perhatian serius pihak Malaysia.
Setelah terhenti beberapa saat ketika terjadi beberapa perundingan di dalam dan di luar lapangan, pertandingan pun dilanjutkan meski tetap sesekali sorot lampu laser mengenai muka pemain-pemain Indonesia.
Sedikit lega awalnya, karena teror sinar laser berkurang, namun rupanya saat itu pulalah "senjata laser" ampuh suporter Malaysia sepertinya sukses memecah jantung konsentrasi kubu tim Indonesia.
Betapa tidak, "Tim Garuda" yang sejak babak pertama tampak lebih dominan, menjadi tampak lemah di beberapa titik, terutama barisan pertahanannya.
Kegundahan, kekesalan, bahkan mungkin kemarahan karena sinar laser, harus diakui telah membuat para pemain Indonesia pada pertengahan babak kedua kehilangan konsentrasi, umpan kurang akurat, bola lepas, dan memang itulah yang diinginkan suporter tuan rumah.
Hilangnya konsentrasi dan kepercayaan diri Firman Utina dan kawan-kawan, rupanya dimanfaatkan dengan jitu oleh pemain Malaysia hingga pada menit ke-61, gol pertama "kebangkitan" tuan rumah pun tercipta melalui Safee, pemain tajam yang disebut-sebut sekelas Christian Gonzales.
Merasa di atas angin, penyerang-penyerang Malaysia pun terus menekan dengan mental lebih "tebal" dan lepas hingga Mohammad Ashari memperbesar keunggulan tuan rumah via gol yang hanya berselang enam menit kemudian.
Alih-alih hendak memperkecil ketertinggalan, Indonesia justru kembali dikejutkan dengan gol kedua Safee pada menit ke-73 yang membawa Malaysia memenangi pertandingan leg pertama Final Piala AFF Suzuki 2010 dengan skor 3-0.
KecewaKecewa? Indonesia jelas kecewa dengan hasil di Bukit Jalil, termasuk barangkali para pemain kita, tetapi yang lebih mengecewakan lagi terjadinya kerusuhan dalam penjualan tiket di Stadion Gelora Bung Karno, tempat pertandingan leg kedua akan digelar 29 Desember nanti.
Kejadian itu seolah kian menebalkan citra buruk pendukung sepak bola di Indonesia yang "suka" kekerasan dan anarkis. Siapa sebenarnya mereka? Suporter atau rioters (perusuh)? Kalau pendukung kenapa justru berulah mengancam dan bisa merugikan tim yang dibelanya?
Sadarkah mereka, bila kejadian tersebut bisa saja membuat pertandingan final leg kedua gagal digelar di Jakarta, mungkin di daerah lain atau bahkan di negara lain.
Sungguh kejadian yang sangat tidak diharapkan atau memang kita mungkin menganggapnya "ringan" saja karena sudah begitu terbiasa.
Berbagai isu pun mencuat setelah peristiwa memalukan itu, diantaranya tudingan manajemen penyelenggaraan yang buruk, politisisasi PSSI, dan yang merisaukan adalah buruknya mentalitas dan moral masyarakat kita yang begitu akrab dengan kerusuhan.
Apa pun akar persoalannya, sudah semestinya pemerintah dan pemangku kepentingan persepakbolaan segera memperbaikinya kalau ingin awal kebangkitan sepak bola "Merah Putih" pada Piala AFF 2010 ini berlanjut pada masa mendatang.
Beban Berat
Dengan kekalahan 0-3 pada pertandingan "sarat laser" di Bukit Jalil menimbulkan beban berat bagi Timnas Indonesia di pertandingan leg kedua final nanti, karena setidaknya kita harus bisa menyarangkan 4 gol tanpa kebobolan.
"Sulit untuk memenangkan pertandingan kedua untuk merebut juara," kata pelatih Timnas Alfred Riedl usai pertandingan.
Tetapi, bukan berarti tidak ada harapan, sebagaimana diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berpesan "tidak perlu berkecil hati", masih ada hari esok, yang penting seluruh rakyat Indonesia tetap memberikan dukungan dan berdoa demi keberhasilan Timnas.
Satu-satunya harapan adalah di Gelora Bung Karno 29 Desember mendatang, dan tidak perlu berkecil hati memang, karena dukungan dari berbagai kalangan tetap mengalir untuk Timnas Indonesia yang sudah berjuang sekuat tenaga di kandang lawan.
Pacar striker Timnas Irfan Bachdim, Jennifer Jasmin Kurniawan, misalnya, yang dalam halaman twitternya @JenniferBachdim menulis: "Indonesia kalah, `but I still support Timnas, and we can do it on Wednesday! be gonna beat them 5-0 !!!`"
Juga dari Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, pengamat ekonomi Faisal Basri dan banyak lagi lainnya.
Bukan untuk menambah beban tentunya, harapan-harapan yang diutarakan para pendukung tidak lain bentuk dukungan moril bagi Timnas yang diharapkan bisa bermain "lepas" tanpa beban di "rumah" sendiri seperti laga-laga kandang sebelumnya.
Berilah dukungan dengan sportif, jangan balas "kecurangan" suporter Malaysia, tapi balaslah kekalahan di Bukit Jalil dengan gempuran gol-gol kemenangan.
Bravo Timnas!!
Senin, 27 Desember 2010 11:04 WIB
Pesepakbola timnas Indonesia M. Ridhwan menghindari tekel pesepakbola Malaysia Kunanlan Subramanianpada pertandingan final leg pertama AFF Suzuki Cup di stadion nasional Bukit Jalil, Selangor, Malaysia, Minggu (26/12)
Jakarta
Sedih, kecewa, dan beban berat harus ditanggung "Tim Garuda" --julukan penuh gelora nasionalisme untuk tim nasional sepak bola Indonesia--setelah ditaklukkan tuan rumah Malaysia 3-0.
Sedih, karena di luar dugaan timnas Indonesia yang bertabur pujian, dukungan, doa, dan melangkah mulus di pertandingan-pertandingan sebelumnya, telah dibuat tidak berdaya oleh aksi Safee bersama rekan-rekannya di babak kedua laga leg pertama final Piala AFF 2010.
Barisan merah suporter Indonesia yang semula gemuruh di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, berubah lesu dengan raut-raut muka sedih ketika gol demi gol bersarang ke jala gawang Tim Merah Putih yang dijaga Markus Horison.
Sungguh tidak ada yang mengira, Indonesia yang bermain bagus sepanjang babak pertama dan beberapa kali menciptakan peluang, tiba-tiba seperti kehilangan nyawa, pertahanannya morat-marit persis setelah mereka memrotes keras kilat-kilat lampu laser yang menyasar mata pemain-pemain Indonesia.
Campur tangan suporter Malaysia mempengaruhi pemain lawan memang sudah selayaknya diprotes, dan bukan tanpa alasan kiper Markus Horison memilih meninggalkan sarangnya sembari mengajak-serta rekannya untuk mogok bermain.
Karena, hanya dengan cara itulah "kecurangan" orang di luar lapangan yang dikeluhkan para pemain Indonesia, terutama Markus, sejak awal pertandingan, menjadi perhatian serius pihak Malaysia.
Setelah terhenti beberapa saat ketika terjadi beberapa perundingan di dalam dan di luar lapangan, pertandingan pun dilanjutkan meski tetap sesekali sorot lampu laser mengenai muka pemain-pemain Indonesia.
Sedikit lega awalnya, karena teror sinar laser berkurang, namun rupanya saat itu pulalah "senjata laser" ampuh suporter Malaysia sepertinya sukses memecah jantung konsentrasi kubu tim Indonesia.
Betapa tidak, "Tim Garuda" yang sejak babak pertama tampak lebih dominan, menjadi tampak lemah di beberapa titik, terutama barisan pertahanannya.
Kegundahan, kekesalan, bahkan mungkin kemarahan karena sinar laser, harus diakui telah membuat para pemain Indonesia pada pertengahan babak kedua kehilangan konsentrasi, umpan kurang akurat, bola lepas, dan memang itulah yang diinginkan suporter tuan rumah.
Hilangnya konsentrasi dan kepercayaan diri Firman Utina dan kawan-kawan, rupanya dimanfaatkan dengan jitu oleh pemain Malaysia hingga pada menit ke-61, gol pertama "kebangkitan" tuan rumah pun tercipta melalui Safee, pemain tajam yang disebut-sebut sekelas Christian Gonzales.
Merasa di atas angin, penyerang-penyerang Malaysia pun terus menekan dengan mental lebih "tebal" dan lepas hingga Mohammad Ashari memperbesar keunggulan tuan rumah via gol yang hanya berselang enam menit kemudian.
Alih-alih hendak memperkecil ketertinggalan, Indonesia justru kembali dikejutkan dengan gol kedua Safee pada menit ke-73 yang membawa Malaysia memenangi pertandingan leg pertama Final Piala AFF Suzuki 2010 dengan skor 3-0.
KecewaKecewa? Indonesia jelas kecewa dengan hasil di Bukit Jalil, termasuk barangkali para pemain kita, tetapi yang lebih mengecewakan lagi terjadinya kerusuhan dalam penjualan tiket di Stadion Gelora Bung Karno, tempat pertandingan leg kedua akan digelar 29 Desember nanti.
Kejadian itu seolah kian menebalkan citra buruk pendukung sepak bola di Indonesia yang "suka" kekerasan dan anarkis. Siapa sebenarnya mereka? Suporter atau rioters (perusuh)? Kalau pendukung kenapa justru berulah mengancam dan bisa merugikan tim yang dibelanya?
Sadarkah mereka, bila kejadian tersebut bisa saja membuat pertandingan final leg kedua gagal digelar di Jakarta, mungkin di daerah lain atau bahkan di negara lain.
Sungguh kejadian yang sangat tidak diharapkan atau memang kita mungkin menganggapnya "ringan" saja karena sudah begitu terbiasa.
Berbagai isu pun mencuat setelah peristiwa memalukan itu, diantaranya tudingan manajemen penyelenggaraan yang buruk, politisisasi PSSI, dan yang merisaukan adalah buruknya mentalitas dan moral masyarakat kita yang begitu akrab dengan kerusuhan.
Apa pun akar persoalannya, sudah semestinya pemerintah dan pemangku kepentingan persepakbolaan segera memperbaikinya kalau ingin awal kebangkitan sepak bola "Merah Putih" pada Piala AFF 2010 ini berlanjut pada masa mendatang.
Beban Berat
Dengan kekalahan 0-3 pada pertandingan "sarat laser" di Bukit Jalil menimbulkan beban berat bagi Timnas Indonesia di pertandingan leg kedua final nanti, karena setidaknya kita harus bisa menyarangkan 4 gol tanpa kebobolan.
"Sulit untuk memenangkan pertandingan kedua untuk merebut juara," kata pelatih Timnas Alfred Riedl usai pertandingan.
Tetapi, bukan berarti tidak ada harapan, sebagaimana diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berpesan "tidak perlu berkecil hati", masih ada hari esok, yang penting seluruh rakyat Indonesia tetap memberikan dukungan dan berdoa demi keberhasilan Timnas.
Satu-satunya harapan adalah di Gelora Bung Karno 29 Desember mendatang, dan tidak perlu berkecil hati memang, karena dukungan dari berbagai kalangan tetap mengalir untuk Timnas Indonesia yang sudah berjuang sekuat tenaga di kandang lawan.
Pacar striker Timnas Irfan Bachdim, Jennifer Jasmin Kurniawan, misalnya, yang dalam halaman twitternya @JenniferBachdim menulis: "Indonesia kalah, `but I still support Timnas, and we can do it on Wednesday! be gonna beat them 5-0 !!!`"
Juga dari Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, pengamat ekonomi Faisal Basri dan banyak lagi lainnya.
Bukan untuk menambah beban tentunya, harapan-harapan yang diutarakan para pendukung tidak lain bentuk dukungan moril bagi Timnas yang diharapkan bisa bermain "lepas" tanpa beban di "rumah" sendiri seperti laga-laga kandang sebelumnya.
Berilah dukungan dengan sportif, jangan balas "kecurangan" suporter Malaysia, tapi balaslah kekalahan di Bukit Jalil dengan gempuran gol-gol kemenangan.
Bravo Timnas!!
Hatta: Investasi dan Ekspor Naik 2010
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 17:24 WIB
Jakarta
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa iklim investasi dan ekspor secara keseluruhan menyumbang peningkatan perekonomian Indonesia pada 2010.
"Secara keseluruhan iklim investasi dan ekspor kita luar biasa. Itu di atas target semua, pertumbuhannya cukup bagus. Balance of trade kita juga masih bagus, positif," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Senin.
Ia juga menjelaskan sektor manufaktur juga telah tumbuh di atas angka 4 persen, dan diharapkan pada 2011 dapat lebih tumbuh dari angka tersebut karena sektor ini penting karena dapat menyerap tenaga kerja yang besar.
"Manufaktur kita, tumbuh walau belum menggembirakan, belum kembali pada masa sebelum krisis 1998 di mana pertumbuhan manufaktur kita double digit, tapi trendnya sudah tumbuh, di atas 4 persen. Pada 2011 kita sudah harus diatas itu lagi, karena manufaktur sangat penting dalam menyerap lapangan kerja yang cukup besar," ujar Hatta.
Selain itu menurut Hatta, pada 2011, pemerintah akan mengembangkan industri hilir dengan pemberian insentif dan disinsentif kepada para investor yang akan menanamkan modal pada industri ini terutama pada komoditas unggulan.
"Kita (akan) membicarakan insentif dan disinsentif soal-soal yang berkaitan dengan komoditas yang menjadi unggulan-unggulan kita, baik pertambangan maupun dari sisi pertanian," ujarnya.
Namun, lanjut dia, masih ada beberapa hal yang menjadi hal yang menjadi kekhawatiran pemerintah pada 2010 seperti adanya defisit neraca perdagangan minyak dan gas, karena impor dan konsumsi yang meningkat.
Pemerintah akan mengantisipasi dalam menyiapkan pasokan dan menyiagakan permintaan, khususnya persediaan minyak bumi.
Menurut Hatta, dari segi pasokan, pemerintah berupaya meningkatkan produksi dengan membangun kilang sedangkan dari segi permintaan, pemerintah akan memberlakukan penghematan.
"Langkah pertama me-manage supply, dalam arti meningkatkan produksi dan membangun kilang. Langkah kedua, me-manage demand, penghematan," ujarnya.
Di masa mendatang, Hatta menyatakan pemerintah juga akan lebih mewaspadai inflasi karena akan mengganggu sektor pertanian dan pertambangan.
"Inflasi menjadi suatu tantangan tersendiri karena iklim ekstrim ini membuat terganggunya sistem distribusi, produksi, dan baik pada sektor pertanian atau pertambangan yang paling terkena pukulan. Padahal dua sektor itu menyumbangkan pertumbuhan yang cukup signifikan," ujarnya.
Senin, 27 Desember 2010 17:24 WIB
Jakarta
Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bahwa iklim investasi dan ekspor secara keseluruhan menyumbang peningkatan perekonomian Indonesia pada 2010.
"Secara keseluruhan iklim investasi dan ekspor kita luar biasa. Itu di atas target semua, pertumbuhannya cukup bagus. Balance of trade kita juga masih bagus, positif," ujarnya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian di Jakarta, Senin.
Ia juga menjelaskan sektor manufaktur juga telah tumbuh di atas angka 4 persen, dan diharapkan pada 2011 dapat lebih tumbuh dari angka tersebut karena sektor ini penting karena dapat menyerap tenaga kerja yang besar.
"Manufaktur kita, tumbuh walau belum menggembirakan, belum kembali pada masa sebelum krisis 1998 di mana pertumbuhan manufaktur kita double digit, tapi trendnya sudah tumbuh, di atas 4 persen. Pada 2011 kita sudah harus diatas itu lagi, karena manufaktur sangat penting dalam menyerap lapangan kerja yang cukup besar," ujar Hatta.
Selain itu menurut Hatta, pada 2011, pemerintah akan mengembangkan industri hilir dengan pemberian insentif dan disinsentif kepada para investor yang akan menanamkan modal pada industri ini terutama pada komoditas unggulan.
"Kita (akan) membicarakan insentif dan disinsentif soal-soal yang berkaitan dengan komoditas yang menjadi unggulan-unggulan kita, baik pertambangan maupun dari sisi pertanian," ujarnya.
