7 Januari 2011

PERANG MATA UANG OLEH: ARIF BUDINATA ANGGOTA DPR RI

INDONESIA PLASA

Rabu, 8 Januari 2011 05:25 WIB

Arif Budimanta
Perang Mata Uang
Jakarta

Belakangan ini, dunia disibukkan oleh perang yang senjatanya adalah kebijakan nilai tukar uang dan melibatkan negara-negara yang ekonominya surplus dan defisit. Namanya, perang mata uang (currency war).

Negara-negara seperti AS dan Inggris mengalami defisit menyusul berakhirnya keajaiban buble financial yang ditunjukkan oleh bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan dan menumpuknya utang di kedua negara sehingga impor mereka lebih dari yang ekspornya.

Sedangkan negara surplus seperti Cina, meminjam ke negara-negara lain untuk membiayai ekspor mereka. Hal yang sama kita lihat di Eropa, Jerman yang surplus terpaksa memberikan kontribusi besar kepada Yunani dan kini Irlandia, akibat defisit yang dialami kedua negara ini.

Amerika berusaha membangkitkan kembali kejayaan ekonominya dengan meningkatkan daya saing perdagangan internasionalnya lewat “memperlemah” mata uangnya, yang tentu saja mempengaruhi transaksi perdagangan internasional karena dolar amerika adalah juga mata uang dunia.

Implikasi dari kebijakan ini adalah nilai tukar negara-negara menguat dan melemah. Apabila persoalan ini tidak dikelola dengan baik, maka stabilitas ekonomi dunia terancam, untuk kemudian merembet ke stabilitas politik.

Semakin terintegrasinya sektor perdagangan internasional telah membuat hampir semua negara berlomba meningkatkan volume perdagangan internasionalnya. Akibatmya, di banyak negara termasuk Indonesia, sektor perdagangan menjadi indikator keberhasilan cukup prestise mengingat perannya yang begitu penting dalam menghasilkan devisa suatu negara, untuk kemudian membuat kedaulatan suatu negara semakin utuh.

Dalam perdagangan internasional, faktor yang cukup menentukan adalah nilai tukar mata uang antar negara. Namun sejak krisis moneter tahun 1997/98 di beberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Eropa Timur yang diawali oleh jatuhnya nilai mata uang Bath yang kemudian menciptakan efek menular (contangion effect) ke negara-negara di Asia. Ini kemudian memicu perubahan sistem nilai tukar yang dianut banyak negara yang sebelumnya menggunakan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) atau sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate system) menjadi sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system).

Sekarang sangat sulit atau bahkan mustahil untuk mengetahui berapa sesungguhnya jumlah mata uang Amerika yang beredar saat ini. Dari logika awam saja fakta ini sudah menciptakan meneror dunia. Betapa tidak, ketika Amerika hanya perlu menekan tombol printer untuk mendapatkan dolarnya, kita justru harus menjual hasil bumi, sumberdaya alam termasuk sumberdaya alam yang tak dapat diperbarui, malah masih harus berhutang pula untuk mendapatkan mata uang Amerika tersebut. Faktor seperti inilah yang menghambat perekonomian dunia mencapai keseimbangan secara adil.

Hal seperti ini menarik untuk didalami Indonesia, karena nilai tukar memiliki dampak berbeda terhadap inflasi dan daya saing perdagangan internasional. Seperti kita ketahui bahwa nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing cenderung menguat. Sementara pada sisi lain cadangan devisa Indonesia naik hingga mencapai US$93 miliar, tetapi beban biaya moneter Bank Indonesia pada 2010 diproyeksikan defisit 30 triliun rupiah.

Data menunjukkan, meningkatnya cadangan devisa tidak diikuti oleh meningkatnya peringkat doing business Indonesia yang cenderung stagnan (tahun 2010 peringkat 121 dari 183 negara, peringkat enam di ASEAN di bawah Malaysia yang berperingkat 21, Thailand 19, Brunei peringkat 112 dan Vietnam 78). Ini mengindikasikan bahwa dana asing berupa hot money yang masuk ke Indonesia lebih disebabkan faktor pricing atau tingkat bunga yang tinggi bukan untuk investasi langsung di sektor riil yang berjangka waktu panjang.

Untuk itu, perlu dipertanyakan dampak peningkatan cadangan devisa terhadap sektor riil. Jangan sampai kenaikan devisa ini hanya menciptakan bubble economy yang pada akhirnya malah menghancurkan perekonomian. Demikian juga pertumbuhan ekonomi yang selama ini ditopang sektor-sektor konsumsi juga harus diwaspadai mengingat krisis global yang baru saja lewat juga diawali dari sektor konsumsi di Amerika.

Jika pengelolaan dana asing ini tidak dikelola dengan baik dan tidak memberikan manfaat besar kepada sektor riil, maka itu hanya memberikan kerugian ganda bagi Indonesia yakni tingkat pengembalian yang tinggi dan biaya moneter yang tinggi untuk meredam laju apresiasi rupiah guna menjaga daya saing ekspor.

Untuk menghadapi rezim devisa yang semakin bebas dan mobilitas modal yang semakin tidak terbatas, otoritas moneter dan fiskal harus bekerjasama agar dana asing yang masuk ke Indonesia dikelola dengan baik serta menyumbang sektor perekonomian, khususnya sektor riil. Kedua otoritas tersebut mesti mengubah hot money yang masuk ke Indonesia menjadi dana yang produktif bagi kemajuan ekonomi Indonesia.

Di level global, otoritas fiskal dan moneter hendaknya tidak terjebak dalam perang mata uang, tetapi tetap mengantisipasi kemungkinan tersebut, sambil mendorong otoritas internasional untuk membuat aturan yang tegas dalam hal penetapan nilai tukar sehingga interaksi ekonomi antarnegara semakin berkeadilan bagi seluruh negara.

Inilah momentum tepat untuk mengembalikan haluan kebijakan ekonomi kita agar sesuai dengan semangat amanat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Lagi pula, sistem ekonomi yang berbasis aktivitas dan kebudayaan masyarakat ternyata memiliki ketahanan lebih unggul dibandingkan bubble economy. Itulah ekonomi kerakyatan, ekonomi pancasila yang basisnya konstitusi kita.

(*) Dr. Arif Budimanta adalah anggota DPR RI Komisi Keuangan Perbankan dari FPDI Perjuangan dan anggota Kaukus Ekonomi Konstitusi

Liga Primer atau Liga Super?

INDONESIA PLASA

Rabu, 5 Januari 2011 08:18 WIB
Liga Primer atau Liga Super?
Irfan Bachdim.
Memilih manakah Anda? Memilih yang ada Irfan Bachdim atau yang ada Bambang Pamungkas?

"Saya berani taruhan LPI tidak akan bertahan sampai setahun," kata Hariyanto Irsyad, karyawan Prudential, sebuah perusahaan asuransi nasional.

Tentu saja Hariyanto adalah pemilih LSI dan pilihannya lebih karena daya tarik klub-klub terkenal di Indonesia yang menghuni kompetisi ini.

Hariyanto menilai popularitas sebuah liga tergantung kepada uang. Klub-klub di LSI dinilainya memenuhi syarat itu karena pundi-pundi keuangannya dicukupi oleh APBD. Sebaliknya, klub-klub di LPI akan menggenjot pemasukan dari tiket dan iklan, karena tak sepeser pun dana APBD untuknya.

Masalahnya, sambung Hariyanto, perusahaan-perusahaan akan lebih suka memasang iklan di liga yang banyak pendukungnya karena itu menguntungkan mereka.

"Sudah jelas klub yang banyak pendukungnya adalah LSI," katanya.

Faktanya, di LSI banyak klub besar yang memiliki pendukung besar. Sebut saja Persija, Persib, Arema dan Sriwijaya FC. Di LPI, hanya Persebaya yang memiliki kelas pendukung setingkat klub-klub besar LSI itu.

Hariyanto melanjutkan --ups dia benar-benar mengikuti persepakbolaan-- kerugian LPI adalah jika salah satu klubnya menjadi juara kompetisi, maka si juara sudah pasti tak bisa mengikuti laga-laga berlevel internasional seperti Liga Champions Asia karena FIFA hanya mengakui satu liga.

"Saat ini yang FIFA akui adalah LSI," katanya.