Namun, lanjut dia, masih ada beberapa hal yang menjadi hal yang menjadi kekhawatiran pemerintah pada 2010 seperti adanya defisit neraca perdagangan minyak dan gas, karena impor dan konsumsi yang meningkat.
Pemerintah akan mengantisipasi dalam menyiapkan pasokan dan menyiagakan permintaan, khususnya persediaan minyak bumi.
Menurut Hatta, dari segi pasokan, pemerintah berupaya meningkatkan produksi dengan membangun kilang sedangkan dari segi permintaan, pemerintah akan memberlakukan penghematan.
"Langkah pertama me-manage supply, dalam arti meningkatkan produksi dan membangun kilang. Langkah kedua, me-manage demand, penghematan," ujarnya.
Di masa mendatang, Hatta menyatakan pemerintah juga akan lebih mewaspadai inflasi karena akan mengganggu sektor pertanian dan pertambangan.
"Inflasi menjadi suatu tantangan tersendiri karena iklim ekstrim ini membuat terganggunya sistem distribusi, produksi, dan baik pada sektor pertanian atau pertambangan yang paling terkena pukulan. Padahal dua sektor itu menyumbangkan pertumbuhan yang cukup signifikan," ujarnya.
Pemerintah Tukar Obligasi Negara Rp0,27 Triliun
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 17:22 WIB
Jakarta
Pemerintah menukar obligasi negara senilai Rp0,27 triliun yang semula jatuh tempo 2011 hingga 2018 menjadi jatuh tempo 2021 melalui lelang pembelian kembali dengan cara penukaran pada Senin.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan, Yudi Pramadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menjelaskan jumlah penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang sebesar Rp0,60 triliun.
Pelaksanaan lelang pembelian kembali obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch) ini menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS).
"Jumlah atau nilai nominal yang dimenangkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp0,27 trilliun," tegas Yudi.
Menurut dia, dalam lelang ini, peserta lelang menawarkan delapan seri obligasi negara dari 28 seri obligasi negara yang jatuh tempo mulai tahun 2011 sampai dengan 2018.
Obligasi negara yang ditawarkan tersebut adalah seri FR0017, VR0018, FR0026, FR0027, VR0022, FR0030, FR0028, dan FR0032.
Sementara obligasi negara penukar (destination bond) adalah seri FR0053 yang jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2021 dengan tingkat kupon sebesar 8,25 persen.
Harga penawaran seri FR0053 ini adalah sebesar 102,15 persen. Bunga berjalan per unit Obligasi Negara seri FR0053 pada saat setelmen tanggal 30 Desember 2010 sebesar Rp37.663.
"Setelmen hasil pelaksanaan lelang akan dilaksanakan pada 30 Desember 2010 sesuai peraturan yang berlaku," ujarnya.
Senin, 27 Desember 2010 17:22 WIB
Jakarta
Pemerintah menukar obligasi negara senilai Rp0,27 triliun yang semula jatuh tempo 2011 hingga 2018 menjadi jatuh tempo 2021 melalui lelang pembelian kembali dengan cara penukaran pada Senin.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan, Yudi Pramadi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menjelaskan jumlah penawaran yang disampaikan oleh peserta lelang sebesar Rp0,60 triliun.
Pelaksanaan lelang pembelian kembali obligasi negara dengan cara penukaran (debt switch) ini menggunakan fasilitas Ministry of Finance Dealing System (MOFiDS).
"Jumlah atau nilai nominal yang dimenangkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp0,27 trilliun," tegas Yudi.
Menurut dia, dalam lelang ini, peserta lelang menawarkan delapan seri obligasi negara dari 28 seri obligasi negara yang jatuh tempo mulai tahun 2011 sampai dengan 2018.
Obligasi negara yang ditawarkan tersebut adalah seri FR0017, VR0018, FR0026, FR0027, VR0022, FR0030, FR0028, dan FR0032.
Sementara obligasi negara penukar (destination bond) adalah seri FR0053 yang jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2021 dengan tingkat kupon sebesar 8,25 persen.
Harga penawaran seri FR0053 ini adalah sebesar 102,15 persen. Bunga berjalan per unit Obligasi Negara seri FR0053 pada saat setelmen tanggal 30 Desember 2010 sebesar Rp37.663.
"Setelmen hasil pelaksanaan lelang akan dilaksanakan pada 30 Desember 2010 sesuai peraturan yang berlaku," ujarnya.
Indeks BEI Naik 13,74 Poin Meski Pasar Lengang
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 17:19 WIB
Jakarta
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Senin kurang ramai karena investor mengurangi aktivitas menjelang tahun baru, namun aksi beli telah mampu mengangkat indeks harga saham gabungan.
IHSG BEI ditutup naik 13,74 poin atau 0,38 persen ke level 3.625,27, sedangkan kelompok 45 saham unggulan (Indeks LQ45) juga menguat 3,483 poin (0,54 persen) ke level 647,59.
Tercatat perdagangan saham pada hari ini bergerak sedikit kurang ramai dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 2,006 miliar lembar saham dari 60.362 transaksi dan nilai Rp1,870 triliun.
Saham yang melemah mendominasi pada perdagangan hari ini sebanyak 130 saham, 84 saham menguat, dan 82 saham tidak bergerak.
Analis dari millenium Danathama Securities Ahmad Riyadi mengatakan, penguatan indeks didorong oleh saham-saham sektor pertambangan seperti saham Indo Tambangraya (ITMG), Aneka Tambang (ANTM), Tambang Bukit Asam (PTBA). Tercatat saham-saham sektor tambang menguat 34,37 ke posisi 3.181,65.
"Naiknya harga batubara dari 7,69 dolar AS per Metrik Ton (MT) menjadi 124,75 dolar AS MT mendorong saham pertambangan menguat dan berimbas pada indeks BEI yang ditutup menguat," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, asing yang melakukan aksi beli saham-saham yang diperdagangkan di bursa dalam negeri memberi sentimen positif sehingga tercatat beli bersih asing (foreign net buy) senilai Rp565,542 miliar.
Ahmad memprediksi untuk perdagangan selanjutnya (Selasa, 28/12) indeks BEI akan bergerak di kisaran support resistance 3.600 poin hingga 3.650 poin.
Sementara saham yang menguat diantaranya, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp1.500 ke Rp51.850, Astra International (ASII) naik Rp950 ke Rp53.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp600 ke Rp39.000, Tambang Bukit Asam (PTBA) naik Rp450 ke Rp21.650.
Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng melemah 69,17 poin (0,30 persen) ke level 22.833,80, Indeks Nikkei-225 naik 76,80 poin (0,75 persen) ke level 10.355,99, dan Indeks Straits Times menguat 15,56 poin (0,49 persen) ke level 3.159,36.
Senin, 27 Desember 2010 17:19 WIB
Jakarta
Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia Senin kurang ramai karena investor mengurangi aktivitas menjelang tahun baru, namun aksi beli telah mampu mengangkat indeks harga saham gabungan.
IHSG BEI ditutup naik 13,74 poin atau 0,38 persen ke level 3.625,27, sedangkan kelompok 45 saham unggulan (Indeks LQ45) juga menguat 3,483 poin (0,54 persen) ke level 647,59.
Tercatat perdagangan saham pada hari ini bergerak sedikit kurang ramai dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 2,006 miliar lembar saham dari 60.362 transaksi dan nilai Rp1,870 triliun.
Saham yang melemah mendominasi pada perdagangan hari ini sebanyak 130 saham, 84 saham menguat, dan 82 saham tidak bergerak.
Analis dari millenium Danathama Securities Ahmad Riyadi mengatakan, penguatan indeks didorong oleh saham-saham sektor pertambangan seperti saham Indo Tambangraya (ITMG), Aneka Tambang (ANTM), Tambang Bukit Asam (PTBA). Tercatat saham-saham sektor tambang menguat 34,37 ke posisi 3.181,65.
"Naiknya harga batubara dari 7,69 dolar AS per Metrik Ton (MT) menjadi 124,75 dolar AS MT mendorong saham pertambangan menguat dan berimbas pada indeks BEI yang ditutup menguat," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, asing yang melakukan aksi beli saham-saham yang diperdagangkan di bursa dalam negeri memberi sentimen positif sehingga tercatat beli bersih asing (foreign net buy) senilai Rp565,542 miliar.
Ahmad memprediksi untuk perdagangan selanjutnya (Selasa, 28/12) indeks BEI akan bergerak di kisaran support resistance 3.600 poin hingga 3.650 poin.
Sementara saham yang menguat diantaranya, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp1.500 ke Rp51.850, Astra International (ASII) naik Rp950 ke Rp53.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp600 ke Rp39.000, Tambang Bukit Asam (PTBA) naik Rp450 ke Rp21.650.
Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng melemah 69,17 poin (0,30 persen) ke level 22.833,80, Indeks Nikkei-225 naik 76,80 poin (0,75 persen) ke level 10.355,99, dan Indeks Straits Times menguat 15,56 poin (0,49 persen) ke level 3.159,36.
BI Diharapkan Pertahankan Suku Bunganya
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 16:11 WIB
Jakarta
Pengamat pasar uang, Farial Anwar, memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate), meski laju inflasi pada 2011 meningkat, akibat kenaikan harga komoditas dan harga minyak mentah dunia.
Harga minyak mentah dunia diperkirakan akan dapat menembus angka 100 dolar AS per barel, karena tingginya permintaan pasar akibat musim dingin yang terjadi di kawasan Eropa, katanya di Jakarta, Senin.
Farial Anwar, yang juga Direktur Currency Management Group, mengatakan bahwa apabila harga minyak mentah dunia menembus level 100 dolar AS, BI diharapkan dapat mempertahankan BI Rate tetap pada level 6,5 persen.
Karena BI Rate pada level 6,5 persen masih akan dapat mempertahankan likuiditas rupiah masih tetap terjaga, ujarnya.
Apabila BI menaikkan BI Rate, maka arus modal asing dalam jangka pendek akan membanjiri pasar, mereka akan masuk instrumen Bank Indonesia dan pasar saham.
"Kami optimis BI masih dapat mempertahankannya meski laju inflasi cenderung menguat," ucapnya.
Farial Anwar mengatakan, harga minyak mentah dunia jenis brent saat ini mencapai lebih dari 93 dolar AS per barel bahkan sempat mencapai level 94.
Permintaan pasar yang tinggi akan memicu harga minyak mentah dunia terus meningkat, karena para anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) masih belum mau meningkatkan stoknya di pasar, katanya.
Kondisi ini, menurut dia akan memberikan beban yang lebih berat kepada Pemerintah Indonesia terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mensubsidi dana ke sektor tersebut.
Selain itu juga akan menekan rupiah makin terpuruk, karena kenaikan harga minyak mentah mendorong dolar AS terus menguat, ucapnya.
Senin, 27 Desember 2010 16:11 WIB
Jakarta
Pengamat pasar uang, Farial Anwar, memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate), meski laju inflasi pada 2011 meningkat, akibat kenaikan harga komoditas dan harga minyak mentah dunia.
Harga minyak mentah dunia diperkirakan akan dapat menembus angka 100 dolar AS per barel, karena tingginya permintaan pasar akibat musim dingin yang terjadi di kawasan Eropa, katanya di Jakarta, Senin.
Farial Anwar, yang juga Direktur Currency Management Group, mengatakan bahwa apabila harga minyak mentah dunia menembus level 100 dolar AS, BI diharapkan dapat mempertahankan BI Rate tetap pada level 6,5 persen.
Karena BI Rate pada level 6,5 persen masih akan dapat mempertahankan likuiditas rupiah masih tetap terjaga, ujarnya.
Apabila BI menaikkan BI Rate, maka arus modal asing dalam jangka pendek akan membanjiri pasar, mereka akan masuk instrumen Bank Indonesia dan pasar saham.
"Kami optimis BI masih dapat mempertahankannya meski laju inflasi cenderung menguat," ucapnya.
Farial Anwar mengatakan, harga minyak mentah dunia jenis brent saat ini mencapai lebih dari 93 dolar AS per barel bahkan sempat mencapai level 94.
Permintaan pasar yang tinggi akan memicu harga minyak mentah dunia terus meningkat, karena para anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) masih belum mau meningkatkan stoknya di pasar, katanya.
Kondisi ini, menurut dia akan memberikan beban yang lebih berat kepada Pemerintah Indonesia terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mensubsidi dana ke sektor tersebut.
Selain itu juga akan menekan rupiah makin terpuruk, karena kenaikan harga minyak mentah mendorong dolar AS terus menguat, ucapnya.
Rupiah Sore Tetap Rp9.035 per Dolar AS
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 16:04 WIB
Jakarta
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin sore masih belum bergerak tetap di level Rp9.035 hingga Rp9.045 per dolar AS, karena pelaku masih menyambut liburan panjang akhir 2010.
Pelaku pasar baik lokal maupun asing sedang memfokuskan perhatian menyambut datangnya liburan panjang yang hanya terjadi dalam setahun sekali, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin.
Kostaman Thayib mengatakan, rupiah sepanjang Senin hampir tidak bergerak, karena kegiatan pasar sangat sepi.
Pasar uang tanpa ada permintaan konsumen maka kegiatan pasar tidak ada artinya, ujarnya.
Menurut dia, pelaku pasar terlihat mempersiapkan diri menyambut datangnya liburan panjang dengan melakukan kegiataan wisata ke berbagai daerah maupun ke , mereka lebih cenderung berlibur dengan menonton bersama keluarga atau jalan-jalan ke rumah familinya, katanya.
Rupiah, menurut dia dengan masih adanya pelaku asing di pasar domestik, maka peluang untuk naik masih cukup besar.
Pelaku asing yang masih berdiam di pasar domestik merupakan faktor utama yang akan memicu rupiah untuk bisa bergerak naik.
Karena itu, peluang rupiah untuk kembali masih cukup besar hanya menunggu waktu saja, tergantung dari cepat atau lambat pelaku asing masuk ke pasar, tuturnya.
Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6,4 persen bahkan bisa lebih apabila sektor dapat tumbuh lebih baik yang didukung oleh sarana infrastruktur yang memadai.
"Kami optimis Indonesia masih merupakan pasar potensial bagi pelaku asing yang ingin menginvestasikan dananya di pasar saham maupun pasar uang, " ucapnya.
Senin, 27 Desember 2010 16:04 WIB
Jakarta
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin sore masih belum bergerak tetap di level Rp9.035 hingga Rp9.045 per dolar AS, karena pelaku masih menyambut liburan panjang akhir 2010.
Pelaku pasar baik lokal maupun asing sedang memfokuskan perhatian menyambut datangnya liburan panjang yang hanya terjadi dalam setahun sekali, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin.
Kostaman Thayib mengatakan, rupiah sepanjang Senin hampir tidak bergerak, karena kegiatan pasar sangat sepi.
Pasar uang tanpa ada permintaan konsumen maka kegiatan pasar tidak ada artinya, ujarnya.
Menurut dia, pelaku pasar terlihat mempersiapkan diri menyambut datangnya liburan panjang dengan melakukan kegiataan wisata ke berbagai daerah maupun ke , mereka lebih cenderung berlibur dengan menonton bersama keluarga atau jalan-jalan ke rumah familinya, katanya.
Rupiah, menurut dia dengan masih adanya pelaku asing di pasar domestik, maka peluang untuk naik masih cukup besar.
Pelaku asing yang masih berdiam di pasar domestik merupakan faktor utama yang akan memicu rupiah untuk bisa bergerak naik.
Karena itu, peluang rupiah untuk kembali masih cukup besar hanya menunggu waktu saja, tergantung dari cepat atau lambat pelaku asing masuk ke pasar, tuturnya.
Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan mencapai 6,4 persen bahkan bisa lebih apabila sektor dapat tumbuh lebih baik yang didukung oleh sarana infrastruktur yang memadai.
"Kami optimis Indonesia masih merupakan pasar potensial bagi pelaku asing yang ingin menginvestasikan dananya di pasar saham maupun pasar uang, " ucapnya.
Wah, Realisasi Pajak di Yogyakarta Capai 103,56 Persen
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 15:29 WIB
Yogyakarta
Realisasi pajak daerah Kota Yogyakarta hingga menjelang tutup buku 2011 telah mencapai 103,56 persen atau melebihi target yang ditetapkan sebelumnya Rp75,2 miliar.
"Per 27 Desember pukul 12.30 WIB, realisasi pajak daerah di Kota Yogyakarta telah mencapai Rp77,8 miliar atau lebih dari target," kata Kepala Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta Titik Sulastri di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dari enam jenis pajak daerah yang dikelola Dinas Pajak Daerah ada satu jenis pajak yang masih di bawah target yaitu pajak reklame.
Hingga menjelang akhir tahun, realisasi pajak reklame baru mencapai 87,63 persen dari target Rp5,1 miliar atau baru terealisasi Rp4,468 miliar.
"Penyumbang pajak reklame terbesar adalah dari reklame insidental, tetapi untuk tahun ini jenis reklame insidental tidak terlalu banyak sehingga realisasi pajak reklame pun menurun," kata Titik.
Ia berharap, sejumlah acara yang digelar untuk memperingati tahun baru dapat mendongkrak pencapaian target pajak reklame.
Konstribusi pajak terbesar berasal dari pajak hotel Rp32,4 miliar, kemudian pajak penerangan jalan umum Rp22,3 miliar dan pajak restoran sebesar Rp13,2 miliar.
Titik mengatakan, penerimaan daerah dari pajak hotel sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan pada November saat terjadi erupsi Gunung Merapi.
Pada bulan tersebut, penerimaan pajak dari hotel adalah sekitar Rp1,3 miliar, padahal pada November tahun sebelumnya bisa mencapai Rp2,9 miliar.
Pendapatan dari pajak daerah menyumbang konstribusi paling besar pada pendapatan asli daerah, yaitu sekitar 42 persen.
Setiap tahun, Pemerintah Kota Yogyakarta terus meningkatkan target pajak daerah sesuai dengan peningkatan potensi pajak di kota tersebut.
Pada 2010, target pajak daerah adalah Rp66,9 miliar dan mampu terealisasi sebesar Rp71,8 miliar.
Kepala Bidang Pajak Daerah DPDPK Kota Yogyakarta Wisnu Budi Irianto mengatakan, pada 2011, juga akan ada tambahan pendapatan pajak daerah dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan pajak air tanah serta pajak sarang burung walet.
"Pemkot tidak lagi akan mendapat bagi hasil dari BPHTB dan pajak air tanah dari Pemerintah Provinsi DIY karena kedua pajak tersebut sudah akan sepenuhnya dikelola oleh pemkot," katanya.
Senin, 27 Desember 2010 15:29 WIB
Yogyakarta
Realisasi pajak daerah Kota Yogyakarta hingga menjelang tutup buku 2011 telah mencapai 103,56 persen atau melebihi target yang ditetapkan sebelumnya Rp75,2 miliar.
"Per 27 Desember pukul 12.30 WIB, realisasi pajak daerah di Kota Yogyakarta telah mencapai Rp77,8 miliar atau lebih dari target," kata Kepala Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta Titik Sulastri di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dari enam jenis pajak daerah yang dikelola Dinas Pajak Daerah ada satu jenis pajak yang masih di bawah target yaitu pajak reklame.
Hingga menjelang akhir tahun, realisasi pajak reklame baru mencapai 87,63 persen dari target Rp5,1 miliar atau baru terealisasi Rp4,468 miliar.
"Penyumbang pajak reklame terbesar adalah dari reklame insidental, tetapi untuk tahun ini jenis reklame insidental tidak terlalu banyak sehingga realisasi pajak reklame pun menurun," kata Titik.
Ia berharap, sejumlah acara yang digelar untuk memperingati tahun baru dapat mendongkrak pencapaian target pajak reklame.
Konstribusi pajak terbesar berasal dari pajak hotel Rp32,4 miliar, kemudian pajak penerangan jalan umum Rp22,3 miliar dan pajak restoran sebesar Rp13,2 miliar.
Titik mengatakan, penerimaan daerah dari pajak hotel sempat mengalami penurunan yang cukup signifikan pada November saat terjadi erupsi Gunung Merapi.
Pada bulan tersebut, penerimaan pajak dari hotel adalah sekitar Rp1,3 miliar, padahal pada November tahun sebelumnya bisa mencapai Rp2,9 miliar.
Pendapatan dari pajak daerah menyumbang konstribusi paling besar pada pendapatan asli daerah, yaitu sekitar 42 persen.
Setiap tahun, Pemerintah Kota Yogyakarta terus meningkatkan target pajak daerah sesuai dengan peningkatan potensi pajak di kota tersebut.
Pada 2010, target pajak daerah adalah Rp66,9 miliar dan mampu terealisasi sebesar Rp71,8 miliar.
Kepala Bidang Pajak Daerah DPDPK Kota Yogyakarta Wisnu Budi Irianto mengatakan, pada 2011, juga akan ada tambahan pendapatan pajak daerah dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan pajak air tanah serta pajak sarang burung walet.
"Pemkot tidak lagi akan mendapat bagi hasil dari BPHTB dan pajak air tanah dari Pemerintah Provinsi DIY karena kedua pajak tersebut sudah akan sepenuhnya dikelola oleh pemkot," katanya.
Pemerintah Harus Lindungi Dunia Usaha Dalam Negeri
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 15:25 WIB
Jakarta
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi menyatakan, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada dunia usaha dalam negeri agar mereka bisa berbisnis lebih baik.
Pemerintah saat ini dinilai belum memberikan perlindungan yang berarti kepada dunia usaha dalam negeri, bahkan lebih suka membuka peluang kepada investor asing, katanya di Jakarta, Senin.
Karena itu, menurut dia, kemandirian ekonomi nasional masih belum dapat terwujud dengan baik.
Sofyan Wanandi mengatakan, dunia usaha Indonesia masih mengalami tekanan baik eksternal maupun internal yang menghambat pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh lebih kencang.
Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diperkirakan mencapai 6,4 persen masih belum dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ekonomi harus tumbuh di atas 6,7 persen sehingga peluang untuk lapangan kerja akan dapat diperoleh, katanya.
Untuk mencapai ekonomi 6,7 persen, lanjut dia, pemerintah harus menyediakan infrastruktur seperti listrik, sarana angkutan, suku bunga yang rendah dan mengurangi biaya-biaya tinggi.
Suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini tertinggi mencapai 6,5 persen, sedangkan bank sentral negara lain di Asia sudah mendekati nol persen, katanya.
Kalau dibandingkan dengan negara lain di Asia, lanjut dia,
pertumbuhan ekonomi 6,7 persen masih lebih kecil. Perekonomian Filipina diperkirakan tumbuh 8,2 persen, sementara Malaysia dan Thailand masing-masing delapan persen.
Selain itu pertumbuhan perekonomian Vietnam mencapai sembilan persen, China 11 - 12 persen dan di Singapura mencapai 15 persen, katanya.
Menurut dia, tingginya pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia, karena pemerintahnya sangat peduli terhadap dunia usahanya, bahkan memberikan proteksi khusus bagi sektor-sektor strategis.
Karena itu, pengusaha domestik harus dilindungi oleh pemerintah yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional, ujarnya.
China dan Amerika Serikat misalnya melakukan proteksi bagi sektor-sektor strategis yang berpengaruh terhadap ketahanan dan kemandirian ekonomi nasionalnya.
Ia mengatakan, pemerintah terkesan pro-asing yang terlihat dari banyaknya produk-produk dari luar negeri masuk ke pasar domestik seperti dari China.
Senin, 27 Desember 2010 15:25 WIB
Jakarta
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi menyatakan, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada dunia usaha dalam negeri agar mereka bisa berbisnis lebih baik.
Pemerintah saat ini dinilai belum memberikan perlindungan yang berarti kepada dunia usaha dalam negeri, bahkan lebih suka membuka peluang kepada investor asing, katanya di Jakarta, Senin.
Karena itu, menurut dia, kemandirian ekonomi nasional masih belum dapat terwujud dengan baik.
Sofyan Wanandi mengatakan, dunia usaha Indonesia masih mengalami tekanan baik eksternal maupun internal yang menghambat pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh lebih kencang.
Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diperkirakan mencapai 6,4 persen masih belum dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ekonomi harus tumbuh di atas 6,7 persen sehingga peluang untuk lapangan kerja akan dapat diperoleh, katanya.
Untuk mencapai ekonomi 6,7 persen, lanjut dia, pemerintah harus menyediakan infrastruktur seperti listrik, sarana angkutan, suku bunga yang rendah dan mengurangi biaya-biaya tinggi.
Suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini tertinggi mencapai 6,5 persen, sedangkan bank sentral negara lain di Asia sudah mendekati nol persen, katanya.
Kalau dibandingkan dengan negara lain di Asia, lanjut dia,
pertumbuhan ekonomi 6,7 persen masih lebih kecil. Perekonomian Filipina diperkirakan tumbuh 8,2 persen, sementara Malaysia dan Thailand masing-masing delapan persen.
Selain itu pertumbuhan perekonomian Vietnam mencapai sembilan persen, China 11 - 12 persen dan di Singapura mencapai 15 persen, katanya.
Menurut dia, tingginya pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia, karena pemerintahnya sangat peduli terhadap dunia usahanya, bahkan memberikan proteksi khusus bagi sektor-sektor strategis.
Karena itu, pengusaha domestik harus dilindungi oleh pemerintah yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional, ujarnya.
China dan Amerika Serikat misalnya melakukan proteksi bagi sektor-sektor strategis yang berpengaruh terhadap ketahanan dan kemandirian ekonomi nasionalnya.
Ia mengatakan, pemerintah terkesan pro-asing yang terlihat dari banyaknya produk-produk dari luar negeri masuk ke pasar domestik seperti dari China.
Presiden Pimpin Rapat Dengarkan BI
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 15:20 WIB
Jakarta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat kabinet terbatas untuk mendengarkan paparan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution tentang pergerakan perekonomian dan kebijakan Bank Indonesia.
Rapat yang juga dihadiri Wakil Presiden Boediono dan menteri-menteri ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu II itu dilangsungkan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dalam pengantarnya di awal rapat, Presiden mengatakan evaluasi dan refleksi akhir tahun perlu dilakukan guna membuat perkiraan, proyeksi, dan sekaligus menetapkan agenda utama sebagai kelanjutan dari tugas pemerintah pada tahun-tahun mendatang.
Kepala Negara juga mengingatkan adanya peluang dan momentum bagus untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun-tahun mendatang yang tak boleh disia-siakan.
"Di bidang perekonomian, kita juga memahami ada potensi, peluang, dan sekaligus momentum yang baik yang tidak boleh kita sia-siakan untuk percepatan dan perluasan ekonomi nasional meskipun situasi ekonomi global belum pulih benar dari krisis yang terjadi di tahun 2008 dan 2009 setidak-tidaknya di kawasan Eropa dan juga di Amerika Serikat dan beberapa negara lain," tutur Presiden.
Meski demikian, lanjut dia, peluang pertumbuhan ekonomi tetap terbuka di wilayah Asia termasuk juga di Indonesia.
"Oleh karena itu, kita tidak boleh sekali lagi menyia-nyiakan peluang dan momentum sejarah seperti ini," ujarnya.
Presiden dalam pengantarnya mengingatkan agar kebijakan fiskal dan moneter harus terpaut sama lain sehingga menghasilkan pencapaian terbaik untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun sekaligus juga stabil dan kondusif.
"Tidak hanya kita lihat dari sisi pertumbuhan semata tapi juga dari sejauh mana kita bisa menciptakan lapangan kerja yang baru, menjaga inflasi, serta fundamental ekonomi yang lain agar makro ekonomi kita stabil dan kondusif bagi peningkatan pertumbuhan itu sendiri," jelasnya.
Kebijakan makro ekonomi yang tepat, lanjut Presiden, berdasarkan pengalaman telah menjadi penyangga sekaligus pergerakan sektor riil dan sektor keuangan.
"Oleh karena itu tepatlah kalau hari ini kita akan mendengarkan presentasi dari Gubernur Bank Indonesia yang didampingi para deputi gubernur untuk sebuah sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dengan kebijakan ekonomi yang lain," katanya.
Sementara itu , Menteri Perdagangan Mari Pangestu sebelum awal rapat mengatakan menjaga inflasi dan kestabilan harga adalah salah satu tugas berat yang harus dilakukan pada tahun mendatang.
Terlebih lagi, lanjut dia, akhir-akhir ini masalah gangguan iklim semakin nyata mengganggu produksi pertanian yang pada ujungnya dapat mempengaruhi pergerakan harga.
"Salah satu tugas utama kita tahun depan bagaimana menjaga kestabilan harga dan menjaga inflasi. Tahun depan kita harus bekerja lebih keras dan semoga gangguan-gangguan iklim bisa kita atasi dengan lebih baik. Itu salah satu pekerjaan rumah yang harus kita antisipasi," demikian Mari.
Senin, 27 Desember 2010 15:20 WIB
Jakarta
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat kabinet terbatas untuk mendengarkan paparan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution tentang pergerakan perekonomian dan kebijakan Bank Indonesia.
Rapat yang juga dihadiri Wakil Presiden Boediono dan menteri-menteri ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu II itu dilangsungkan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Dalam pengantarnya di awal rapat, Presiden mengatakan evaluasi dan refleksi akhir tahun perlu dilakukan guna membuat perkiraan, proyeksi, dan sekaligus menetapkan agenda utama sebagai kelanjutan dari tugas pemerintah pada tahun-tahun mendatang.
Kepala Negara juga mengingatkan adanya peluang dan momentum bagus untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun-tahun mendatang yang tak boleh disia-siakan.
"Di bidang perekonomian, kita juga memahami ada potensi, peluang, dan sekaligus momentum yang baik yang tidak boleh kita sia-siakan untuk percepatan dan perluasan ekonomi nasional meskipun situasi ekonomi global belum pulih benar dari krisis yang terjadi di tahun 2008 dan 2009 setidak-tidaknya di kawasan Eropa dan juga di Amerika Serikat dan beberapa negara lain," tutur Presiden.
Meski demikian, lanjut dia, peluang pertumbuhan ekonomi tetap terbuka di wilayah Asia termasuk juga di Indonesia.
"Oleh karena itu, kita tidak boleh sekali lagi menyia-nyiakan peluang dan momentum sejarah seperti ini," ujarnya.
Presiden dalam pengantarnya mengingatkan agar kebijakan fiskal dan moneter harus terpaut sama lain sehingga menghasilkan pencapaian terbaik untuk pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun sekaligus juga stabil dan kondusif.
"Tidak hanya kita lihat dari sisi pertumbuhan semata tapi juga dari sejauh mana kita bisa menciptakan lapangan kerja yang baru, menjaga inflasi, serta fundamental ekonomi yang lain agar makro ekonomi kita stabil dan kondusif bagi peningkatan pertumbuhan itu sendiri," jelasnya.
Kebijakan makro ekonomi yang tepat, lanjut Presiden, berdasarkan pengalaman telah menjadi penyangga sekaligus pergerakan sektor riil dan sektor keuangan.
"Oleh karena itu tepatlah kalau hari ini kita akan mendengarkan presentasi dari Gubernur Bank Indonesia yang didampingi para deputi gubernur untuk sebuah sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dengan kebijakan ekonomi yang lain," katanya.
Sementara itu , Menteri Perdagangan Mari Pangestu sebelum awal rapat mengatakan menjaga inflasi dan kestabilan harga adalah salah satu tugas berat yang harus dilakukan pada tahun mendatang.
Terlebih lagi, lanjut dia, akhir-akhir ini masalah gangguan iklim semakin nyata mengganggu produksi pertanian yang pada ujungnya dapat mempengaruhi pergerakan harga.
"Salah satu tugas utama kita tahun depan bagaimana menjaga kestabilan harga dan menjaga inflasi. Tahun depan kita harus bekerja lebih keras dan semoga gangguan-gangguan iklim bisa kita atasi dengan lebih baik. Itu salah satu pekerjaan rumah yang harus kita antisipasi," demikian Mari.
Taspen Buka Tiga Kantor Cabang Pembantu Baru
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 13:46 WIB
Jakarta
PT Taspen (persero) akan membuka tiga Kantor Cabang Pembantu (KCP), yaitu KCP Depok, KCP Tangerang dan KCP Bekasi terhitung 1 Januari 2011.
Sekretaris Perusahaan PT Taspen (persero), Faisal Rachman, dalam keterangannya di Jakarta, Senin menyebutkan, pembukaan kantor cabang pembantu tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Direksi PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Nomor: SK-38/DIR/2010.