Komentar Hariyanto dikuatkan Rizal Rifaii, penjaga halte busway Bank Indonesia. Anak muda ini jelas penyuka LSI karena di sini bercokol klub favoritnya, Persija.

"Orang-orang pasti milih LSI karena klub-klub beken ada di situ," ujar Rizal.

Sebaliknya, Habibi Yasin, pegawai swasta di daerah Jakarta Pusat, akan beralih memilih LPI. Dia menilai liga itu mandiri karena tak mengandalkan dana APBD yang sarat korupsi.

Ah, dia ternyata salah seorang dari banyak orang di negeri ini yang muak dengan perilaku korup sehingga apapun yang bernuansa korupsi, dia pasti menjauhinya.

Buktinya dia berkata, "Harusnya KPK sudah membongkar kasus korupsi di PSSI."

Sama dengan Habibi, Adi Prayitno yang berkuliah di Universitas Trisakti jurusan desain grafis, juga menyukai LPI. Tapi dia tampaknya mewakili generasi yang selalu kritis terhadap kemapanan, apalagi kemapanan itu menyimpan kebusukan. Adi memilih LPI karena menganggapnya membawa perubahan.

"Intinya LPI memberikan warna baru terhadap sepakbola tanah air," katanya.

Orang seperti Adi kesal terhadap kecenderungan memanipulasi pencapaian olahraga untuk keuntungan-keuntungan politik atau hanya demi mengeduk untung.

"Manajem LSI kurang mementingkan bola, uang doang yang dipikirin," sambung Reza Fiyan, mahasiswa Universitas Mercubuana jurusan Informatika.

Reza juga pemilih LPI. Alasannya, LPI bakal mendorong profesionalitas klub karena ada dukungan finansial yang besar kepadanya. Dia yakin dana yang besar berkorelasi dengan kualitas profesionalisme dan stabilitas tim.

"Klub di LSI cuma dapat kucuran dana Rp6 miliar sedangkan di LPI dapat Rp30 miliar," kata Reza mengutip informasi yang didapatkan dari internet.

Namun banyak juga yang belum menentukan pilihan, diantaranya Muhammad Dani. "Bagaimana harus memilih, bentuk permainan LPI saja tidak tahu," kata polisi pamongpraja ini

Irfan Bachdim

Ada satu titik temu antara mereka yang memilih LPI dan mereka yang penyuka LSI, yaitu sama-sama menyorot profesionalisme pengelolaan klub dan otoritas sepakbola.

Kendati tetap memilih LSI, Heriyanto enggan meninggalkan sikap kritisnya terhadap manajemen liga.

Dia ingin manajemen liga ditata lebih profesional lagi karena belum ada satu pun klub Indonesia yang menjuarai Liga Champion Asia. Dia yakin kekurangprofesionalan manajemen ligalah yang membuat ini terjadi.

Sebaliknya, kedua kubu masyarakat memuji kualitas para pemain liga. Yasin mengatakan pemain-pemain LSI sudah bagus dan itu terlihat dari performa mengesankan mereka saat tampil di turnamen Piala AFF 2010.

"Pemain LSI bagus, manajemen PSSI yang tidak becus," katanya.

Hal senada diutarakan Adi yang menyebut manajemen LSI kacau karena tak ada transparansi dalam pengelolaan keuangan. "LSI harus belajar dari liga internasional seperti Liga Premier Inggris atau La Liga Spanyol," ujarnya.

Reza menyorot jadwal pertandingan LSI yang dinilainya kacau dan superketat . Dia heran jadwal kok disusun seperti itu sehingga benar-benar menguras tenaga pemain. Sudah begitu, pengaturan jadwal pertandingan banyak tidak sesuai dengan tempat klub.

"Dulu pernah Persija bisa tanding tiga kali dalam seminggu," kata simpatisan JackMania ini.

Reza menilai jadwal yang tak teratur berimbas kepada kinerja klub, contohnya Persipura. Klub ini, kata dia, harus mengeluarkan dana sangat banyak untuk menyewa pesawat dan hotel demi memenuhi jadwal yang ketat.

Reza bermisal, pada minggu pertama Persipura harus melakoni pertandingan di Jakarta menghadapi Persija, setelah itu mereka ke Palembang untuk menantang Sriwijaya FC, dan terakhir ke Samarinda untuk melawan Persisam.

"Fisik pemain habis di jalan," katanya.

Lain lagi dengan Muhammad Dani. Pria ini mengkritik ketidaktegasan wasit-wasit LSI sehingga kekerasan fisik antarpemain sering terjadi, dan itu mendidihkan emosi penonton sehingga mereka ikut berbaku hantam di lapangan.

"Wasit Indonesia harus mencontoh wasit AFF kemarin," katanya.

Ada juga kalangan yang mengkhawatirkan pemain-pemain kesayangannya tak bisa memperkuat timnas, gara-gara ada dua liga sepakbola ini.

Di antara kelompok ini adalah Rizal. Dia mengkhawatirkan nasib Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan bakal tak bisa memperkuat timnas setelah PSSI mengharamkan klub-klub LPI.

"Kasihan Bachdim setelah capek-capek bela timnas malah luntang-luntung di klubnya," kata Rizal.

Dia, dan banyak fans sepakbola lainnya, ingin PSSI menyelamatkan aset-aset sepakbola seberharga Irfan.

Tapi, jangan-jangan pemain seperti Irfan malah menjadi salah satu alasan orang menikmati LPI. Irfan sendiri bisa dianggap menjadi salah satu alasan mengapa timnas demikian populer akhir-akhir ini.

Masalahnya, apa mungkin seorang pemain bisa mengangkat popularitas liga? Ya kadang-kadang, contohnya David Beckham dan Michael Jordan di NBA.

Beckham turut andil dalam kian menduniakan Liga Premier, bahkan dunia kini tak asing mendengar Liga Sepakbola AS (MLS) setelah salah seorang eksekutor bola mati dan pengumpan terbaik di dunia ini bergabung dengan Los Angeles Galaxy, anggota MLS.

Demikian juga Michael Jordan yang membuat NBA pernah begitu populer di seluruh dunia pada era 1990an.

Kini, untuk sedikit hal, kendati tak selevel, Irfan berpotensi menjadi daya tarik LPI.

Baik Beckham dan Jordan adalah talenta-talenta hebat olahraga, tapi mereka juga para lelaki yang laris diiklankan karena beraura model dan digandrungi banyak perempuan, kalangan yang paling melek iklan.

Irfan memiliki dua potensi itu. Memang jauh dari level yang dimiliki kedua superstar olahraga di atas, tapi potensi Irfan cukup untuk menjadi salah satu penarik menonton sepakbola, khususnya perempuan-perempuan muda yang tiba-tiba menjadi para penikmat olahraga namun mereka juga adalah pasar iklan amat menjanjikan.

Pengalaman Menggunakan Koridor Baru Busway

INDONESIA PLASA

Rabu, 8 Januari 2011 08:24 WIB
Yuda Pratama Jaya
Pengalaman Menggunakan Koridor Baru Busway

Penasaran dengan dua koridor baru Busway TransJakarta, pada Selasa (4/1) saya menjajal Koridor XI Pinang ranti - Pluit dan X Cililitan -Tanjung Priuk.

Dua koridor itu mulai beroperasi pada 31 Desember 2010 setelah beberapa tahun tertunda. Halte yang sudah lebih dulu dibangun sempat terbengkalai tapi kini sudah diperbaiki.

Siang itu saya terlebih dulu ke menggunakan busway koridor I, Blok M-Kota dari shelter Bank Indonesia. Di shelter itu saya bertanya kepada petugas mengenai rute yang harus dilalui jika ingin mencoba koridor XI.

Si petugas, dari nama pengenalnya tertulis Ahmad Taufik, menjelaskan sambil menunjuk peta koridor bus TransJakarta. Namun, ketika saya menyebut tujuan Pinang Ranti, sang petugas langsung menyarankan saya untuk mengurungkan niat.

"Wah mending jangan deh, soalnya busnya lama datangnya saya takutnya mas nunggu berjam jam tetapi kalau mas tetap mau coba bisa lewat shelter Benhil lalu menuju ke shelter Semanggi," ujar Ahmad Taufik.

Dari shelter Bank Indonesia itu saya lalu naik TransJakarta tujuan Blok M lalu turun di shelter Benhil. Waktu menunjukan pukul 11.15 WIB. Dari shelter itu saya harus melewati jalan penghubung sejauh kira-kira 500 meter menuju shelter Semanggi.