"Hal ini merupakan bukti komitmen Taspen untuk senantiasa memberikan layanan yang terbaik sesuai visi dan misi serta mendekatkan kepada para peserta," ujarnya.
Menurut dia, kantor cabang pembantu tersebut akan melakukan proses penyelesaian jenis pembayaran dan hal lain seperti pembuatan Surat Permohonan Pembayaran Tabungan Hari Tua dan Pensiun pertama, dan Surat Permohonan Pembayaran Uang Duka Wafat, Surat Permohonan Tabungan Hari Tua Meninggal aktif, Mutasi Pensiun dan Kartu Peserta Taspen.
Faisal menjelaskan, upaya peningkatan pelayanan kepada peserta juga terus dilakukan dengan mempercepat waktu pelayanan melalui penyempurnaan sistem dan prosedur dengan penyederhanaan formulir SPP dari 22 jenis formulir menjadi satu jenis formulir.
Selain itu, proses penyelesaian klaim juga dipercepat dari tujuh titik proses klaim menjadi tiga titik proses dengan target mutu pelayanan Taspen.
Ia menjelaska,n bagi para peserta Taspen yaitu PNS aktif, Pejabat Negara maupun para Pensiunan PNS, Pejabat Negara dan penerima Tunjangan PKRI, Veteran yang berdomisili di wilayah kota Depok dapat menghubungi KCP Depok beralamat Jl Margonda Raya No.230 A.
Kemudian, bagi para peserta Taspen yang berdomisili di wilayah kota Tangerang, dapat menghubungi KCP Taspen Tangerang beralamat di Ruko Tangerang City Bolk A no.16 Jl Jenderal Sudirman No.1 Cikokol Tangerang.
Para peserta Taspen yang berdomisili di wilayah kota Bekasi dapat menghubungi KCP Bekasi berlokasi Jl Ir H Juanda No.137 Blok VI/7 Bekasi.
"Dengan dibukannya tiga KCP ini harapannya dapat memberikan manfaat kepada peserta seperti berkurangnya risiko perjalanan jauh, risiko kecelakaan di jalan, risiko keamanan, dan menghemat pengeluaran biaya transportasi serta menghemat waktu," ujar Faisal menambahkan.
Senin, 27 Desember 2010 13:46 WIB
Jakarta
PT Taspen (persero) akan membuka tiga Kantor Cabang Pembantu (KCP), yaitu KCP Depok, KCP Tangerang dan KCP Bekasi terhitung 1 Januari 2011.
Sekretaris Perusahaan PT Taspen (persero), Faisal Rachman, dalam keterangannya di Jakarta, Senin menyebutkan, pembukaan kantor cabang pembantu tersebut merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan Direksi PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Nomor: SK-38/DIR/2010.
"Hal ini merupakan bukti komitmen Taspen untuk senantiasa memberikan layanan yang terbaik sesuai visi dan misi serta mendekatkan kepada para peserta," ujarnya.
Menurut dia, kantor cabang pembantu tersebut akan melakukan proses penyelesaian jenis pembayaran dan hal lain seperti pembuatan Surat Permohonan Pembayaran Tabungan Hari Tua dan Pensiun pertama, dan Surat Permohonan Pembayaran Uang Duka Wafat, Surat Permohonan Tabungan Hari Tua Meninggal aktif, Mutasi Pensiun dan Kartu Peserta Taspen.
Faisal menjelaskan, upaya peningkatan pelayanan kepada peserta juga terus dilakukan dengan mempercepat waktu pelayanan melalui penyempurnaan sistem dan prosedur dengan penyederhanaan formulir SPP dari 22 jenis formulir menjadi satu jenis formulir.
Selain itu, proses penyelesaian klaim juga dipercepat dari tujuh titik proses klaim menjadi tiga titik proses dengan target mutu pelayanan Taspen.
Ia menjelaska,n bagi para peserta Taspen yaitu PNS aktif, Pejabat Negara maupun para Pensiunan PNS, Pejabat Negara dan penerima Tunjangan PKRI, Veteran yang berdomisili di wilayah kota Depok dapat menghubungi KCP Depok beralamat Jl Margonda Raya No.230 A.
Kemudian, bagi para peserta Taspen yang berdomisili di wilayah kota Tangerang, dapat menghubungi KCP Taspen Tangerang beralamat di Ruko Tangerang City Bolk A no.16 Jl Jenderal Sudirman No.1 Cikokol Tangerang.
Para peserta Taspen yang berdomisili di wilayah kota Bekasi dapat menghubungi KCP Bekasi berlokasi Jl Ir H Juanda No.137 Blok VI/7 Bekasi.
"Dengan dibukannya tiga KCP ini harapannya dapat memberikan manfaat kepada peserta seperti berkurangnya risiko perjalanan jauh, risiko kecelakaan di jalan, risiko keamanan, dan menghemat pengeluaran biaya transportasi serta menghemat waktu," ujar Faisal menambahkan.
PTPP Targetkan Raih Kontrak Senilai Rp3,7 Triliun
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 13:36 WIB
Jakarta
PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) perusahaan konstruksi dan investasi di Indonesia menargetkan pada Desember 2010 ini memperoleh kontrak baru sebesar Rp3,7 triliun.
Direktur Utama PTPP, Musyanif dalam siaran tertulis di Jakarta, Senin menyebutkan, kontrak itu antara lain Gedung Kejaksaan Ceger-Jakarta, Gedung BPPT Serpong senilai Rp289 Miliar, Jalan Tanah Tidung di Kalimantan Timur sepanjang 12 km dengan nilai kontrak Rp78 Miliar.
Selain itu, lanjut dia, Hotel Natour Kuta Bali sebesar Rp158 Miliar, dan beberapa proyek Gedung, Jembatan, Jalan Tol serta Power plant.
"Kami berharap dengan perolehan kontrak-kontrak baru tersebut nantinya akan menambah pendapatan perseroan pada 2010 dan sebagai carry over tahun 2011," papar Musyanif.
Dengan penambahan kontrak baru ini, order book PTPP sampai dengan Desember 2010 ditargetkan Rp11,5 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp4,5 triliun dan mengantongi carry over ke 2011 senilai Rp6triliun.
Sementara laba bersih 2010 diproyeksikan sebesar Rp201 Miliar atau terjadi kenaikan 23,3 persen dibanding perolehan Laba bersih 2009. Margin Laba bersih mencapai 4,45 persen mengalami kenaikan sebesar 14,69 persen dibanding tahun lalu.
"Perbaikan margin Laba bersih ini menunjukkan keberhasilan efisiensi dan inovasi yang secara terus menerus dilakukan sebagai perwujudan strategi cost leadership," kata Musyanif.
Saat ini, komposisi perolehan kontrak dan pendapatan perseroan masih didominasi oleh proyek pemerintah dan Badan Usaha milik Negara
Senin, 27 Desember 2010 13:36 WIB
Jakarta
PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) perusahaan konstruksi dan investasi di Indonesia menargetkan pada Desember 2010 ini memperoleh kontrak baru sebesar Rp3,7 triliun.
Direktur Utama PTPP, Musyanif dalam siaran tertulis di Jakarta, Senin menyebutkan, kontrak itu antara lain Gedung Kejaksaan Ceger-Jakarta, Gedung BPPT Serpong senilai Rp289 Miliar, Jalan Tanah Tidung di Kalimantan Timur sepanjang 12 km dengan nilai kontrak Rp78 Miliar.
Selain itu, lanjut dia, Hotel Natour Kuta Bali sebesar Rp158 Miliar, dan beberapa proyek Gedung, Jembatan, Jalan Tol serta Power plant.
"Kami berharap dengan perolehan kontrak-kontrak baru tersebut nantinya akan menambah pendapatan perseroan pada 2010 dan sebagai carry over tahun 2011," papar Musyanif.
Dengan penambahan kontrak baru ini, order book PTPP sampai dengan Desember 2010 ditargetkan Rp11,5 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp4,5 triliun dan mengantongi carry over ke 2011 senilai Rp6triliun.
Sementara laba bersih 2010 diproyeksikan sebesar Rp201 Miliar atau terjadi kenaikan 23,3 persen dibanding perolehan Laba bersih 2009. Margin Laba bersih mencapai 4,45 persen mengalami kenaikan sebesar 14,69 persen dibanding tahun lalu.
"Perbaikan margin Laba bersih ini menunjukkan keberhasilan efisiensi dan inovasi yang secara terus menerus dilakukan sebagai perwujudan strategi cost leadership," kata Musyanif.
Saat ini, komposisi perolehan kontrak dan pendapatan perseroan masih didominasi oleh proyek pemerintah dan Badan Usaha milik Negara
Indeks Senin Siang Menguat Tipis 3,47 Poin
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 13:31 WIB
Jakarta
Melemahnya saham-saham unggulan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin siang ditutup hanya menguat tipis 3,47 poin.
IHSG naik 3,47 poin atau 0,10 persen ke level 3.615,00, sedangkan kelompok 45 saham unggulan (Indeks LQ45) bergerak melemah 0,88 poin (0,16 persen) ke level 643,23.
Analis saham Madani Securities Dadan Syarifuddin di Jakarta, mengatakan, nilai sejumlah saham yang sudah terlampau mahal membuat sepinya transaksi sehingga investor menunggu momentum baru untuk melanjutkan pembelian saham.
"Butuh sentimen baru untuk memancing investor masuk bursa. Sebab, saat ini pelaku pasar cenderung menunggu perkembangan pasar terkini," ujarnya.
Sejatinya, lanjut dia, indeks secara fundamental tidak ada masalah. Koreksi yang terjadi pada indeks BEI beberapa hari terakhir tidak lebih dari soal teknikal. Di mana pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking) saat situasi menguntungkan.
"Selain itu, aroma musim liburan penghujung tahun juga ikut memengaruhi pola trader investor. Indeks akan tetap melaju dengan rekor barunya," ucapnya.
Dadan memperkirakan indeks hari ini akan mencoba bergerak di kisaran 3570 untuk support dan 3665 untuk posisi resistance.
Perdagangan saham pada siang ini bergerak sedikit kurang ramai dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 889,9 juta lembar saham dari 28.738 transaksi dan nilai Rp1,026 triliun.
Saham yang melemah mendominasi pada perdagangan sebanyak 110 saham, 70 saham menguat, dan 65 saham tidak bergerak.
Sementara saham yang menguat diantaranya, Astra International (ASII) naik Rp600 menjadi Rp53.150, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp350 menjadi Rp21.550, Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp350 menjadi Rp21.550.
Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng melemah 69,17 poin (0,30 persen) ke level 22.833,80, Indeks Nikkei-225 naik 85,14 poin (0,83 persen) ke level 10.364,03, dan Indeks Straits Times menguat 27,46 poin (0,87 persen) ke level 3.171,26.
Senin, 27 Desember 2010 13:31 WIB
Jakarta
Melemahnya saham-saham unggulan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin siang ditutup hanya menguat tipis 3,47 poin.
IHSG naik 3,47 poin atau 0,10 persen ke level 3.615,00, sedangkan kelompok 45 saham unggulan (Indeks LQ45) bergerak melemah 0,88 poin (0,16 persen) ke level 643,23.
Analis saham Madani Securities Dadan Syarifuddin di Jakarta, mengatakan, nilai sejumlah saham yang sudah terlampau mahal membuat sepinya transaksi sehingga investor menunggu momentum baru untuk melanjutkan pembelian saham.
"Butuh sentimen baru untuk memancing investor masuk bursa. Sebab, saat ini pelaku pasar cenderung menunggu perkembangan pasar terkini," ujarnya.
Sejatinya, lanjut dia, indeks secara fundamental tidak ada masalah. Koreksi yang terjadi pada indeks BEI beberapa hari terakhir tidak lebih dari soal teknikal. Di mana pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking) saat situasi menguntungkan.
"Selain itu, aroma musim liburan penghujung tahun juga ikut memengaruhi pola trader investor. Indeks akan tetap melaju dengan rekor barunya," ucapnya.
Dadan memperkirakan indeks hari ini akan mencoba bergerak di kisaran 3570 untuk support dan 3665 untuk posisi resistance.
Perdagangan saham pada siang ini bergerak sedikit kurang ramai dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 889,9 juta lembar saham dari 28.738 transaksi dan nilai Rp1,026 triliun.
Saham yang melemah mendominasi pada perdagangan sebanyak 110 saham, 70 saham menguat, dan 65 saham tidak bergerak.
Sementara saham yang menguat diantaranya, Astra International (ASII) naik Rp600 menjadi Rp53.150, Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik Rp350 menjadi Rp21.550, Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp350 menjadi Rp21.550.
Sementara bursa Regional seperti Indeks Hang Seng melemah 69,17 poin (0,30 persen) ke level 22.833,80, Indeks Nikkei-225 naik 85,14 poin (0,83 persen) ke level 10.364,03, dan Indeks Straits Times menguat 27,46 poin (0,87 persen) ke level 3.171,26.
Ditjen Pajak Ingatkan WP tentang SPT 2009
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 13:26 WIB
Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak mengingatkan kepada seluruh wajib pajak yang hingga saat ini belum menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahun pajak 2009 dan tahun-tahun sebelumnya untuk segera menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan paling lambat 31 Desember 2010.
Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak, M Iqbal Alamasyah, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menyebutkan, UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) mewajibkan setiap wajib pajak (WP) menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh).
Setiap orang yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT, didenda paling sedikit satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat tiga bulan atau paling lama satu tahun.
UU tentang KUP juga menetapkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
"Untuk itu, kepada seluruh WP baik badan maupun orang pribadi yang belum/tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh atas tahun pajak 2009 maupun tahun-tahun pajak sebelumnya, dihimbau untuk segera menyampaikan SPT Tahunan PPh dimaksud paling lambat 31 Desember 2010," kata Iqbal. Ia menyebutkan, formulir SPT Tahunan PPh dimaksud dapat diminta di kantor-kantor Direktorat Jenderal Pajak atau diunduh (download) melalui website www.pajak.go.id.
"Kemudian penyampaiannya dapat dilakukan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dikirim melalui pos secara tercatat," kata Iqbal.
Sistem perpajakan Indonesia menganut sistem self assesment sehingga setiap WP wajib menyampaikan perhitungan jumlah kewajiban pajaknya kepada Direktorat Jenderal Pajak.
Senin, 27 Desember 2010 13:26 WIB
Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak mengingatkan kepada seluruh wajib pajak yang hingga saat ini belum menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) tahun pajak 2009 dan tahun-tahun sebelumnya untuk segera menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan paling lambat 31 Desember 2010.
Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak, M Iqbal Alamasyah, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, menyebutkan, UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) mewajibkan setiap wajib pajak (WP) menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh).
Setiap orang yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT, didenda paling sedikit satu kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat tiga bulan atau paling lama satu tahun.
UU tentang KUP juga menetapkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam bulan dan paling lama enam tahun dan denda paling sedikit dua kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
"Untuk itu, kepada seluruh WP baik badan maupun orang pribadi yang belum/tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh atas tahun pajak 2009 maupun tahun-tahun pajak sebelumnya, dihimbau untuk segera menyampaikan SPT Tahunan PPh dimaksud paling lambat 31 Desember 2010," kata Iqbal. Ia menyebutkan, formulir SPT Tahunan PPh dimaksud dapat diminta di kantor-kantor Direktorat Jenderal Pajak atau diunduh (download) melalui website www.pajak.go.id.
"Kemudian penyampaiannya dapat dilakukan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dikirim melalui pos secara tercatat," kata Iqbal.
Sistem perpajakan Indonesia menganut sistem self assesment sehingga setiap WP wajib menyampaikan perhitungan jumlah kewajiban pajaknya kepada Direktorat Jenderal Pajak.
BUMD Riau Tertarik Kelola Blok Minyak Siak
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 12:02 WIB
Pekanbaru
Sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Riau tertarik untuk mengambil alih pengelolaan Blok Siak dari PT Chevron Pasific Indonesia, yang kontraknya bakal habis pada 2013.
"Ada beberapa BUMD yang menyatakan tertarik untuk mengelola Blok Siak setelah kontrak Chevron habis tahun 2013," kata Kepala Dinas Hubungan Masyarakat dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro, ketika dihubungi ANTARA News dari Pekanbaru, Senin.
Kontrak Bagi Hasil Chevron, dahulu masih bernama Caltex, di Blok Siak diteken pada 1991 selama 22 tahun dan berakhir 2013. Sebelumnya, pengelolaan blok itu menggunakan sistem Kontrak Karya yang diteken pada September 1963.
Produksi minyak mentah di Blok Siak mencapai 2.000 BPOD (barrel production oil per day) atau sekitar 300.000 barel minyak per hari.
"Selain BUMD di Riau, ada juga pengusaha nasional yang menyatakan tertarik dengan Blok Siak, seperti dari Bakrie dan Medco," ujarnya.
Menurut dia, potensi minyak di blok tersebut masih cukup bagus apalagi harga minyak dunia diperkirakan cenderung akan naik.
Ia mengatakan, peluang pengelolaan Blok Siak ke pemerintah daerah juga terbuka lebar karena pemerintah pusat berkomitmen untuk memberi prioritas kepada BUMD.
"Karena peminatnya banyak, maka pemerintah akan memberlakukan sistem tender. Namun, BUMD tetap mendapat prioritas dari pemerintah, tinggal kita melihat kesiapan mereka dari sisi finansialnya," kata Elan.
Sejauh ini, sudah ada dua BUMD di Riau yang mengelola blok bekas Chevron, yakni Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang mengelola Blok Coastal Plain Pekanbaru, dan PT Sarana Pembangunan Riau yang mengelola Blok Langgak.
Selain itu, ia juga mengatakan, peluang BUMD makin besar karena Chevron belum juga mengajukan perpanjangan kontrak hingga pertengahan 2010. Mekanisme perpanjangan kontrak bisa diajukan perusahaan asing itu sejak 10 tahun sebelum kontrak habis dan paling lambat pada 2011.
"Hingga pertengahan 2010, belum ada permohonan perpanjangan kontrak dari Chevron. Berarti mereka hanya punya kesempatan sampai 2011 untuk mengajukan kontrak baru," katanya.
General Manager Policy Government and Public Affars Chevron, Usman Slamet, sebelumnya menyatakan bahwa Chevron, kontraktor minyak asal Amerika Serikat, sebenarnya masih berminat untuk memperpanjang kontrak di Blok Siak karena blok itu memiliki fungsi strategis untuk mengintegrasikan eksploitasi minyak di Blok Rokan.
Meski begitu, Usman belum bersedia memaparkan apakah Chevron telah mengajukan perpanjangan kontrak kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BP Migas.
Senin, 27 Desember 2010 12:02 WIB
Pekanbaru
Sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Riau tertarik untuk mengambil alih pengelolaan Blok Siak dari PT Chevron Pasific Indonesia, yang kontraknya bakal habis pada 2013.
"Ada beberapa BUMD yang menyatakan tertarik untuk mengelola Blok Siak setelah kontrak Chevron habis tahun 2013," kata Kepala Dinas Hubungan Masyarakat dan Hubungan Kelembagaan BP Migas, Elan Biantoro, ketika dihubungi ANTARA News dari Pekanbaru, Senin.
Kontrak Bagi Hasil Chevron, dahulu masih bernama Caltex, di Blok Siak diteken pada 1991 selama 22 tahun dan berakhir 2013. Sebelumnya, pengelolaan blok itu menggunakan sistem Kontrak Karya yang diteken pada September 1963.
Produksi minyak mentah di Blok Siak mencapai 2.000 BPOD (barrel production oil per day) atau sekitar 300.000 barel minyak per hari.
"Selain BUMD di Riau, ada juga pengusaha nasional yang menyatakan tertarik dengan Blok Siak, seperti dari Bakrie dan Medco," ujarnya.
Menurut dia, potensi minyak di blok tersebut masih cukup bagus apalagi harga minyak dunia diperkirakan cenderung akan naik.
Ia mengatakan, peluang pengelolaan Blok Siak ke pemerintah daerah juga terbuka lebar karena pemerintah pusat berkomitmen untuk memberi prioritas kepada BUMD.
"Karena peminatnya banyak, maka pemerintah akan memberlakukan sistem tender. Namun, BUMD tetap mendapat prioritas dari pemerintah, tinggal kita melihat kesiapan mereka dari sisi finansialnya," kata Elan.
Sejauh ini, sudah ada dua BUMD di Riau yang mengelola blok bekas Chevron, yakni Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang mengelola Blok Coastal Plain Pekanbaru, dan PT Sarana Pembangunan Riau yang mengelola Blok Langgak.
Selain itu, ia juga mengatakan, peluang BUMD makin besar karena Chevron belum juga mengajukan perpanjangan kontrak hingga pertengahan 2010. Mekanisme perpanjangan kontrak bisa diajukan perusahaan asing itu sejak 10 tahun sebelum kontrak habis dan paling lambat pada 2011.
"Hingga pertengahan 2010, belum ada permohonan perpanjangan kontrak dari Chevron. Berarti mereka hanya punya kesempatan sampai 2011 untuk mengajukan kontrak baru," katanya.
General Manager Policy Government and Public Affars Chevron, Usman Slamet, sebelumnya menyatakan bahwa Chevron, kontraktor minyak asal Amerika Serikat, sebenarnya masih berminat untuk memperpanjang kontrak di Blok Siak karena blok itu memiliki fungsi strategis untuk mengintegrasikan eksploitasi minyak di Blok Rokan.
Meski begitu, Usman belum bersedia memaparkan apakah Chevron telah mengajukan perpanjangan kontrak kepada Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BP Migas.
Pengelolaan Sumur Tua Diharapkan Sumbang PAD Blora
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 11:40 WIB
Blora
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Blora, Jawa Tengah, Seno Margo Utomo, Senin, mengharapkan pengelolaan sumur tua minyak di kabupaten tersebut bisa memberi kontribusi ke pendapatan asli daerah (PAD) pada 2011.
"Hal itu seiring dengan akan diproduksinya minyak dari sumur tua oleh koperasi unit desa ataupun badan usaha milik daerah," katanya di Blora, Senin.
Pada tahun 2011, kata dia, sumur tua minyak yang dikelola oleh PT Blora Patra Energi (BPE) sudah mulai berproduksi, karena sudah memperoleh izin pengelolaan sumur tua minyak, dari pemerintah pusat.
"Kalau sudah berproduksi, berarti akan ada pendapatan, dan sebagian darin pendapatan itulah yang nantinya harus disetorkan ke daerah sebagai pendapatan asli daerah (PAD)," katanya.
Dikatakannya, selama ini kontribusi yang diberikan oleh BUMD ke kas daerah masih minim, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya akan terjadi peningkatan penerimaan bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD.
"Jadi nantinya akan kami sandingkan, mana kontribusi yang lebih besar, misalnya antara PT BPE dan PT Blora Patragas Hulu (BPH) yang mengelola participating interest Blok Cepu," katanya.
Berdasarkan data 2010, kata dia, target PAD dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD sebesar Rp2,7 miliar, dan target terbesar berasal dari PT BPD Jateng, yaitu Rp1,9 miliar.
Selanjutnya, Perusahaan Daerah BPR BKK ditarget Rp650 juta dan PT BPH Rp36 juta, sedangkan penerimaan dari perusahaan daerah wirausaha ditarget Rp36 juta dan PD BPR Bank Pasar ditarget sebesar Rp117 juta.
"Pemkab Blora, belum menargetkan penerimaan dari dua BUMD, yaitu PDAM dan PT BPE," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Direktur PT BPE, Tedi Rindaryo, mengatakan bahwa setelah melakukan perjanjian dengan PT Pertamina EP di Jakarta (3/11), pihaknya dipercaya mengelola produksi 36 sumur tua minyak, namun hingga kini masih melakukan persiapan administrasi dan koordinasi dengan perangkat desa, terutama tenaga kerja.
"PT BPE hingga kini belum melaksanakan produksi minyak di sumur tua, sehingga belum bisa menentukan kapasitas produksi minyak per hari berapa barel," katanya.
Sesuai perjanjian dengan PT Pertamina EP, sumur tua minyak yang dikelola PT BPE, kata dia, berada di lima lapangan, yaitu Lapangan Kedinding di Kecamatan Kedungtuban, Lapangan Lusi di kecamatan Randublatung, Lapangan Petak di Kecamatan Kedungtuban, Lapangan Kluweh di Kecamatan Jati, dan Lapangan Metes di Kecamatan Banjarejo.
Dikatakannya, hasil minyak yang diproduksi selanjutnya diserahkan kepada Pertamina EP dan diberikan imbalan jasa berdasarkan jumlah aktual minyak bumi yang diserahkan.
Senin, 27 Desember 2010 11:40 WIB
Blora
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Blora, Jawa Tengah, Seno Margo Utomo, Senin, mengharapkan pengelolaan sumur tua minyak di kabupaten tersebut bisa memberi kontribusi ke pendapatan asli daerah (PAD) pada 2011.
"Hal itu seiring dengan akan diproduksinya minyak dari sumur tua oleh koperasi unit desa ataupun badan usaha milik daerah," katanya di Blora, Senin.
Pada tahun 2011, kata dia, sumur tua minyak yang dikelola oleh PT Blora Patra Energi (BPE) sudah mulai berproduksi, karena sudah memperoleh izin pengelolaan sumur tua minyak, dari pemerintah pusat.
"Kalau sudah berproduksi, berarti akan ada pendapatan, dan sebagian darin pendapatan itulah yang nantinya harus disetorkan ke daerah sebagai pendapatan asli daerah (PAD)," katanya.
Dikatakannya, selama ini kontribusi yang diberikan oleh BUMD ke kas daerah masih minim, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya akan terjadi peningkatan penerimaan bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD.
"Jadi nantinya akan kami sandingkan, mana kontribusi yang lebih besar, misalnya antara PT BPE dan PT Blora Patragas Hulu (BPH) yang mengelola participating interest Blok Cepu," katanya.
Berdasarkan data 2010, kata dia, target PAD dari bagian laba atas penyertaan modal pada BUMD sebesar Rp2,7 miliar, dan target terbesar berasal dari PT BPD Jateng, yaitu Rp1,9 miliar.
Selanjutnya, Perusahaan Daerah BPR BKK ditarget Rp650 juta dan PT BPH Rp36 juta, sedangkan penerimaan dari perusahaan daerah wirausaha ditarget Rp36 juta dan PD BPR Bank Pasar ditarget sebesar Rp117 juta.
"Pemkab Blora, belum menargetkan penerimaan dari dua BUMD, yaitu PDAM dan PT BPE," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Direktur PT BPE, Tedi Rindaryo, mengatakan bahwa setelah melakukan perjanjian dengan PT Pertamina EP di Jakarta (3/11), pihaknya dipercaya mengelola produksi 36 sumur tua minyak, namun hingga kini masih melakukan persiapan administrasi dan koordinasi dengan perangkat desa, terutama tenaga kerja.
"PT BPE hingga kini belum melaksanakan produksi minyak di sumur tua, sehingga belum bisa menentukan kapasitas produksi minyak per hari berapa barel," katanya.
Sesuai perjanjian dengan PT Pertamina EP, sumur tua minyak yang dikelola PT BPE, kata dia, berada di lima lapangan, yaitu Lapangan Kedinding di Kecamatan Kedungtuban, Lapangan Lusi di kecamatan Randublatung, Lapangan Petak di Kecamatan Kedungtuban, Lapangan Kluweh di Kecamatan Jati, dan Lapangan Metes di Kecamatan Banjarejo.
Dikatakannya, hasil minyak yang diproduksi selanjutnya diserahkan kepada Pertamina EP dan diberikan imbalan jasa berdasarkan jumlah aktual minyak bumi yang diserahkan.
Harga Minyak Bervariasi di Perdagangan Asia
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 11:37 WIB
Singapura
Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia pasca-Natal Senin, karena pasar dikejutkan oleh tingginya tingkat suku bunga China selama akhir pekan, kata para analis yang dikutip AFP.
Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Februari turun 23 sen ke posisi 91,28 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Sementara itu, minyak mentah "Brent North Sea" juga penyerahan Februari mencatat kenaikan 12 sen menjadi 93,89 dolar AS per barel.
Kejutan bank central China pada hari Natal menaikkan tingkat suku bunga menambah ketakutan para pedagang minyak pada hari pertama perdagangan setelah liburan Natal, kata Serene Lim, analis minyak dan gas untuk bank ANZ di Singapura.
"Saya pikir pasar memperkirakan China menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal pertama tahun depan, tetapi kenaikan itu mengejutkan pasar," katanya.
People`s Bank of China pada Sabtu (25/12) menaikkan suku bunganya untuk kali ke dua dalam kurang dari tiga bulan dalam upaya membatasi pinjaman, mengekang harga properti dan juga menjinakkan inflasi.
Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman satu tahun dinaikkan dengan 25 basis poin masing-masing menjadi 5,81 persen dan 2,75 persen.
"Saya pikir pengetatan kebijakan moneter akan memperlambat pertumbuhan ekonomi China, dan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan," kata Lim.
China merupakan pengguna energi dan konsumen minyak terbesar ke dua dunia, dengan demikian setiap yang berdampak pada ekonomi negara itu akan memicu reaksi pada pasar minyak.
Senin, 27 Desember 2010 11:37 WIB
Singapura
Harga minyak bervariasi di perdagangan Asia pasca-Natal Senin, karena pasar dikejutkan oleh tingginya tingkat suku bunga China selama akhir pekan, kata para analis yang dikutip AFP.
Kontrak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman Februari turun 23 sen ke posisi 91,28 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Sementara itu, minyak mentah "Brent North Sea" juga penyerahan Februari mencatat kenaikan 12 sen menjadi 93,89 dolar AS per barel.
Kejutan bank central China pada hari Natal menaikkan tingkat suku bunga menambah ketakutan para pedagang minyak pada hari pertama perdagangan setelah liburan Natal, kata Serene Lim, analis minyak dan gas untuk bank ANZ di Singapura.
"Saya pikir pasar memperkirakan China menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal pertama tahun depan, tetapi kenaikan itu mengejutkan pasar," katanya.
People`s Bank of China pada Sabtu (25/12) menaikkan suku bunganya untuk kali ke dua dalam kurang dari tiga bulan dalam upaya membatasi pinjaman, mengekang harga properti dan juga menjinakkan inflasi.
Tingkat suku bunga deposito dan pinjaman satu tahun dinaikkan dengan 25 basis poin masing-masing menjadi 5,81 persen dan 2,75 persen.
"Saya pikir pengetatan kebijakan moneter akan memperlambat pertumbuhan ekonomi China, dan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan," kata Lim.
China merupakan pengguna energi dan konsumen minyak terbesar ke dua dunia, dengan demikian setiap yang berdampak pada ekonomi negara itu akan memicu reaksi pada pasar minyak.
Indeks BEI Sesi Pagi Naik Tipis
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 10:51 WIB
Jakarta
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi naik tipis 4,711 poin, karena pelaku pasar mulai membeli saham setelah dua pekan lalu melakukan aksi lepas.
Indeks BEI naik 0,13 persen menjadi 3.616,428 poin dan indeks LQ-45 bertambah 0,649 poin atau 0,10 persen menjadi 644,818 poin.
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa indeks BEI naik tipis, karena pelaku pasar lokal masih bermain di pasar, meski sebagian pelaku besar sudah meninggalkan pasar.
Pelaku lokal menilai saatnya untuk membeli saham setelah saham-saham tersebut mengalami tekanan pasar, katanya.
Menurut dia, pelaku lokal yang masih bermain di pasar saham aktif membeli saham industri otomotif, industri rokok dan perbankan, namun aksi beli tersebut relatif kecil.
Akibat aksi beli yang kecil mengakibatkan indeks BEI mengalami kenaikan tipis, ujarnya.
Ia mengatakan, pelaku pasar asing kemungkinan sudah meninggalkan pasar menyambut liburan akhir tahun 2010, mereka fokus menyambut liburan panjang tersebut.
Oleh karena itu, kegiatan pasar cenderung melesu meski aksi beli pembeli lokal masih terjadi, katanya.
Saham-saham yang mendorong kenaikan indeks antara lain saham Byan naik Rp900 menjadi Rp17.300, saham Indo Tambang Mega Rp750 menjadi Rp51.100, saham Astra Agro Lestari menguat Rp400 menjadi Rp24.750.