Sesampainya di shelter itu, kini waktunya saya menunggu busway Koridor XI dari Pluit ke Pinang Ranti. Sepuluh menit berlalu namun bus tak kunjung datang. Saya hampiri petugas yang berjaga. "Tunggu saja mas, sebentar lagi juga datang," ujar petugas penjaga.

Dan benar saja, tak lama bus datang. Saya pun bergegas naik, bus dalam keadaan lengang dan hanya terlihat beberapa penumpang.

Selama perjalanan di dalam bus, saya berbincang dengan seorang penumpang bernama Asep saefullah (35) karyawan swasta yang bekerja di wilayah Tangerang. Saat itu ia hendak menuju Pinang Ranti untuk pergi ke taman mini untuk suatu urusan keluarga.

Asep mengaku berangkat pukul 9.00 WIB dari Pluit dan transit di Grogol menuju ke Cawang UKI atas petunjuk petugas yang berjaga di shelter itu. Meski di shelter tertera tujuan Pinang Ranti, ternyata busnya jurusan Grogol - Ciliitan.

Usut punya usut, ternyata jalur Pinang Ranti - Pluit memang harus dilalui dengan cara transit yaitu mulai dari Pinang Ranti - Cawang UKI - Grogol - Pluit.

Asep mengatakan, koridor baru itu sangat membantu dirinya, namun jarangnya armada membuat dirinya harus lama menunggu. "Kurang efektif kalau hendak sampai cepat ke tujuan. saya hampir menghabiskan sebungkus rokok, waktu nunggu busway-nya datang," kata Asep.

Armada yang kami gunakan bernomor Jet O74, dengan petugas jaga bernama Ariyanto. Di tengah perjalanan ketika melewati halte BNN (Badan Narkotika Nasional), ada peristiwa yang mengundang gelak tawa penumpang.

Pintu otomatis bus yang saya tumpangi mendadak tak berfungsi dan tak bisa ditutup. Sang supir dibantu petugas berusaha mengatasi masalah itu dengan menekan tombol otomatis dan Ariyanto mendorong pintu itu untuk menutup namun tetap tidak bisa.

Ketika pintu kiri berhasil ditutup kembali anehnya pintu sebelah kanan justru terbuka dan begitu seterusnya hingga menyulitkan Ariyanto.

"Ah sudahlah, nanti juga diperbaiki, tetapi kasihan nih anak baru nanti kalau berjaga di sini," katanya.

Ariyanto mengatakan bahwa armada koridor XI Bus transjakarta beroperasi mulai pukul 5.00 hingga 22.00 WIB. Jumlah bus yang beroperasi ada 22 unit dengan tambahan dari koridor satu sebanyak 5 bus.

Tak terasa, saya sudah harus transit di shelter Cawang UKI menuju ke Pinang Ranti, begitu juga dengan Asep yang sejak tadi berbincang bersama saya.

Di shelter ini saya dan Asep menunggu hingga 45 menit dan saya pun menyaksikan ia menghisap beberapa batang rokok hingga bus tiba. Singkatnya, kami pun tiba di Shelter Pinang Ranti pukul 12.55 WIB.

Asep mengatakan perjalanannya dari Pluit menuju Pinang Ranti memakan waktu 1 setengah jam dan ditambah setengah jam untuk menunggu bus.

"Mas baru merasakan berangkat ke Pinang Ranti, saya pernah dari Pinang ranti ke Pluit nunggu busnya sampai satu jam lebih. Kali ini masih tergolong cepat mas," ujar Asep.

Koridor X
Belajar dari pengalaman Asep, saya mencoba arah Pluit dari Pinang Ranti untuk membuktikan apa yang pernah dialaminya.

Kali ini saya tidak sampai Pluit, saya hanya ingin menuju kembali ke shelter Cawang UKI untuk kemudian ke Shelter Cililitan (Pusat Grosir Cililitan/PGC) guna mencoba koridor X.

Ternyata, saya merasakan juga lamanya menunggu bus seperti Asep. Sambil menanti bus tiba, saya perhatikan halte ini. Kondisinya terlihat masih baik namun langit-langit ada yang terlihat rusak, bolong dan terkesan kurang terawat. Lelah menunggu, saya keluar shelter untuk berbincang dengan pengojek yang mangkal di depan Tamini Square.

Ahmad Zamroni (28) salah satu pengojek, mengatakan sejak koridor X beroperasi, banyak pengguna ojek mengeluhkan jalanan semakin macet.

"Jalanan tambah macet, tapi itu berarti pemasukan buat saya. Makin banyak yang sewa buat ojek saya," kata Zamroni. Setengah jam di luar shelter, terlihat satu TransJakarta mendekat. Saya pun bergegas masuk shelter agar tak ketinggalan.

Satu jam untuk menunggu bus ternyata masih lumayan. "Anda tergolong beruntung, biasanya lebih lama," ujar seorang penumpang.

Setiba di shelter PGC Cililitan, saya membeli tiket seharga Rp3.500 untuk mencoba koridor X rute Cililitan - Tanjung Priuk.

Berbeda dengan kondisi di koridor XI, saya tak mendapati lamanya waktu menunggu, hanya butuh waktu lima menit dari membeli tiket hingga bus datang.

Saya bertanya kepada Safrudin, petugas jaga pada shelter PGC Cililitan mengenai jumlah armada untuk koridor X. Dia bilang ada 25 bus dan itu belum termasuk bus bantuan.

Beroperasinya koridor X disambut baik pengguna. "Sekarang enak kalau mau ke ITC Cempaka Mas bisa langsung dari sini," kata Dwi Nindita (25) karyawati yang bekerja di ITC Cempaka Mas.

Dwi bilang, sebelumnya dirinya menggunakan kendaraan umum biasa dan kerap khawatir jadi korban kejahatan. Dwi pernah kehilangan ponsel ketika menggunakan angkutan umum biasa. "saya merasa aman kalau naik busway, tetapi AC-nya itu kurang dingin," kata Dwi.

Perjalanan menuju Tanjung Priuk saya lalui dengan lancar dan hanya membutuhkan waktu satu jam lima belas menit bolak-balik. Kedua koridor yang saya coba tidak dilengkapi pemberitahuan dwibahasa seperti koridor Blok M - Kota.

Sebagai gantinya, petugas jaga berteriak memberitahukan nama setiap shelter yang disinggahi.

Rute busway Transjakarta koridor IX meliputi Terminal Pinang Ranti-Taman Mini Garuda-Pasar Kramat Jati-Cililitan-Sutoyo BKN-Cawang UKI-Cawang BNN-Cawang Ciliwung-Cikoko Stasiun Cawang-Tebet BKPM-Pancoran Tugu-Pancoran Barat-Tegal Parang-Kuningan Barat-Gatot Subroto Jamsostek-Gatot Subroto LIPI-Semanggi-Senayan JCC-Slipi Petamburan-Slipi Kemanggisan-S.Parman Harapan Kita-S.parman Podomoro City-Grogol 2-Latumenten Stasiun K.A-jembatan Besi-Jembatan Dua-Jembatan Tiga-Penjaringan-Pluit.

Koridor X (Cililitan-Tanjung Priok) dimulai dari Cililitan PGC-Sutoto BKN-Cawang UKI-Sutoyo Cawang-Panjaitan Penas-Kebon Nanas Cipinang-Prumpung Pedati-Stasiun Jatinegara-A.Yani Bea Cukai-Utan Kayu Rawamangun-Pramuka BPKP 2-Kayu Putih Rawasari-Pulomas Pacuan Kuda-Cempaka Putih-Yos Sudarso Cempaka Mas-Yos Sudarso Kodamar-Sunter Kelapa Gading-Plumpang Pertamina-Walikota Jakarta Utara-Permai Koja-Enggano-Terminal Tanjung Priok.

Kasiyem, si Jurangan yang Butuh "Joki" Napi

INDONESIA PLASA

Rabu, 5 Januari 2011 12:22 WIB
Kasiyem, si Jurangan yang Butuh Joki Napi

Bojonegoro

Kasiyem (55) asal Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur, adalah pedagang beras yang sering mengirimkan beras ke Bali.

Ia tertarik berdagang pupuk, karena berharap keuntungan lebih besar dibanding jika hanya menjual beras.

Dari berita di media massa, menurut dia, Bupati Bojonegoro Suyoto pernah menyatakan, pupuk luar boleh masuk ke Bojonegoro dan yang dilarang adalah membawa keluar pupuk dari Bojonegoro.

Saat terjadi kelangkaan pupuk, ia memanfaatkan kesempatan meskipun mengaku tidak memiliki Delivery Order (DO).

"Saya ini membeli pupuk dengan uang hasil utangan, tidak mencuri," kata Kasiyem, dalam perbincangan dengan ANTARA di Lapas Bojonegoro, Selasa.

Menurut pengakuannya, pada tahun 2009 itu dirinya membeli berbagai macam jenis pupuk mulai Urea, ZK, juga pupuk produksi Kaltim di Bali. Ini karena secara rutin kendaraannya mengirimkan beras ke Bali.

Saat berdagang pupuk Kasiyem mengaku sudah keluar sedikit-dikitnya Rp100 juta. Dagang pupuk itu pun menyeretnya ke pengadilan pidana hingga ke tingkat kasasi.

Mahkamah Agung menetapkan Kasiyem, harus menjalani hukuman penjara tiga bulan 15 hari.

Menurut seorang petugas di Lapas Bojonegoro, Kasiyem menghadapi dua kasus, satu kasus lainnya diputus MA, juga dengan hukuman penjara tiga bulan 15 hari dengan masa percobaan.

"Seingat saya ada lima truk pupuk yang saya datangkan ke Bojonegoro dan semuanya ditangkap polisi," kata Kasiyem.

Menghadapi masalah itu, Kasiyem mengeluhkan permasalahannya tersebut ke berbagai pihak tak terkecuali disampaikan dalam dialog Jumat di Pendopo Pemkab Bojonegoro.

Bupati Bojonegoro, Suyoto, dirinya tahu kasus Kasiyem dalam masalah pupuk tersebut sejak awal.

"Karena ketika itu pupuk langka, saya membantu yang bersangkutan dengan mendatangi ke kejaksaan, meminta pupuknya dikembalikan," jelas Suyoto.

Hukuman PenjaraMenghadapi keputusan MA itu, Kasiyem mengaku, tidak terima dan takut kalau harus menjalani hukuman penjara. Dia bilang pedagang pupuk seperti dirinya cukup banyak di Bojonegoro tapi hanya dia yang masuk penjara.

Lalu dicarilah seseorang yang bisa membantunya. Kasiyem akhirnya bertemulah dengan seorang pengacara bernama Hasnomo.

Kasiyem mengungkap, dalam perjanjian itu, Hasnomo sanggup menolong dirinya agar tidak masuk penjara dengan memberi imbalan uang Rp22 juta."Bagaimana caranya saya tidak tahu," ujarnya.

Diri mengaku menandatangani berita acara eksekusi di Kantor Kejaksaan Negeri Bojonegoro, tepatnya pada tanggal 27 Desember 2010.

Hanya saja, ketika di depan lapas, dirinya yang semobil dengan staf Kejari bojonegoro, Widodo Priyono, tidak masuk ke lapas. Sebab, Hasnomo sudah membawa joki napi Karni (51), warga Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, yang memperoleh imbalan uang Rp10 juta dari Hasnomo.

Hasnomo menemukan Karni lewat seorang perantara yang bernama Angga."Saya tahu itu keliru," ucapnya.

Karnipun masuk sel di lapas, setelah menjalani registrasi, dengan cap jempol, buan tanda tangan.

Masuknya joki napi Karni tersebut, terungkap pada tanggal 31 Desember 2010, ketika ada seseorang yang menjenguk dan mengetahui Karni ternyata bukan Kasiyem.

Menanggapi kasus itu, Bupati Bojonegoro, Suyoto menyatakan, di dalam kasus joki napi tersebut, bukanlah merupakan kasus mafia hukum besar sebagaimana yang dibayangkan kebanyakan orang.

Masalah itu muncul, hanya karena keluguan Kasiyem yang takut dipenjara dan Karni yang terbentur kesulitan ekonomi.

"Baik Kasiyem dan Karni semuanya lugu, orang yang tidak tahu tentang seluk beluk mafia hukum," katanya menjelaskan.

Yang jelas, sebagaimana diungkapkan Kepala Divisi Pemasyaratan Kanwil Kementerian Hukum Jawa Timur, Djoko Hikmahadi, kejadian munculnya kasus joki napi di Lapas Bojonegoro, bisa menjadi pembelajaran bagi berbagai pihak terkait di bidang hukum.

"Ini modus baru, selama 20 tahun bertugas, belum pernah saya temui ada kasus joki napi," katanya ketika di Bojonegoro.

Pembenahan yang perlu dilakukan, menurut dia, yakni, baik kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lapas, sedikitnya harus tahu sejak awal proses penanganan kasus dan orang yang terlibat harus dilengkapi dengan foto dan identitas lainnya.

Hati-hati dengan (Limbah) Plastik

INDONESIA PLASA

Kamis, 8 Januari 2011 10:40 WIB
Hati-hati dengan (Limbah) Plastik
Denpasar Satu gerai waralaba Circle-K di Jalan Cokroaminoto, Denpasar, Bali, pada satu malam hampir dini hari. Anak-anak muda membelakangi kaca besar gerai itu kongkow-kongkow menghabiskan waktu di pelatarannya dengan geletakan plastik kresek bekas pembungkus belanjaan di sekeliling, padahal terdapat satu poster besar di dinding kacanya.

Poster besar itu berisi ajakan mengurangi pemakaian plastik kresek tiap kali konsumen berbelanja di toko waralaba asal Amerika Serikat itu. "Sudah lama poster itu dipasang dan tiap pembeli ditawarkan mau pakai kantong kresek atau tidak. Kebanyakan minta kantong bungkus biarpun cuma beli barang-barang kecil seperti permen atau korek api," kata seorang penjaga warung itu.

"Kantor kami memang mengajak masyarakat mengurangi pemakaian kantong kresek walau tidak mengharuskan pembeli. Ada juga pembeli yang datang membawa kantong sendiri, tapi yang seperti itu jarang sekali," kata penjaga itu lagi.

Dalam sehari, sekitar lima kantong plastik berlabel warung waralaba itu dikeluarkan di toko itu untuk melayani pembeli, sementara satu kantong berisi ratusan kantong kresek.

Itu baru di satu warung waralaba itu saja, belum lagi di seluruh kelompok Circle-K di Denpasar dan Bali. Jumlah itu makin meraksasa jika digabung dengan semua warung waralaba yang beroperasi di Bali, akan makin mencengangkan jika memasukkan semua toko dan perusahaan yang beroperasi di Bali.

Tidak percaya? Silakan mengamati hal ini di satu toko waralaba dari Perancis di Jalan Sunset Road, Kabupaten Badung, Bali. Sisihkan waktu lima menit saja untuk melihat betapa belasan kasirnya memasukkan barang-barang belanjaan ke dalam kantung-kantung kresek aneka ukuran berlabel perusahaan itu.

"Barang beracun dan berbau seperti racun serangga dan pemutih pakaian harus dimasukkan ke dalam kantung kresek terpisah, begitu juga makanan dan barang pecah-belah serta barang listrik atau elektronika. Itu sudah peraturan pelayanan kami," kata satu kasir di jaringan pasar serba ada Hero, di Denpasar.

Akibat standar pelayanan itu, seorang pembeli yang belanja mingguan keperluan rumah tangga bisa mendapat empat sampai lima kantong kresek tiap dia belanja. Betapa banyak kantong kresek yang harus "dilepas" seluruh jaringan toko dan warung ini tiap hari, tiap pekan, tiap bulan, dan tiap tahun?

Oleh Gubernur Bali, Made Pastika, Bali sangat bangga dengan predikat "Clean and Green"-nya, yang telah diberi predikat mengagumkan dari beberapa institusi internasional dan dalam negeri. Akan tetapi, kalau dilihat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kawasan Suwung, di tepi Jalan I Gusti Ngurah Rai yang menghubungkan Nusa Dua-Kuta-Sanur-Denpasar, di Kabupaten Badung, maka tumpukan sampah plastik itu sangat luar biasa jumlahnya.