Selain itu saham Bukit Asam naik Rp300 menjadi Rp21.500, saham HM Sampoerna menguat Rp100 menjadi Rp28.300, saham Astra Internasionak bertambah Rp400 menjadi Rp52.950, dan saham Mayora naik Rp200 menjadi Rp6.550.
Senin, 27 Desember 2010 10:51 WIB
Jakarta
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi naik tipis 4,711 poin, karena pelaku pasar mulai membeli saham setelah dua pekan lalu melakukan aksi lepas.
Indeks BEI naik 0,13 persen menjadi 3.616,428 poin dan indeks LQ-45 bertambah 0,649 poin atau 0,10 persen menjadi 644,818 poin.
Analis PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa indeks BEI naik tipis, karena pelaku pasar lokal masih bermain di pasar, meski sebagian pelaku besar sudah meninggalkan pasar.
Pelaku lokal menilai saatnya untuk membeli saham setelah saham-saham tersebut mengalami tekanan pasar, katanya.
Menurut dia, pelaku lokal yang masih bermain di pasar saham aktif membeli saham industri otomotif, industri rokok dan perbankan, namun aksi beli tersebut relatif kecil.
Akibat aksi beli yang kecil mengakibatkan indeks BEI mengalami kenaikan tipis, ujarnya.
Ia mengatakan, pelaku pasar asing kemungkinan sudah meninggalkan pasar menyambut liburan akhir tahun 2010, mereka fokus menyambut liburan panjang tersebut.
Oleh karena itu, kegiatan pasar cenderung melesu meski aksi beli pembeli lokal masih terjadi, katanya.
Saham-saham yang mendorong kenaikan indeks antara lain saham Byan naik Rp900 menjadi Rp17.300, saham Indo Tambang Mega Rp750 menjadi Rp51.100, saham Astra Agro Lestari menguat Rp400 menjadi Rp24.750.
Selain itu saham Bukit Asam naik Rp300 menjadi Rp21.500, saham HM Sampoerna menguat Rp100 menjadi Rp28.300, saham Astra Internasionak bertambah Rp400 menjadi Rp52.950, dan saham Mayora naik Rp200 menjadi Rp6.550.
Rupiah Senin Pagi Bertahan Rp9.035 per Dolar AS
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 10:30 WIB
Jakarta
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin pagi masih bertahan pada posisi Rp9.035 hingga Rp9.045 per dolar AS karena sebagian besar pelaku pasar uang sudah pergi.
Akibatnya kegiatan melesu karena hanya sebagian kecil para pelaku lokal yang masih aktif bermain di pasar, kata Kepala Divisi Keuangan PT OCBC NISP, Suriyanto Chang, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, para pelaku asing sudah meninggalkan pasar lantaran mereka menyambut liburan panjang akhir 2010.
"Kami memperkirakan kegiatan sepanjang pekan ini akan lesu karena para pemain besar khususnya asing sudah tidak aktif," katanya.
Ia mengatakan, kalau melihat kegiatan perdagangan di pasar saham yang membaik, setelah dua pekan lalu melemah, menunjukkan asing masih bermain di pasar saham.
Namun, membaiknya pasar saham belum memberikan dukungan positif terhadap pasar uang, ucapnya.
Rupiah diperkirakan masih akan berada pada kisaran Rp9.030 hingga Rp9.050 per dolar AS sampai akhir tahun ini. Mata uang lokal itu bisa bergerak naik atau turun dalam kisaran yang sempit, ujarnya.
Kondisi pasar seperti ini, menurut dia, mengakibatkan transaksi perdagangan relatif lebih kecil ketimbang transaksi sebelumnya.
"Kami perkirakan kegiatan pasar sepanjang pekan ini akan berlangsung lesu," katanya.
Rupiah diperkirakan masih akan bertahan, karena belum ada faktor pendukung atau penekan berubahnya posisi kedua mata uang tersebut.
Senin, 27 Desember 2010 10:30 WIB
Jakarta
Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Senin pagi masih bertahan pada posisi Rp9.035 hingga Rp9.045 per dolar AS karena sebagian besar pelaku pasar uang sudah pergi.
Akibatnya kegiatan melesu karena hanya sebagian kecil para pelaku lokal yang masih aktif bermain di pasar, kata Kepala Divisi Keuangan PT OCBC NISP, Suriyanto Chang, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, para pelaku asing sudah meninggalkan pasar lantaran mereka menyambut liburan panjang akhir 2010.
"Kami memperkirakan kegiatan sepanjang pekan ini akan lesu karena para pemain besar khususnya asing sudah tidak aktif," katanya.
Ia mengatakan, kalau melihat kegiatan perdagangan di pasar saham yang membaik, setelah dua pekan lalu melemah, menunjukkan asing masih bermain di pasar saham.
Namun, membaiknya pasar saham belum memberikan dukungan positif terhadap pasar uang, ucapnya.
Rupiah diperkirakan masih akan berada pada kisaran Rp9.030 hingga Rp9.050 per dolar AS sampai akhir tahun ini. Mata uang lokal itu bisa bergerak naik atau turun dalam kisaran yang sempit, ujarnya.
Kondisi pasar seperti ini, menurut dia, mengakibatkan transaksi perdagangan relatif lebih kecil ketimbang transaksi sebelumnya.
"Kami perkirakan kegiatan pasar sepanjang pekan ini akan berlangsung lesu," katanya.
Rupiah diperkirakan masih akan bertahan, karena belum ada faktor pendukung atau penekan berubahnya posisi kedua mata uang tersebut.
Aset Paninbank Kuartal Ketiga Capai Rp93,5 Triliun
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 10:12 WIB
Jakarta
Aset PaninBank kuartal ketiga 2010 mengalami kenaikan 29,3 persen menjadi Rp93,5 triliun dibanding periode sama pada 2009 berkat pertumbuhan sejumlah anak perseroan yang terus meningkat.
Deputi Presiden PaninBank, Roosniati Salihin, pada paparan umum (public expose) di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pertumbuhan sejumlah anak perseroaan sangat baik, terutama PT Panin Bank Syariah dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Syariah, misalnya, pada saat ini dibeli kurang dari Rp200 miliar dan saat ini sudah mencapai Rp450 miliar, karena itu perseroan akan menyuntik dana kepada kedua perusahaan untuk meningkatkan likuiditasnya mengingat pertumbuhan syariah saat ini cukup besar.
"Kami mengharapkan pertumbuhan Panin Syariah pada 2011 akan mencapai 100 persen," ujarnya.
Menurut Roosniati Salihin, ekonomi nasional yang makin tumbuh mendorong perseroan optimis laba bersih pada akhir 2010 akan bisa mencapai Rp1,5 triliun, karena pada akhir September 2010 sudah mencapai Rp1,24 triliun.
"Kami opitmis akan dapat meraih laba Rp1,5 triliun," ucapnya.
Perseroan itu juga berhasil meraih dana pihak ketiga sebesar Rp69,2 triliun atau naik 29,2 persen, sehingga dapat menyalurkan kredit sebesar Rp52,7 triliun atau tumbuh 31,2 persen yang pada akhir 2010 diperkirakan mencapai 32 persen.
"Kami yakin kredit yang akan disalurkan akan dapat tumbuh 32 persen pada akhir tahun 2010," ujarnya.
Ia mengatakan, pertumbuhan kredit terutama ditujukan pada segmen konsumen dan komersial (IKM) yang mencapai 66 persen dari total outstanding kredit yang diberikan perseroan.
Akibat pertumbuhan tersebut, pendapatan bunga bersih perseroan meningkat 35,5 persen menjadi Rp2,7 triliun, ujarnya.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan itu, menurut dia, PaninBank telah meningkatkan permodalan menjadi Rp11,4 triliun dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) senilai 18,64 persen.
Ia mengatakan, perseroan pada November 2010 berhasil menerbitkan obligasi Subordinasi sebesar Rp2,46 triliun berjangka waktu tujuh tahun dan Obligasi Senior Rp540 miliar jangka waktu lima tahun.
Penerbitan obligasi tersebut disamping memperkuat permodalan juga memperbaiki likuiditas bank, katanya menambahkan.
Senin, 27 Desember 2010 10:12 WIB
Jakarta
Aset PaninBank kuartal ketiga 2010 mengalami kenaikan 29,3 persen menjadi Rp93,5 triliun dibanding periode sama pada 2009 berkat pertumbuhan sejumlah anak perseroan yang terus meningkat.
Deputi Presiden PaninBank, Roosniati Salihin, pada paparan umum (public expose) di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa pertumbuhan sejumlah anak perseroaan sangat baik, terutama PT Panin Bank Syariah dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Syariah, misalnya, pada saat ini dibeli kurang dari Rp200 miliar dan saat ini sudah mencapai Rp450 miliar, karena itu perseroan akan menyuntik dana kepada kedua perusahaan untuk meningkatkan likuiditasnya mengingat pertumbuhan syariah saat ini cukup besar.
"Kami mengharapkan pertumbuhan Panin Syariah pada 2011 akan mencapai 100 persen," ujarnya.
Menurut Roosniati Salihin, ekonomi nasional yang makin tumbuh mendorong perseroan optimis laba bersih pada akhir 2010 akan bisa mencapai Rp1,5 triliun, karena pada akhir September 2010 sudah mencapai Rp1,24 triliun.
"Kami opitmis akan dapat meraih laba Rp1,5 triliun," ucapnya.
Perseroan itu juga berhasil meraih dana pihak ketiga sebesar Rp69,2 triliun atau naik 29,2 persen, sehingga dapat menyalurkan kredit sebesar Rp52,7 triliun atau tumbuh 31,2 persen yang pada akhir 2010 diperkirakan mencapai 32 persen.
"Kami yakin kredit yang akan disalurkan akan dapat tumbuh 32 persen pada akhir tahun 2010," ujarnya.
Ia mengatakan, pertumbuhan kredit terutama ditujukan pada segmen konsumen dan komersial (IKM) yang mencapai 66 persen dari total outstanding kredit yang diberikan perseroan.
Akibat pertumbuhan tersebut, pendapatan bunga bersih perseroan meningkat 35,5 persen menjadi Rp2,7 triliun, ujarnya.
Untuk mengantisipasi pertumbuhan itu, menurut dia, PaninBank telah meningkatkan permodalan menjadi Rp11,4 triliun dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) senilai 18,64 persen.
Ia mengatakan, perseroan pada November 2010 berhasil menerbitkan obligasi Subordinasi sebesar Rp2,46 triliun berjangka waktu tujuh tahun dan Obligasi Senior Rp540 miliar jangka waktu lima tahun.
Penerbitan obligasi tersebut disamping memperkuat permodalan juga memperbaiki likuiditas bank, katanya menambahkan.
Bandara Mukomuko Perjuangkan Penerbangan Perintis
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 09:05 WIB
Mukomuko
Bandara Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan memperjuangkan penerbangan perintis guna memberikan pelayanan transportasi cepat dan murah untuk masyarakat di daerah itu.
Kepala Tata Usaha Bandara Kabupaten Mukomuko, AL Ihwan, Senin, mengatakan bahwa penerbangan perintis akan membuat harga tiket bisa dijangkau oleh masyarakat di daerah ini, karena berkisar Rp200.000 per orang untuk rute terdekat.
"Kepala Bandara telah mengampaikan usulan dana sebesar Rp5 miliar kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk biaya penerbangan perintis di daerah ini," ungkap AL Ihwan.
Menurut AL Ihwan, pihak bandara terus memperjuangkan supaya penerbangan di daerah ini bisa berlanjut, meski pemerintah setempat melanjutkan kerja sama dengan Susi Airline pada 2011," ujar Ihwan.
Ia mengatakan, pesawat yang digunakan untuk penerbangan perintis kemungkinan jenis ATR dengan jumlah kapasitas 30 hingga 40 sit per buah.
"Untuk lebih jelasnya, jenis pesawat yang digunakan setelah selesai pelelangan yang digelar oleh pemerintah pusat," urai Ihwan.
Ia menerangkan, penerbangan perintis dijadwalkan dua kali dalam satu minggu, dan harga tiket dijual dengan harga sebesar Rp200.000.
"Menajemennya dikelola oleh pihak bandara daerah ini, karena penerbangan perintis merupakan subsidi dari pemerintah pusat," ujar Ihwan.
Berdasaran keterangan dari pemerintah pusat, menurut dia, dana subsidi untuk penerbangan perintis yang disetujui untuk bandara daerah ini sebesar Rp700 juta.
"Informasi itu saya peroleh dari kepala bandara yang masih berada di Jakarta dalam rangka pembahasan anggaran 2011," jelas Ihwan.
Menurut dia, tujuan penerbangan perintis untuk mempermudah masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk mendapatkan kemudahan, baik dalam hal harga maupun kecepatan waktu.
"Dengan penerbangan perintis bisa mempemudah masyarakat melakukan hubungan ekonomi ke luar daerah tanpa harus dibebankan dengan jarak tempuh," ujar AL Ihwan.
Senin, 27 Desember 2010 09:05 WIB
Mukomuko
Bandara Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan memperjuangkan penerbangan perintis guna memberikan pelayanan transportasi cepat dan murah untuk masyarakat di daerah itu.
Kepala Tata Usaha Bandara Kabupaten Mukomuko, AL Ihwan, Senin, mengatakan bahwa penerbangan perintis akan membuat harga tiket bisa dijangkau oleh masyarakat di daerah ini, karena berkisar Rp200.000 per orang untuk rute terdekat.
"Kepala Bandara telah mengampaikan usulan dana sebesar Rp5 miliar kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk biaya penerbangan perintis di daerah ini," ungkap AL Ihwan.
Menurut AL Ihwan, pihak bandara terus memperjuangkan supaya penerbangan di daerah ini bisa berlanjut, meski pemerintah setempat melanjutkan kerja sama dengan Susi Airline pada 2011," ujar Ihwan.
Ia mengatakan, pesawat yang digunakan untuk penerbangan perintis kemungkinan jenis ATR dengan jumlah kapasitas 30 hingga 40 sit per buah.
"Untuk lebih jelasnya, jenis pesawat yang digunakan setelah selesai pelelangan yang digelar oleh pemerintah pusat," urai Ihwan.
Ia menerangkan, penerbangan perintis dijadwalkan dua kali dalam satu minggu, dan harga tiket dijual dengan harga sebesar Rp200.000.
"Menajemennya dikelola oleh pihak bandara daerah ini, karena penerbangan perintis merupakan subsidi dari pemerintah pusat," ujar Ihwan.
Berdasaran keterangan dari pemerintah pusat, menurut dia, dana subsidi untuk penerbangan perintis yang disetujui untuk bandara daerah ini sebesar Rp700 juta.
"Informasi itu saya peroleh dari kepala bandara yang masih berada di Jakarta dalam rangka pembahasan anggaran 2011," jelas Ihwan.
Menurut dia, tujuan penerbangan perintis untuk mempermudah masyarakat ekonomi menengah ke bawah untuk mendapatkan kemudahan, baik dalam hal harga maupun kecepatan waktu.
"Dengan penerbangan perintis bisa mempemudah masyarakat melakukan hubungan ekonomi ke luar daerah tanpa harus dibebankan dengan jarak tempuh," ujar AL Ihwan.
Paninbank Tunggu Kebijakan Basel III dari BI
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 10:06 WIB
Jakarta
PaninBank menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai pelaksanaan Basel III yang saat ini sedang disusun dan akan diterapkannya di dalam negeri dalam upaya meningkatkan likuiditas perbankan di dalam negeri.
Oleh karena itu, Panin Bank terus menyesuaikan diri dengan melakukan berbagai opsi seperti penerbitan obligasi dan penawaran saham (right issue) dengan melihat kondisi pasar lebih dahulu, kata Deputi Direktur Utama Panin Bank, Roosniati Salihin, kepada pers di Jakarta, Senin.
Basel III merupakan aturan perbankan internasional yang menetapkan aturan permodalan yang lebih ketat dengan menaikkan alokasi cadangan modal atas aset yang memiliki risiko tinggi dari dua persen menjadi tujuh persen.
Roosniati Salihin mengatakan, penerbitan obligasi itu juga harus melihat pasar lebih dulu apakah kupon yang ditawarkan masih menarik atau tidak.
Apabila kupon tersebut masih menarik, maka kemungkinkan penerbitan obligasi pada tahun depan akan dapat terjadi, ucapnya.
Mengenai penawaran saham, menurut dia, memang sangat memungkinkan karena kecenderungan pasar bunga bank pada 2011 akan bergerak naik.