Sudah umum dipahami plastik hampir mustahil diurai secara alami, sekalipun itu plastik tipis yang ringan sekali. Untuk bisa diurai mengandalkan bantuan alam, diperlukan waktu hampir 1.000 tahun agar molekul dan partikel plastik itu bisa menyatu dengan tanah atau air walaupun plastik itu berasal dari polimerasi ikatan karbon yang mirip dengan minyak bumi dan gas bahan bakar.

Istilah plastik, menurut pengertian kimia, mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai ekonominya.

Secara alamiah, terdapat beberapa polimer (pengulangan tidak terhingga dari monomer-monomer) yang digolongkan ke dalam kategori plastik. Secara fisik, plastik bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar film atau serat sintetik, yang disebabkan karena plastik juga bersifat "malleable" alias memiliki sifat bisa dibentuk atau ditempa.

Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang sangat banyak. Sifat-sifat bisa menerima tekanan, panas, keras juga lentur, dan bisa digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik. Sehingga wajar jika plastik bisa dipergunakan secara massa untuk banyak sekali keperluan.

Terdapat enam komoditas polimer bersifat plastik yang banyak digunakan, yaitu poliethilen, polipropilen, polivinil khlorida, poliethilen terefthalat, polistiren, dan polikarbonat. 98 persen keperluan polimer dan plastik dalam peradaban manusia kini terdiri dari enam bentuk utama itu, yang berlainan dalam kemampuan degradasi, ketahanan panas, cahaya, dan kimia.

Dulu "bumper" mobil, sebagai misal, dibuat dari metal keras dan dikrom. Kini material dan proses pembuatan serta distribusi memakai bahan metal itu menjadi sangat mahal sehingga plastik polimer khusus menjadi alternatif lumrah. Keranjang belanja yang umum dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini diganti plastik kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.

Dalam pengertian kimia industri, sifat polimer semikonduktif dan konduktif adalah polimer terkonjugasi yang menunjukkan perubahan ikatan tunggal dan ganda antara atom-atom karbon pada rantai utama polimer. Ikatan ganda didapat dari karbon yang memiliki empat elektron valensi, namun pada molekul terkonjugasi hanya memiliki tiga atau terkadang dua atom lain.

Elektron yang tersisa membentuk ikatan "Ï€" (phi), elektron yang terdelokalisasi pada seluruh molekul. Suatu substansi kimia dapat bersifat polimer konduktif jika mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi. Contoh dari polimer terkonjugasi plastik tradisonal (poliethilen), sedangkan polimer konduktif antara lain poliasetilen, polipirol, politiopen, polianilin, dan lain lain.

Energi dan jenis ikatan polimer ini sangat kuat sehingga untuk mengurai atau memecah ikatannya juga diperlukan energi dan jerapan ikatan molekul reaktif lain yang lebih kuat. Inilah yang lalu menyebabkan molekul plastik sangat sulit dilapukkan atau didegrasasi karena ikatannya sangat stabil.

Kalau mau, pemecahan ikatan molekuler itu bisa dilakukan melalui campur-tangan teknologi maju, mulai dari pemakaian insenerator hingga imbuhan material biologis dan kimiawi pemecah ikatan kimia polimer plastik. Salah satu yang terkenal dari yang terakhir ini adalah penerapan sel bakteri penghasil poli asam amino, polihidroksialkanoat, dan imbuhan asam laktat organik yang telah dimodifikasi.

Sampai saat ini harga keekonomian plastik ramah lingkungan atau plastik nonkonvensional itu masih sangat mahal karena berbagai pengaruh, mulai dari kebijakan bea impor bahan baku, regulasi perdagangan dan penerapan teknologi, insentif pajak, hingga sosialisasi kepada masyarakat sebagai terminal akhir rantai pemakaian plastik itu.

Dari sisi energi ikatan, maka formasi ikatan-ikatan molekul yang membangun polimer plastik konvensional itu juga sangat menentukan keteguhan produk plastik yang dibuat, apalagi jika diimbuhi dengan aditif lain sesuai keperluan. Mau plastik keras namun lentur atau sebaliknya, atau dengan sifat-sifat lain? Semuanya bisa ditentukan mulai dari skala laboratorium hingga skala industri massal.

Indonesia merupakan salah satu penghasil biji plastik untuk jenis polipropilen (PP) dan poliethilen kerapatan tinggi atau HDPE. Menurut data resmi dua tahun lalu, terdapat 793 pabrik penghasil bijih plastik beroperasi di Tanah Air, dan pasar internasional masih sangat haus menyerap produk-produk itu.

Pada dasawarsa `30-an, hanya beberapa ratus ton plastik dipergunakan industri sedunia, berkembang menjadi 150 juta ton pertahun pada 1990 dan 220 juta ton per tahun pada 2005. Dua tahun lalu, secara rerata penduduk Eropa Barat memakai 60 kilogram peralatan plastik pertahun, yang masih kalah ketimbang konsumsi oleh penduduk Amerika Serikat yaitu 80 kilogram perorang per tahun sementara India cuma dua kilogram saja.

Sampai saat ini belum ada data resmi tentang pemakaian plastik oleh warga Indonesia per tahun. Namun kalau bisa berhitung sederhana berasumsi pemakaian sedikit di atas pemakaian plastik di India, maka dengan penduduk sebanyak 4 juta jiwa akan terdapat angka sekitar 10 juta kilogram alias 10.000 ton plastik per tahun dipergunakan di Provinsi Bali.

Pantai Kuta yang menjadi ikon dan andalan pariwisata Bali plus Indonesia pernah beberapa kali dikeluhkan turis karena banyak sampah plastik berserakan di pasir putihnya. Sampah itu belum tentu juga berasal dari Pantai Kuta itu sendiri karena pernah terbukti asal sampahnya dari muara Tukad Badung yang dihanyutkan gelombang ombak.

Kalau sudah begitu, jika tidak ditangani secara lebih serius dan sungguh-sungguh maka keberadaan sampah plastik bisa menimbulkan bahaya lain. Mulai dari ancaman ekologis sampai ke wilayah ekonomi apalagi Bali sangat tergantung pada kehadiran turis untuk menghidupi diri.(*)

Catatan Ekonomi Versus Hukum 2011

INDONESIA PLASA

Kamis, 8 Januari 2011 20:43 WIB
Laksanto Utomo*
Jakarta

Perspektif perekonomian nasional di Indonesia sesuai hasil analisa dan catatan pers (harian ibu kota) pada acara tutup tahun 2010 dan memasuki tahun kelinci 2011, perekonomian nasional cukup prospektif dan cerah.

Meskipun dihantui laju inflasi yang akan didorong dari sektor pangan dan bahan tambang yang tampaknya akan terus merangkak naik, pertumbuhan sektor ekonomi agaknya paradoks dibandingkan pembangunan hukum di Indonesia pada 2011.

Memasuki tahun 2011, pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk membenahi sektor hukum. Memasuki awal tahun ini, Menkumham RI Patrialis Akbar menanggapi tulisan pembaca harian ibu kota tentang kepergian Gayus September 2010, ikut prihatin dengan berbagai kejadian yang menyimpang itu.

Kasus Gayus, makelar kasus dan joki pidana adalah sebagian dari contoh kasus-kasus yang memalukan. Agaknya Menteri Hukum dan HAM menemukan fakta bahwa Gayus Tambunan patut diduga telah menggunakan paspor atas nama Sonny Laksono untuk pergi ke Macau dan Kuala Lumpur di saat proses pemeriksaan persidangan masih berlangsung di PN Jakarta Selatan. Ini memalukan.

Gayus yang dibela advokat senior Adnan Buyung Nasution mestinya ditempatkan sebagai "pemicu" untuk membuka kasus-kasus yang saling terkait dengan berbagai kasus manipulasi pajak menangani setoran pajak sekitar 60 perusahan). Pasti banyak pihak yang terlibat, misalnya instansi Polri,Kejaksaan dan Kehakiman.

Kasus-kasus tersebut diharapkan mampu menguak "borok-borok" sesungguhnya. Tidak salah jika pengacara kondang Adnan Buyung Nasution yang akrab disapa Bang Buyung, "turun gunung" menangani kasus ini.

Kasus Gayus yang seharusnya menyeret dua petinggi Polri pun sampai kini masih belum diproses, Ini merupakan hutang Kapolri baru yang akan membenahi aparat untuk memperbaiki citra Polri yang semakin kelam di tahun 2010.

Proses persidangan kasus si "whistle blower" Komjen Pol Susno Duadji yang mengungkap adanya makelar kasus saat ini juga masih berjalan ditempat ini juga hutang Kapolri baru untuk pembenahan intern.

Sementara kasus penyuapan ataupun pemerasan di Mahkamah Konstitusi ( yang saat ini masih ditangani KPK) oleh panitera dan atau keluarga Hakim MK menjadi pekerjaan rumah bagi Ketua MK untuk menjaga integritas Mahkamah Konstitusi.

Selanjutnya Kasus Anggodo yang akhirnya menyeret Ketua KPK Bibit dan Chandra yang berujung pada deponeering oleh Kejaksaan Agung akan menyandera indpendesi KPK, Kasus ganti rugi Lapindo yang sampai saat ini masih terkatung-katung. Dan dugaan pelanggaran HAM tentang kebebasan beragama di Tasikmalaya, Kuningan dan Lombok Mataram menjadi catatan penting di tahun 2010, dan masih banyak lagi kasus-kasus hukum yang belum tersentuh dan ditangani oleh pemerintah.


Berfikirlah Melompat

Dalam memberantas korupsi pada situasi yang sangat luar biasa, seyogianya para pengambil kebijakan juga harus berani berfikir melompat. Meminjam istilah Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, berpikirlah luar biasa jika menangani kasus yang juga luar biasa. Maksudnya, pengacara, jaksa hakim dan polisi seharusnya tidak bersifat submisif terhadap hukum positif, tidak kreatif, apalagi jika malah berani melanggar aturan.

Pada tataran implementasi pada kasus tindak pidana korupsi dengan pembuktian terbalik dan alat bukti tambahan (data elektronik dan rekaman ) ini akan sangat membantu penanggulangan dan proses pemeriksaan. KPK yang saat ini sedang melakukan penuntutan bagi anggota DPR yang terlibat kasus penyuapan pemilihan Dewan Gubernur BI harus segera dituntaskan pada tahun ini termasuk pelaku penyuapan dan yang memberikan fasiltas .

Rencana KPK untuk membuka perwakilan di daerah dengan tujuan untuk melakukan pengawasan Anggaran Belanja Daerah perlu mendapat dukungan dari pemerintah, agar mengurangi kebocoran dan korupsi di daerah-daerah.

Memang tidak mudah memerangi korupsi seperti yang terjadi di Indonesia ini. Di China (RRC) yang saat ini pertumbuhan ekonominya sangat tinggi, punya komitmen untuk memberantas korupsi.

Di Shanghai misalnya, dikeluarkan aturan mencegah korupsi yang dikenal sebagai: "tiga kabel tegangan tinggi".

Pejabat tinggi dilarang membuat keputusan atas proyek tanpa tender terbuka, tidak boleh semena-mena menentukan harga tanah atau memberikan perlakukan istimewa bagi proyek tertentu dan menggunakan kekuasaan untuk meraih keuntungan bagi anggota keluarga atau kroni mereka.

Konsistensi pemerintah China (RRC) dalam melawan korupsi sangat nyata dan telah membahkan hasil. Wakil Ketua MA Rakyat "dicopot" dan Komite pengawas Kongres Rakyat Nasional mengundurkan diri ( China Daily, medio Maret 2008 ).

Komitmen pemeberantasan korupsi seperti di China itu yang tidak ditemukan di Indonesia.

Komisi Yudisial RI menyoroti kinerja KY pada tahun 2010 yang lalu banyak pengaduan yang berhenti dan tidak atau belum direalisasi. Hal ini terbentur pada kewenangan KY , maka pada tahun ini perlu diperjuangkan peran KY untuk mengawasi hakim yang menyalah gunakan kewenangan dan jabatan dalam menangani perkara.

Kewenangan KY harus jelas serta lembaga ini juga harsu mampu mengenakan sanksi yang riil.

Memasuki Tahun 2011 tahun yang berat bagi pemerintah, utamanya Presiden para pembantu dan staf ahli termasuk Satgas Hukumnya, agar memberikan pendapat dan masukan hukum ke pemerintah lebih berbobot dan proporsional agar tidak kontra-produktif. Untuk itu kalangan akademisi dan praktisi sebaiknya memberikan masukan ke Satgas itu.

Pembenahan bidang hukum menjadi prioritas utama karena pemerintahan yang bersih adalah salah satu aspek penting untuk melakukan penegakan hukum diberbagai bidang. Tak akan berarti banyak, majunya pertumbuhan ekonomi tahun ini tanpa disertai adanya penegakan hukum dan kejujuran dari para pejabat hanyalahsebuah artifisial belaka. (***)
*Penulis Dekan FH Universitas Sahid Jakarta.

Kritik Terhadap Amerikanisasi Mekanisme Demokrasi

INDONESIA PLASA
Kamis, 6 Januari 2011 21:07 WIB
Jafar M. Sidik
Kritik Terhadap Amerikanisasi Mekanisme Demokrasi
Ribuan warga dari berbagai elemen menghadiri Rapat Paripurna DPRD Bantul, Yogyakarta, Sabtu (18/12).


Beberapa waktu terakhir, upaya pengaturan kembali mekanisme kekuasaan seperti dalam status Keistimewaan Yogyakarta acap tak muncul dari prakarsa rakyat dan daerah, padahal Indonesia mendengung-dengungkan otonomi daerah.

Republik Indonesia sendiri terbentuk dari kesepakatan masyarakat nusantara, bukan inkorporasi paksa seperti Uni Soviet dulu. Filsuf John Locke dan Jean-Jacques Rousseau menamakan ini "kontrak sosial."

Sekedar perbandingan, negara-negara demokrasi mapan justru memberi kesempatan luas masyarakat dan daerah untuk berprakarsa, misalnya Inggris terhadap Irlandia Utara, Kanada kepada Quebec, dan Spanyol bagi Basque.

Saat provinsi Quebec menggelar referendum pada 1995, pemerintah Kanada menghargainya karena mereka menghormati kontrak dan sejarah pembentukan Kanada. Ternyata, warga Quebec ingin tetap menyatu dengan Kanada.

Demikian pula Inggris dalam referendum kedaulatan Irlandia Utara pada 1973. Pemerintah pusat menahan diri dan memang Irlandia Utara memilih tetap bersama Inggris.

Ketika manuver daerah dipandang kebablasan, hukum menjadi pilihan negara demokrasi mapan, kasusnya adalah Spanyol yang membatalkan referendum kemerdekaan Basque pada 2008 lewat Mahkamah Konstitusi.

Dalam soal mekanisme kekuasaan, negara-negara demokrasi melihat suara rakyatlah yang dinomorsatukan. Jika datang dari penguasa, maka prakarsa itu dianggap cacat karena tak netral dari subyektivitas penguasa. Semulia apapun motif reformasi tatanan kekuasaan, adalah tak elok jika penguasa yang mengusulkannya.

Sebaliknya, penguasa di sistem demokrasi mapan fokus pada inisiatif-inisiatif peningkatan kesejahteraan sosial, penyelenggaraan pertahanan dan keamanan, distribusi insentif ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan keadilan sosial.

Contohnya, Presiden Barack Obama. Dia dicurigai hendak murtad dari kapitalisme yang sudah menjadi bagian kontrak bangsanya, padahal dia hanya mengoreksi praktik kapitalisme agar berwajah sosial pula.

Obama tak menggugat ranah kontrak sosial, sebaliknya dia fokus pada praktik, yaitu reforma jaminan layanan kesehatan dan akuntabilitas sistem pengelolaan perbankan.

Intinya, dalam soal konstruksi kekuasaan, negara-negara demokrasi mapan akan melihat dulu kontrak sosial dan manifestasinya dengan menanyai rakyat. Australia menempuh ini saat memilih menjadi republik atau tetap monarki.

Janggal
Negarawan Inggris Winston Churchill menyebut demokrasi adalah pilihan dan jauh dari sempurna. Untuk itulah negara-negara Eropa Barat enggan menguniversalisai mekanisme demokrasinya. Jepang, India dan Korea Selatan pun tidak.

Sebaliknya, sejumlah kecil negara termasuk Filipina dan Indonesia, cenderung "mengamerikanisasi" mekanisme sistem demokrasinya. Demokrasi Indonesia sendiri belakangan menjadi begitu liberal sehingga Pancasila seperti kesulitan menempatkan dirinya.