Pertumbuhan ekonomi 2011 yang mencapai 6,4 persen akan mendorong laju inflasi 2011 meningkat yang memicu BI untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate), ucapnya.
Apabila BI menaikkan suku bunganya, menurut dia, maka gejolak ekonomi dalam jangka pendek sangat besar sekali, seperti arus modal asing akan meningkat.
Namun, ia menilai, hal itu akan memberikan dampak kepada industri perbankan.
BI diharapkan dapat menahan gejolak kenaikan suku bunga acuannya agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan baik, ujarnya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar maka perseroan akan menambah jaringan usaha untuk lebih mendekati diri dengan nasabah.
Roosniati Salihin mengatakan, kantor cabang perseroan saat ini mencapai 409 kantor dari sebelumnya 381 dan Net Interest Margin (NIM) akhir September 2010 sebesar 4,85 persen sedangkan Loan to Deposito Ratio (LDR) 73,44 persen.
Paninbank pada 2010 telah menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun yang terdiri dari obligasi Subordinasi sebesar Rp2,46 triliun dan obligasi Senior Rp540 miliar, katanya.
Senin, 27 Desember 2010 10:06 WIB
Jakarta
PaninBank menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) mengenai pelaksanaan Basel III yang saat ini sedang disusun dan akan diterapkannya di dalam negeri dalam upaya meningkatkan likuiditas perbankan di dalam negeri.
Oleh karena itu, Panin Bank terus menyesuaikan diri dengan melakukan berbagai opsi seperti penerbitan obligasi dan penawaran saham (right issue) dengan melihat kondisi pasar lebih dahulu, kata Deputi Direktur Utama Panin Bank, Roosniati Salihin, kepada pers di Jakarta, Senin.
Basel III merupakan aturan perbankan internasional yang menetapkan aturan permodalan yang lebih ketat dengan menaikkan alokasi cadangan modal atas aset yang memiliki risiko tinggi dari dua persen menjadi tujuh persen.
Roosniati Salihin mengatakan, penerbitan obligasi itu juga harus melihat pasar lebih dulu apakah kupon yang ditawarkan masih menarik atau tidak.
Apabila kupon tersebut masih menarik, maka kemungkinkan penerbitan obligasi pada tahun depan akan dapat terjadi, ucapnya.
Mengenai penawaran saham, menurut dia, memang sangat memungkinkan karena kecenderungan pasar bunga bank pada 2011 akan bergerak naik.
Pertumbuhan ekonomi 2011 yang mencapai 6,4 persen akan mendorong laju inflasi 2011 meningkat yang memicu BI untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate), ucapnya.
Apabila BI menaikkan suku bunganya, menurut dia, maka gejolak ekonomi dalam jangka pendek sangat besar sekali, seperti arus modal asing akan meningkat.
Namun, ia menilai, hal itu akan memberikan dampak kepada industri perbankan.
BI diharapkan dapat menahan gejolak kenaikan suku bunga acuannya agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan baik, ujarnya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar maka perseroan akan menambah jaringan usaha untuk lebih mendekati diri dengan nasabah.
Roosniati Salihin mengatakan, kantor cabang perseroan saat ini mencapai 409 kantor dari sebelumnya 381 dan Net Interest Margin (NIM) akhir September 2010 sebesar 4,85 persen sedangkan Loan to Deposito Ratio (LDR) 73,44 persen.
Paninbank pada 2010 telah menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun yang terdiri dari obligasi Subordinasi sebesar Rp2,46 triliun dan obligasi Senior Rp540 miliar, katanya.
Bojonegoro Kembangkan Teh Rosella
INDONESIA PLASA
Senin, 27 Desember 2010 06:17 WIB
Daun teh rosella (istimewa)
Bojonegoro
Teh rosella mulai dikembangkan di Bojenegoro, Jawa Timur, baik dalam bentuk tanaman maupun produksi dalam kemasan.
"Saya menanam rosella di Bojonegoro, sejak setahun yang lalu, ternyata bisa berkembang dengan bagus," kata Agus Budiono, warga Desa Campurejo, Kecamatan Kota, Senin.
Rossela ditanam di areal seluas satu hektare di Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balenrejo.
Agus mengaku berani mengembangkan rossela di Bojonegoro, karena sebelumnya memiliki 3,8 hektare tanaman rossela di Ngawi.
"Kami sudah memproses bunga rossela menjadi teh sejak dua tahun lalu," katanya bangga.
Dia menjelaskan, memproses bunga rosella menjadi teh, hanya membutuhkan waktu sepekan, mulai memetik, menjemur hingga mengemas.
Dalam sehari, dengan pekerja 12 orang, dia mampu memproduksi 100-150 kotak kemasan teh rosella berisin 25 pes celup/kotak.
"Sejauh ini minat masyarakat cukup bagus mengkonsumsi teh rosella," jelasnya.
Teh rosella ini dipasarkan ke Bojonegoro, Tuban dan sekitaranya, hingga Batam dan Bali.
Menurut Agus, rosella mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti membantu memperbaiki fungsi ginjal dan liver, mencegah hipertensi dan infeksi saluran kemih, serta mengeluarkan lendir (mucus) dan melancarkan hidung yang tersumbat.
Senin, 27 Desember 2010 06:17 WIB
Daun teh rosella (istimewa)
Bojonegoro
Teh rosella mulai dikembangkan di Bojenegoro, Jawa Timur, baik dalam bentuk tanaman maupun produksi dalam kemasan.
"Saya menanam rosella di Bojonegoro, sejak setahun yang lalu, ternyata bisa berkembang dengan bagus," kata Agus Budiono, warga Desa Campurejo, Kecamatan Kota, Senin.
Rossela ditanam di areal seluas satu hektare di Desa Ngadiluhur, Kecamatan Balenrejo.
Agus mengaku berani mengembangkan rossela di Bojonegoro, karena sebelumnya memiliki 3,8 hektare tanaman rossela di Ngawi.
"Kami sudah memproses bunga rossela menjadi teh sejak dua tahun lalu," katanya bangga.
Dia menjelaskan, memproses bunga rosella menjadi teh, hanya membutuhkan waktu sepekan, mulai memetik, menjemur hingga mengemas.
Dalam sehari, dengan pekerja 12 orang, dia mampu memproduksi 100-150 kotak kemasan teh rosella berisin 25 pes celup/kotak.
"Sejauh ini minat masyarakat cukup bagus mengkonsumsi teh rosella," jelasnya.
Teh rosella ini dipasarkan ke Bojonegoro, Tuban dan sekitaranya, hingga Batam dan Bali.
Menurut Agus, rosella mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti membantu memperbaiki fungsi ginjal dan liver, mencegah hipertensi dan infeksi saluran kemih, serta mengeluarkan lendir (mucus) dan melancarkan hidung yang tersumbat.
KEN: TANTANGAN DAN RESIKO EKONOMI NASIONAL 2011
INDONESIA PLASA
Komite Ekonomi Nasional atau KEN mengaku optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia di tahun 2011. Namun, ada sejumlah tantangan dan risiko di tingkat domestik dan global yang tetap perlu diantisipasi.
"Optimisme terjadi tapi ada tantangan-tantangan baik domestik maupun global," kata Sekretaris KEN Aviliani dalam presentasi 'Prospek Ekonomi Indonesia 2011' di Menara Bank Mega, Senin (20/12/2010).
KEN mencatat sembilan tantangan dan resiko domestik yang perlu diantisipasi, yaitu tantangan atas kemungkinan terjadinya gelembung nilai aset (asset bubble) dan inflasi karena kurangnya daya serap ekonomi nasional terhadap masuknya modal asing, termasuk yang jangka pendek.
Lalu, risiko terhentinya arus modal masuk dan bahkan terjadinya penarikan kembali modal masuk dalam jumlah besar. Tantangan lain adalah subsidi energi dan alokasi yang tidak efisien, risiko inflasi oleh komponen makanan, pendidikan dan ekspektasi, serta tantangan infrastruktur dan transportasi yang kurang memadai.
Empat tantangan domestik lainnya adalah peningkatan daya saing dan kualitas tenaga terdidik, daya serap atau belanja pemerintah, risiko terkait politik dah hukum serta terkait perubahan iklim, bencana alam dan krisis keuangan.
Sementara itu, ada lima tantangan dan risiko global yang dicatat KEN, yaitu pemulihan ekonomi negara maju yang masih akan lama karena persoalan struktural serta persoalan geopolitik dan geoekonomi G-20, seperti penyelesaian persoalan ketidakseimbangan ekonomi dunia, perang kurs dan potensi perang Korea.
Tantangan dan risiko global lainnya adalah kebijakan banjir likuiditas Amerika Serikat Quantitative Easing yang diambil dalam rangka menyelamatkan diri sendiri, dilema perang kurs dan risiko gagal bayar hutang negara-negara Eropa.
Komite Ekonomi Nasional atau KEN mengaku optimistis dengan prospek perekonomian Indonesia di tahun 2011. Namun, ada sejumlah tantangan dan risiko di tingkat domestik dan global yang tetap perlu diantisipasi.
"Optimisme terjadi tapi ada tantangan-tantangan baik domestik maupun global," kata Sekretaris KEN Aviliani dalam presentasi 'Prospek Ekonomi Indonesia 2011' di Menara Bank Mega, Senin (20/12/2010).
KEN mencatat sembilan tantangan dan resiko domestik yang perlu diantisipasi, yaitu tantangan atas kemungkinan terjadinya gelembung nilai aset (asset bubble) dan inflasi karena kurangnya daya serap ekonomi nasional terhadap masuknya modal asing, termasuk yang jangka pendek.
Lalu, risiko terhentinya arus modal masuk dan bahkan terjadinya penarikan kembali modal masuk dalam jumlah besar. Tantangan lain adalah subsidi energi dan alokasi yang tidak efisien, risiko inflasi oleh komponen makanan, pendidikan dan ekspektasi, serta tantangan infrastruktur dan transportasi yang kurang memadai.
Empat tantangan domestik lainnya adalah peningkatan daya saing dan kualitas tenaga terdidik, daya serap atau belanja pemerintah, risiko terkait politik dah hukum serta terkait perubahan iklim, bencana alam dan krisis keuangan.
Sementara itu, ada lima tantangan dan risiko global yang dicatat KEN, yaitu pemulihan ekonomi negara maju yang masih akan lama karena persoalan struktural serta persoalan geopolitik dan geoekonomi G-20, seperti penyelesaian persoalan ketidakseimbangan ekonomi dunia, perang kurs dan potensi perang Korea.
Tantangan dan risiko global lainnya adalah kebijakan banjir likuiditas Amerika Serikat Quantitative Easing yang diambil dalam rangka menyelamatkan diri sendiri, dilema perang kurs dan risiko gagal bayar hutang negara-negara Eropa.
LIPI: INDONESIA MENUJU DE INDUSTRIALISASI
INDONESIA PLASA
Pusat Penelitian Ekonomi (P2) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghimbau pemerintah agar mewaspadai gejala deindustrialisasi. LIPI melihat, gejala menuju deindustrialisasi itu makin nyata terihat.
Widjaya Adi, Ketua tim P2 LIPI melihat, setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan mulai bergeraknya perekonomian nasional ke arah deindustrialisasi.
Indikator pertamanya, tingkat penyerapan tenaga kerja ke sektor industri makin menurun. Menurutnya, fakta yang ada menunjukan efektifitas serapan tenaga kerja untuk sektor industri dalam negeri makin menurun."Jika dibandingkan dengan serapan tenaga kerja sektor lain seperti pertanian, pertambangan dan jasa, sangat jelas terlihat tren penurunannya," ucapnya, Rabu (22/12/2010).
Berdasarkan catatan LIPI, pertumbuhan serapan tenaga kerja di sektor industri pada kurun waktu 1990-1999 mencapai 5 persen. Penurunan terlihat dengan persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri pada kurun waktu 2000-2009 yang hanya 1,1 persen.
Sedangkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dalam waktu 2000-2009 tumbuh 1 persen, naik dibandingkan kurun waktu 1990-1999 yang berada di kisaran -1 persen.
Hal serupa pun terjadi pada sektor jasa. Pertumbuhan serapan tenaga kerja sektor jasa pada kurun waktu 1990-1999 mencapai 1,8 persen dan meningkat hingga menyentuh angka 3,2 persen pada kurun waktu 2000-2009."Jadi kalau tidak ada langkah kongret dari pemerintah sejak saat ini, maka penurunan serapan tenaga kerja akan terus terjadi," tegasnya.
Menurut Widjaya, kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan yang terjadi di negara maju yang lebih menunjukan pesatnya laju pertumbuhan serapan tenaga kerja sektor industri dibanding sektor primer.
Indikator kedua deindustrialisasi terlihat dari menurunnya kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Adi, jika dibandingkan dengan sektor primer, kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terbilang masih sangat lemah."Besarnya kontribusi sektor primer ini merupakan ciri perekonomian menuju deindustrialisasi," tandasnya.
Diungkapkannya, kontribusi sektor jasa melesat jauh meninggalkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan atau industri. Jika kontribusi sektor jasa di tahun 2000 mencapai 37,5 persen di tahun 2000, di tahun 2009 kontribusinya mencapai 45 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Sektor industri pada tahun 2000 memberikan kontribusi 27,5 persen dan sekarang kontribusinya hanya sedikit diatas 25 persen.
Sedangkan kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami pelambatan. Semula, pada tahun 2000 kontribusinya sebesar 15 persen. Angka ini menurut dan hanya mampu memberikan kontribusi 13 persen-14 persen pada tahun 2009.
Indikator ketiga terlihat dari penurunan jumlah perusahaan yang bergerak di sektor industri."Sulit mengatakan Indonesia akan terbebas dari deindustrialisasi karena tren sudah kearah sana," ungkap Widjaya.
Widjaya bilang, belajar dari pengalaman tiga negara yang pernah mengalami deindustrialisasi, membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. "Jepang itu butuh waktu 10 tahun untuk pemulihan, Amerika Serikat membutuhkan waktu 20 tahun, dan Inggris membutuhkan waktu 15 tahun," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan, gejala perekonomian menuju deindustrialisasi sudah mulai dirasakan pengusaha sejak lama.
Salah satu indikatornya adalah menurunnya daya saing produksi barang dalam negeri di pasar internasional. Beberapa penyebabnya,pengusaha kekurangan pasokan bahan baku sehingga produksi menjadi terhambat dan mahalnya biaya logistik. "Desindustrialisasi sudah bukan barang baru lagi," terangnya.
Kondisi yang tidak menguntungkan ini ditambah makin kuatnya sektor industri manufaktur China. Padahal, Erwin yakin, sektor industri paling potensial dalam menyerap tenaga kerja. "Solusinya bagi pemerintah adalah perbaikan kebijakan dibidang energi dan infrastruktur," kata Erwin.
Perbaikan kebijakan bidang energi menyangkut upaya meminimalisasi ekspor bahan baku khususnya gas dan batu bara. Sementara di bidang infrastruktur, kebijakan perlu diarahkan untuk pembenahan dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas untuk memperlancar arus perdagangan.
Menurut Erwin, pertumbuhan sektor industri tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Setiap tahunnya, target pertumbuhan yang ditetapkan sebesar 5 persen. Sektor industri yang diprediksi akan berkembang adalah sektor industri pertanian, elektronik, dan otomotif. "Kalau yang padat karya masih sulit dan kita kehilangan kompetisi sektor ini," tutupnya.
Pusat Penelitian Ekonomi (P2) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menghimbau pemerintah agar mewaspadai gejala deindustrialisasi. LIPI melihat, gejala menuju deindustrialisasi itu makin nyata terihat.
Widjaya Adi, Ketua tim P2 LIPI melihat, setidaknya ada tiga indikator yang menunjukkan mulai bergeraknya perekonomian nasional ke arah deindustrialisasi.
Indikator pertamanya, tingkat penyerapan tenaga kerja ke sektor industri makin menurun. Menurutnya, fakta yang ada menunjukan efektifitas serapan tenaga kerja untuk sektor industri dalam negeri makin menurun."Jika dibandingkan dengan serapan tenaga kerja sektor lain seperti pertanian, pertambangan dan jasa, sangat jelas terlihat tren penurunannya," ucapnya, Rabu (22/12/2010).
Berdasarkan catatan LIPI, pertumbuhan serapan tenaga kerja di sektor industri pada kurun waktu 1990-1999 mencapai 5 persen. Penurunan terlihat dengan persentase penyerapan tenaga kerja sektor industri pada kurun waktu 2000-2009 yang hanya 1,1 persen.
Sedangkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor pertanian dalam waktu 2000-2009 tumbuh 1 persen, naik dibandingkan kurun waktu 1990-1999 yang berada di kisaran -1 persen.
Hal serupa pun terjadi pada sektor jasa. Pertumbuhan serapan tenaga kerja sektor jasa pada kurun waktu 1990-1999 mencapai 1,8 persen dan meningkat hingga menyentuh angka 3,2 persen pada kurun waktu 2000-2009."Jadi kalau tidak ada langkah kongret dari pemerintah sejak saat ini, maka penurunan serapan tenaga kerja akan terus terjadi," tegasnya.
Menurut Widjaya, kondisi tersebut sangat bertolak belakang dengan yang terjadi di negara maju yang lebih menunjukan pesatnya laju pertumbuhan serapan tenaga kerja sektor industri dibanding sektor primer.
Indikator kedua deindustrialisasi terlihat dari menurunnya kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Adi, jika dibandingkan dengan sektor primer, kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terbilang masih sangat lemah."Besarnya kontribusi sektor primer ini merupakan ciri perekonomian menuju deindustrialisasi," tandasnya.
Diungkapkannya, kontribusi sektor jasa melesat jauh meninggalkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan atau industri. Jika kontribusi sektor jasa di tahun 2000 mencapai 37,5 persen di tahun 2000, di tahun 2009 kontribusinya mencapai 45 persen dari pertumbuhan ekonomi nasional.
Sektor industri pada tahun 2000 memberikan kontribusi 27,5 persen dan sekarang kontribusinya hanya sedikit diatas 25 persen.
Sedangkan kontribusi sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami pelambatan. Semula, pada tahun 2000 kontribusinya sebesar 15 persen. Angka ini menurut dan hanya mampu memberikan kontribusi 13 persen-14 persen pada tahun 2009.
Indikator ketiga terlihat dari penurunan jumlah perusahaan yang bergerak di sektor industri."Sulit mengatakan Indonesia akan terbebas dari deindustrialisasi karena tren sudah kearah sana," ungkap Widjaya.
Widjaya bilang, belajar dari pengalaman tiga negara yang pernah mengalami deindustrialisasi, membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. "Jepang itu butuh waktu 10 tahun untuk pemulihan, Amerika Serikat membutuhkan waktu 20 tahun, dan Inggris membutuhkan waktu 15 tahun," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan, gejala perekonomian menuju deindustrialisasi sudah mulai dirasakan pengusaha sejak lama.
Salah satu indikatornya adalah menurunnya daya saing produksi barang dalam negeri di pasar internasional. Beberapa penyebabnya,pengusaha kekurangan pasokan bahan baku sehingga produksi menjadi terhambat dan mahalnya biaya logistik. "Desindustrialisasi sudah bukan barang baru lagi," terangnya.
Kondisi yang tidak menguntungkan ini ditambah makin kuatnya sektor industri manufaktur China. Padahal, Erwin yakin, sektor industri paling potensial dalam menyerap tenaga kerja. "Solusinya bagi pemerintah adalah perbaikan kebijakan dibidang energi dan infrastruktur," kata Erwin.
Perbaikan kebijakan bidang energi menyangkut upaya meminimalisasi ekspor bahan baku khususnya gas dan batu bara. Sementara di bidang infrastruktur, kebijakan perlu diarahkan untuk pembenahan dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas untuk memperlancar arus perdagangan.
Menurut Erwin, pertumbuhan sektor industri tahun depan tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Setiap tahunnya, target pertumbuhan yang ditetapkan sebesar 5 persen. Sektor industri yang diprediksi akan berkembang adalah sektor industri pertanian, elektronik, dan otomotif. "Kalau yang padat karya masih sulit dan kita kehilangan kompetisi sektor ini," tutupnya.
WASPADAI TIGA RESIKO EKONOMJ 2011
INDONESIA PLASA
Bank Indonesia (BI) menilai ada tiga risiko yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan internal dan eksternal dalam perekonomian Indonesia. Karena itu, Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo menilai ketiga risiko itu perlu diwaspadai sejak dini.
Adapun ketiga risiko itu adalah; pertama, risiko dari ketidakseimbangan ekonomi global di mana melambatnya ekonomi negara maju dan moderasi akselerasi emerging market yang dapat menyebabkan menurunnya permintaan eksternal terhadap ekspor emerging market, termasuk Indonesia.
Kedua, derasnya aliran modal asing (capital inflow) dan isu perang kurs, di mana kebijakan quantitative easing tahap kedua dari AS akan mengakibatkan berlanjutnya aliran capital inflow yang deras dan tekanan apresiasi nilai tukar emerging market, termasuk rupiah. Sementara risiko ketiga, kuatnya permintaan domestik dan tekanan inflasi.
Menurut Perry, peningkatan permintaan domestik untuk mendorong pertumbuhan di emerging market termasuk Indonesia akan mendorong peningkatan tekanan inflasi, terutama bila respons sisi penawaran tidak secepat akselerasi sisi permintaan. "Sejumlah risiko perlu diwaspadai untuk menjaga keseimbangan internal dan eksternal agar peningkatan ekonomi nasional berkelanjutan," katanya dalam acara Proyeksi Ekonomi 2011 Indef, Kamis (23/12/2010).
Namun, Perry optimistis perekonomian 2010 dan 2011 cukup baik kendati tantangan cukup banyak, seperti inflasi, aliran dana asing, dan bagaimana meningkatkan kapasitas perekonomian.
Bank Indonesia (BI) menilai ada tiga risiko yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan internal dan eksternal dalam perekonomian Indonesia. Karena itu, Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo menilai ketiga risiko itu perlu diwaspadai sejak dini.
Adapun ketiga risiko itu adalah; pertama, risiko dari ketidakseimbangan ekonomi global di mana melambatnya ekonomi negara maju dan moderasi akselerasi emerging market yang dapat menyebabkan menurunnya permintaan eksternal terhadap ekspor emerging market, termasuk Indonesia.
Kedua, derasnya aliran modal asing (capital inflow) dan isu perang kurs, di mana kebijakan quantitative easing tahap kedua dari AS akan mengakibatkan berlanjutnya aliran capital inflow yang deras dan tekanan apresiasi nilai tukar emerging market, termasuk rupiah. Sementara risiko ketiga, kuatnya permintaan domestik dan tekanan inflasi.
Menurut Perry, peningkatan permintaan domestik untuk mendorong pertumbuhan di emerging market termasuk Indonesia akan mendorong peningkatan tekanan inflasi, terutama bila respons sisi penawaran tidak secepat akselerasi sisi permintaan. "Sejumlah risiko perlu diwaspadai untuk menjaga keseimbangan internal dan eksternal agar peningkatan ekonomi nasional berkelanjutan," katanya dalam acara Proyeksi Ekonomi 2011 Indef, Kamis (23/12/2010).
Namun, Perry optimistis perekonomian 2010 dan 2011 cukup baik kendati tantangan cukup banyak, seperti inflasi, aliran dana asing, dan bagaimana meningkatkan kapasitas perekonomian.
SBY: DENGARKAN PROYEKSI EKONOMI 2011
INDONESIA PLASA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (27/12/2010) pada rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, mendengarkan paparan proyeksi ekonomi 2011 yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Darmin, didampingi jajarannya, juga akan melakukan sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dan moneter.
Ketika membuka rapat kabinet, Presiden meminta jajaran kabinet menteri, khususnya menteri bidang ekonomi, untuk memanfaatkan momentum dan peluang ekonomi pada 2011.
Presiden mengatakan, kebijakan fiskal dan moneter sangat penting agar pertumbuhan ekonomi berkualitas. "Keduanya harus terpaut satu sama lain agar kebijakan ekonomi bisa menghasilkan capaian yang terbaik. Ekonomi tidak hanya kita lihat dari sisi pertumbuhan, tapi dari sejauh mana kita bisa menciptakan lapangan kerja yang baru, menjaga inflasi, serta fundamental perekonomian yang lain agar ekonomi makro stabil dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi," katanya.
Presiden mengatakan, kebijakan ekonomi yang baik dan tepat dapat menjaga penyangga dan pendorong pergerakan perekonomian Indonesia, termasuk di sektor riil. Presiden meminta agar optimisme di bidang perekonomian terus dijaga agar capaian tahun depan dan tahun-tahun mendatang menjadi semakin baik.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (27/12/2010) pada rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, mendengarkan paparan proyeksi ekonomi 2011 yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Darmin, didampingi jajarannya, juga akan melakukan sinkronisasi dan sinergi kebijakan fiskal dan moneter.
Ketika membuka rapat kabinet, Presiden meminta jajaran kabinet menteri, khususnya menteri bidang ekonomi, untuk memanfaatkan momentum dan peluang ekonomi pada 2011.
Presiden mengatakan, kebijakan fiskal dan moneter sangat penting agar pertumbuhan ekonomi berkualitas. "Keduanya harus terpaut satu sama lain agar kebijakan ekonomi bisa menghasilkan capaian yang terbaik. Ekonomi tidak hanya kita lihat dari sisi pertumbuhan, tapi dari sejauh mana kita bisa menciptakan lapangan kerja yang baru, menjaga inflasi, serta fundamental perekonomian yang lain agar ekonomi makro stabil dan kondusif bagi pertumbuhan ekonomi," katanya.
Presiden mengatakan, kebijakan ekonomi yang baik dan tepat dapat menjaga penyangga dan pendorong pergerakan perekonomian Indonesia, termasuk di sektor riil. Presiden meminta agar optimisme di bidang perekonomian terus dijaga agar capaian tahun depan dan tahun-tahun mendatang menjadi semakin baik.
MENURUT PRESIDEN MASIH ADA WAKTU 90 MENIT LAGI
INDONESIA PLASA
Presiden SBY mengunjungi Timnas Indonesia (Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki)
Tim Nasional (Timnas) Indonesia malam ini menderita kekalahan dalam pertandingan leg pertama final Piala AFF 2010 melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Minggu 26 Desember 2010. Secara mengejutkan Indonesia dikalahkan Malaysia dengan skor telak 3-0.
Walau menderita kekalahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Tim Nasional Indonesia terus berjuang di leg kedua. Masih ada 90 menit lain yang akan dimainkan di Gelora Bung Karno, Rabu 29 Desember mendatang.
"Kita harus sportif. Timnas kita kalah, tapi tidak boleh putus harapan, tidak boleh patah semangat," kata SBY usai nonton bareng di kediamannya, Puri Cikeas Indah, Bogor.
"Tidak perlu gentar. Tetap konsolidasi, konsentrasi, untuk raih kemenangan kembali pada tanggal 29 Desember," ujarnya.
SBY meminta suporter Indonesia tidak menyalahkan siapa pun atas kekalahan ini. Suporter diminta untuk terus memberikan dukungannya saat Timnas bertanding di Jakarta. "Tetap berikan semangat, dukungan, dan berdoa," tutur SBY.
Secara khusus, SBY juga meminta suporter Indonesia bersikap sportif saat menjamu Malaysia 29 Desember nanti. Sikap suporter Malaysia yang menyorot pemain Indonesia dengan sinar laser diminta SBY untuk tidak ditiru.
"Saya ingin suporter Indonesia jangan ikut-ikutan menyorot pemain lawan dengan laser pointer. Mari kita jadi bangsa sportif," ucap SBY.
Presiden SBY mengunjungi Timnas Indonesia (Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki)
Tim Nasional (Timnas) Indonesia malam ini menderita kekalahan dalam pertandingan leg pertama final Piala AFF 2010 melawan Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Minggu 26 Desember 2010. Secara mengejutkan Indonesia dikalahkan Malaysia dengan skor telak 3-0.
Walau menderita kekalahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta Tim Nasional Indonesia terus berjuang di leg kedua. Masih ada 90 menit lain yang akan dimainkan di Gelora Bung Karno, Rabu 29 Desember mendatang.
"Kita harus sportif. Timnas kita kalah, tapi tidak boleh putus harapan, tidak boleh patah semangat," kata SBY usai nonton bareng di kediamannya, Puri Cikeas Indah, Bogor.
"Tidak perlu gentar. Tetap konsolidasi, konsentrasi, untuk raih kemenangan kembali pada tanggal 29 Desember," ujarnya.
SBY meminta suporter Indonesia tidak menyalahkan siapa pun atas kekalahan ini. Suporter diminta untuk terus memberikan dukungannya saat Timnas bertanding di Jakarta. "Tetap berikan semangat, dukungan, dan berdoa," tutur SBY.
Secara khusus, SBY juga meminta suporter Indonesia bersikap sportif saat menjamu Malaysia 29 Desember nanti. Sikap suporter Malaysia yang menyorot pemain Indonesia dengan sinar laser diminta SBY untuk tidak ditiru.
"Saya ingin suporter Indonesia jangan ikut-ikutan menyorot pemain lawan dengan laser pointer. Mari kita jadi bangsa sportif," ucap SBY.
JALANAN MALAYSIA MENGUNING TUNGGU KAMI DI SUGBK 29-12
INDONESIA PLASA
Jalanan Malaysia Menguning
"Tunggu kami di (Stadion Utama Gelora Bung Karno) Senayan."
Senin, 27 Desember 2010, 02:32 WIB
Toto Pribadi, Zika Zakiya
Suporter Malaysia (flickr.com)
Malaysia berhasil menaklukkan Indonesia 3-0 di final pertama Piala AFF 2010, Minggu 26 Desember 2010. Pawai kemenangan langsung menjalar di jalan-jalan sekitar Stadion National Bukit Jalil, Malaysia.
Lebih dari 70 ribu pendukung Malaysia langsung turun memenuhi jalan di depan stadion. Dengan seragam berwarna kuning, mereka membunyikan klakson dan terompet tanda perayaan kemenangan.
Sesekali mengacungkan tiga jari sebagai tanda kemenangan 3-0. Aksi ini sempat mendapat balasan dari pendukung Indonesia. Beberapa diantaranya membalas dengan ucapan,"Tunggu kami di (Stadion Utama Gelora Bung Karno) Senayan."
Pantauan RADAR JAMBI, tak ada kericuhan apa pun yang terjadi selama pertandingan. Kedua pendukung kesebelasan mendapat jatah kursi terpisah. Pendukung Malaysia menguasai tiga per empat isi Stadion.
Kemenangan 3-0 ini jadi modal penting Malaysia untuk bertandang ke Indonesia pada 29 Desember mendatang. Sekaligus jadi ajang balas dendam atas kekalahan 1-5 di penyisihan Grup A di pertengahan Desember lalu.
Jalanan Malaysia Menguning
"Tunggu kami di (Stadion Utama Gelora Bung Karno) Senayan."
Senin, 27 Desember 2010, 02:32 WIB
Toto Pribadi, Zika Zakiya
Suporter Malaysia (flickr.com)
Malaysia berhasil menaklukkan Indonesia 3-0 di final pertama Piala AFF 2010, Minggu 26 Desember 2010. Pawai kemenangan langsung menjalar di jalan-jalan sekitar Stadion National Bukit Jalil, Malaysia.
Lebih dari 70 ribu pendukung Malaysia langsung turun memenuhi jalan di depan stadion. Dengan seragam berwarna kuning, mereka membunyikan klakson dan terompet tanda perayaan kemenangan.
Sesekali mengacungkan tiga jari sebagai tanda kemenangan 3-0. Aksi ini sempat mendapat balasan dari pendukung Indonesia. Beberapa diantaranya membalas dengan ucapan,"Tunggu kami di (Stadion Utama Gelora Bung Karno) Senayan."
Pantauan RADAR JAMBI, tak ada kericuhan apa pun yang terjadi selama pertandingan. Kedua pendukung kesebelasan mendapat jatah kursi terpisah. Pendukung Malaysia menguasai tiga per empat isi Stadion.
Kemenangan 3-0 ini jadi modal penting Malaysia untuk bertandang ke Indonesia pada 29 Desember mendatang. Sekaligus jadi ajang balas dendam atas kekalahan 1-5 di penyisihan Grup A di pertengahan Desember lalu.
Langganan:
Postingan (Atom)