Ironisnya, amerikanisasi mekanisme demokrasi terlihat janggal karena tak dibarengi oleh institusionalisasi politik sematang AS, yaitu sistem hukum independen yang membuat perselingkuhan dan rekayasa vulgar tak pernah terjadi.

Sekecil apapun pelanggaran dan sebesar apapun pelanggarnya, AS yang umur demokrasinya 300 tahun pasti mengadilinya. Ini yang membuat kualitas demokrasi terjaga.

Situasi berbeda terjadi di Filipina dan Meksiko. Pada banyak kasus, juga di Indonesia.

Negara-negara ini malah dibelit pertarungan antardinasti penguasa, dominannya politik uang dan kekerasan. Distribusi kekuasaan pun bermasalah di mana satu keluarga bisa sekaligus menguasai eksekutif dan legislatif, atau mengelola negara sekaligus mengelola institusi bisnis dengan nyaris tak memedulikan prinsip benturan kepentingan.

Di sisi lain, kehidupan politik bisa menjadi brutal. Contohnya, pembantaian keluarga calon gubernur oleh keluarga pesaingnya di Maguindanao, Filipina, pada November 2009.

Ironisnya, politik berdarah-darah seperti itu lazim terjadi pada demokrasi yang liberal seperti Meksiko dan India. George Friedman dalam "Mexico in Crisis", malah menyebut Meksiko di ambang "negara gagal".

Imitasi vulgar prinsip satu negara oleh satu negara lainnya memang acap membuat negara kehilangan identitas. Turki yang berjuang menyekulerisasi dirinya belakangan malah mencapai antiklimaks manakala di dekade terakhir ini muncul orde yang amat berbeda dari orde sekuler impian Kemal Ataturk.

Sebaliknya, China sukses mengawinkan realitas domestik dengan dinamika global.

Di banyak negara, berdemokrasi sering dipandang sebagai tren dan ini menciptakan latah yang akhirnya mereduksi demokrasi menjadi prosedur, mekanisme dan pintu masuk untuk berkuasa belaka.

Pada masyarakat yang melihat demokrasi sebagai tren, kaum amat berpunya yang kerap korup, rakus dan bahkan bengis, yang paling bisa memanfaatkan pintu masuk itu.

Mereka inilah yang tak segan menyuap, menipu dan mengintimidasi agar bisa berkuasa. Hasilnya, demokrasi sering berkorelasi dengan perilaku dan penguasa ademokratis.

Tak heran, demokrasi, menurut Paul Collier dalam "War, Guns, and Votes", malah menghasilkan pemimpin-pemimpin otoriter seperti Vladimir Putin di Rusia, Robert Mugabe di Zimbabwe, Meles Zenawi di Ethiopia, Islam Karimov di Uzbekistan, Umaru Yar`Adua di Nigeria dan Mwai Kibaki di Kenya.

Tak sekedar tampang
Tak salah jika Churchill mengatakan demokrasi jauh dari sempurna dan kawasan demokrasi mapan seperti Eropa Barat memahami ketidaksempurnaan ini sehingga mereka enggan menjiplak habis mekanisme demokrasi di sistem lain.

Sebaliknya, mereka mengawinkan demokrasi dengan kebajikan lokal. Mereka melihat universalisasi mekansime demokrasi acap mencampakkan realitas domestik, yaitu realitas bahwa rakyat nyaman, hidup sejahtera, hak-hak sipil dihormati, kejahatan dan gejolak sosial rendah, anak-anak bersekolah tinggi-tinggi tanpa kecuali, makan murah, berkebudayaan dengan tenang, namun rakyat tetap merdeka berinteraksi dengan siapapun.

Karena realitas-realitas seperti itu hidup subur di Inggris, Belgia, Belanda, Denmark, Norwegia, Swedia, Jepang, dan Spanyol pasca 1976 yang semuanya monarki konstitusional dan mekanisme demokrasinya berbeda dari Amerika, sejarawan Eric Hobsbawn menyebut negara-negara itu sebagai paling demokratis di dunia. Praktik kenegaraan di negara-negara ini juga nyaris sempurna demokratis.

Apresiasi Hobsbawn mengirim satu pesan penting bahwa demokrasi tidak dinilai dari label, tapi substanstinya, bahwa demokrasi harus menghadirkan kebajikan dan kesejahteraan.

Di Eropa Barat dan juga Yogyakarta, mekanisme yang mungkin tidak demokratis menurut mekanisme demokrasi Amerika malah secara demokratis mencipta kebajikan dan kesejahteraan seperti itu, bahkan ketenteraman, kesentosaan, dan masyarakat yang kreatif.

Yogyakarta sendiri, mengutip editorial Kompas 18 Desember 2010, kendati menjadi pertemuan banyak kebudayaan, suku, agama, dan latar belakang, tak membuat "kejawaan" di provinsi ini larut, sebaliknya bertambah kaya.

Penilaian Kompas ini sama dengan apresiasi filsuf Roger Scruton terhadap model demokrasi Inggris yang disebutnya efektif membangun loyalitas kepada negara di tengah budaya citra yang membelit tatanan tapi melonggarkan ikatan nasional, dan klaim sastrawan DBC Pierre bahwa praktik demokrasi di monarki-monarki konstitusional Eropa Barat menjadi benteng identitas bangsa dari gempuran demokrasi berorientasi laba yang disebut pengarang "World on Fire", Amy Chua, sebagai "demokrasi pasar terbuka."

Tentu saja, mengadopsi mekanisme yang baik itu positif, namun tanpa dibarengi kelembagaan politik yang matang dan kedewasaan masyarakat, maka yang terjadi adalah latah dan linglung. Berpakaian global tapi buta pada jati diri. Mekanisme pun tak ada kaitannya dengan substansi.

Demokrasi, mengutip Paul Collier, adalah kekuatan dalam menciptakan kebajikan, sepanjang tak dipraktikan sekedar tampang.

"Nafas" Negara Bahari Semakin Samar Terdengar

INDONESIA PLASA


Jumat, 7 Januari 2011 04:43 WIB
Virna Puspa Setyorini
Jakarta

"Duduk di pantai tanah yang permai. Tempat gelombang pecah berderai. Berbuih putih di pasir terderai. Tampaklah pulau di lautan hijau. Gunung-gunung bagus rupanya. Dilingkari air mulia tampaknya. Tumpah darahku Indonesia namanya".

Penggalan puisi berjudul "Indonesia Tumpah Darahku" karya Muhammad Yamin itu menggambarkan Indonesia sebagai negara kepulauan, yang bersahabat dengan "tanah" yang terwakili oleh pantai, pulau, dan gunung, juga dengan "air" yang terwakili oleh gelombang, buih putih, dan lautan hijau.

Sebagai negara kepulauan terbesar, bahkan pujangga besar dari Tanah Minang ini semasa hidupnya sudah sangat paham, bahwa air di antara puluhan ribu pulau adalah "nyawa" bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jauh sebelum Deklarasi Djuanda, Yamin yang terlibat aktif dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di tahun 1945 telah berpendapat bahwa "Tanah Air Indonesia" ialah terutama daerah lautan yang mempunyai pantai yang panjang dari tanah yang terbagi atas beribu-ribu pulau, maka ajaran Hugi Grotius soal "laut merdeka" (mare liberum) yang diakui oleh segala bangsa ketika itu tidak tepat dilaksanakan.

Pria yang pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas LKBN ANTARA di tahun 1961-1962 ini juga berpendapat, karena kepulauan Indonesia tidak saja berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, tetapi juga berbatasan dengan beberapa lautan dan beribu-ribu selat yang luas maupun yang sangat sempit di bagian selat dan lautan sebelah dalam wilayah Indonesia, maka dasar "laut merdeka" tidak dapat dijalankan.

Jika ajaran tersebut dijalankan akan sangat merendahkan kedaulatan negara dan merugikan kedudukan pelayaran, perdagangan laut, dan yang terpenting melemahkan pembelaan negara.

Oleh sebab itu, Yamin menegaskan dalam menentukan batasan negara, haruslah pula ditentukan daerah, air lautan manakah yang masuk lautan lepas. Tidak menimbulkan kerugian, jika bagian Samudea Hindia Belanda, Samudera Pasifik, dan Laut China Selatan diakui menjadi laut bebas, tempat aturan "laut merdeka".

Sementara itu, ia mengatakan untuk laut di sekeliling pantai pulau yang jaraknya beberapa kilometer (km) sejak air pasang-surut dan segala selat yang jaraknya kurang dari 12 km antara kedua garis pasang-surut dapat ditutup bagi pelayaran di bawah bendera negara asing, kecuali dengan izin atau perjanjian dengan Pemerintah Indonesia.

Pria berdarah Minang ini sadar betul kondisi geografis Indonesia yang unik. Lebih banyaknya wilayah laut dibanding darat menyadarkan pemerintah kala itu bahwa persoalan wilayah laut merupakan faktor penting bagi kedaulatan negara.

Barulah 12 tahun kemudian, tepatnya 13 Desember 1957, Mochtar Kusumaatmadja dan Chaerul Saleh yang tergabung dalam tim penyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim di bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda mengkonsep deklarasi yang mengabarkan pada dunia bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan dimana "segala perairan di sekeliling dan di antara pulau-pulau dinyatakan sebagai bagian yang integral dari wilayah Indonesia".

Tidak ada lagi laut bebas yang dapat dilalui oleh kapal-kapal asing dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan Deklarasi Djuanda menjadi konsep sebuah negara kepulauan yang ditetapkan menjadi bagian hukum internasional dan dicantumkan dalam "United Nations Convention on the Law of The Sea" (UNCLOS) pada 1982.

Kejayaan bahari
Beberapa waktu lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kegembiraannya bahwa perekonomian Indonesia terus tumbuh sehingga kini dunia hampir mensejajarkan posisi Indonesia dengan China dan India.

Ironis memang jika mendengar kata "hampir disejajarkan dengan China dan India", karena Indonesia sesungguhnya pernah menjadi mitra penting bagi kedua negara tersebut dalam hal berdagang. Indonesia jugalah yang bisa dikatakan telah membantu memperkenalkan peradaban China kepada dunia, mengantarkan sutra-sutra, mutiara, keramik terbaik China hingga Timur Tengah dan Benua Eropa.

Adalah Robert Dick Read melalui bukunya "Penjelajah Bahari, Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika" yang memaparkan bukti-bukti arkeologi baru bahwa pelaut-pelaut Nusantara menjadi tumpuan pedagang China di abad ke-5 hingga ke-7 Masehi untuk mengantarkan barang-barangnya hingga ke Eropa. Tidak ada bangsa mana pun di bumi kala itu yang mampu membuat kapal-kapal tangguh yang mampu menerobos ganasnya ombak Samudera Hindia, kecuali pelaut bahari dari Nusantara.

China justru belajar dari Indonesia bagaimana membuat kapal yang mampu menaklukan samudera sebelum akhirnya Laksamana Cheng Ho mampu mencapai Benua Amerika 70 tahun sebelum Colombus.

Suku Bajo, Bugis, Makassar diperkirakan menjadi nakhoda sekaligus pencipta dari armada-armada laut Nusantara bahkan sebelum Kerajaan Sriwijaya berdiri. Kehebatan suku-suku laut ini dalam membuat sekaligus menahkodai kapal membuat Robert merasa yakin bahwa mereka berada dibalik kebesaran Sriwijaya.

Kehebatan kapal-kapal Indonesia juga diakui oleh Gubernur Portugis Alfonso de Albuquerque ketika pertama kali bertemu dengan "Jong", kapal generasi berikutnya dari kapal bercadik yang terpahat di relief Candi Borobudur.

Alfonso menggambarkan bahwa meriam terbesar yang ditembakan anak buah kapalnya hanya mampu menembus dua lapis kayu dari badan "Jong". Ini karena badan kapal milik pelaut Nusantara ini terbuat dari empat hingga enam lapis kayu pilihan.

Gubernur Portugis ini pun mengatakan baru dapat menaklukan "Jong" dengan mematahkan dua dayung yang terletak di kedua sisi kapal sehingga tidak dapat bergerak lagi. Namun demikian, para anak buah kapal Alfonso pun masih kesulitan menaiki "Jong" yang begitu tinggi sehingga membuat kapal Portugis tampak begitu kecil.

Kapal-kapal bercadik khas buatan pelaut Nusantara pula yang diketahui berhasil mendekati perairan Benua Afrika, menembus ganasnya ombak Samudera Hindia melewati Madagaskar dan meninggalkan jejak di "Benua Hitam" tersebut bahkan jauh sebelum Sriwijaya berdiri.

Bahkan di dalam buku Robert Dick Read juga menyebutkan bahwa jejak pelaut Indonesia kuno terendus pada masa kerajaan Mesir dikuasai Firaun dinasti ke-12, dimana "Punt" yang kemudian diketahui ternyata adalah cengkih yang hanya tumbuh di Maluku pada masa 1.700 Sebelum Masehi (SM) ditemukan ada dalam wadah di Efrat Tengah.

Laut dinomorduakan
Setelah 500 tahun lebih pertemuan Gubernur Portugis dengan "Jong" berlalu, Indonesia yang telah dikenal dunia sebagai negara kepulauan terbesar dengan 17.480 pulau tersebar dari Sabang hingga Merauke dan dari Miangas hingga Rote, tampaknya mulai kehilangan sentuhannya sebagai negara bahari. Laut, selat, teluk, samudera yang mengelilingi pulau-pulau Nusantara tidak lagi diramaikan oleh kapal-kapal buatan tanah air.

Lebih parah lagi, negeri kepulauan yang dikelilingi air ini mulai kekurangan pelaut-pelaut handal setelah "azas cabottage" berjalan. Catatan "Indonesia National Ownership Association" (INSA), Indonesia membutuhkan 3.219 nahkoda dan kepala kamar mesin, sedangkan kebutuhan anak buah kapal mencapai 46.935 orang di tahun 2009.

Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Dedy Sutisna menyebutkan bahwa 90 persen armada perikanan di tanah air saat ini adalah perahu-perahu kayu tak bermotor yang menghantarkan nelayan-nelayan tradisional mencari penghidupan ke tengah laut.

Kondisi nelayan-nelayan ini semakin memprihatinkan "tergerus" oleh pengusaha perikanan tangkap besar dan pencuri-pencuri ikan asing yang menggunakan kapal dengan bobot ratusan gross ton (GT). Tidak heran kemiskinan selalu membayangi para nelayan tradisional tersebut.

Kesengsaraan nelayan-nelayan kecil ini semakin lengkap manakala jatah solar "dipangkas" dan harganya dinaikan. Belum lagi ombak dan badai yang semakin ganas dengan waktu yang semakin tidak menentu karena terpengaruh oleh perubahan iklim membuat masa paceklik para nelayan bertambah panjang.

Ironisnya ikan-ikan yang dianggap tidak sepenting sektor migas, industri, pertanian, kehutanan, maupun perkebunan dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi justru dicuri dan diolah oleh negara-negara tetangga sendiri. Parahnya lagi produk olahan yang berbahan baku ilegal dari laut Indonesia masuk sebagai produk impor.

Kondisi tersebut bagi kalangan kelautan dan perikanan di negeri ini merupakan buntut dari sikap pemimpin negeri yang selalu menomorduakan laut dalam membangun bangsa. Laut benar-benar "terkubur" sejak VOC mendesak mundur masyarakat pesisir yang kala itu berjaya menguasai peradaban, sehingga kini laut "dianggap tidak mampu" membawa bangsa Indonesia berjaya.

Pada medio tahun 2010 lalu, ekonom senior Dorodjatun Kuntjorojakti dalam kuliah umum "Tragedi Bangsa: Berpikir Daratan dalam Membangun Negara Kepulauan" di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan bahwa Indonesia harus kembali berpikir sebagai orang laut dalam membangun perekonomian negara.

Ia menyayangkan pemerintah yang sibuk membangun infrastruktur transportasi dengan paradigma daratan. Padahal Indonesia merupakan negara kepulauan yang lebih membutuhkan banyak pelabuhan dan feri sebagai sarana transportasi.

"Kita sibuk membuat jalan tol, padahal lebih mudah mengangkut mobil dari Jakarta ke Surabaya dengan feri. Bikin saja `feeder road` ke pelabuhan-pelabuhan di Indonesia," ujar Dorodjatun.

Pembangunan jembatan selat sunda menjadi semacam pembenaran bahwa makna laut sebagai pemersatu, laut yang merupakan ciri negara kepulauan, laut yang merupakan "rumah" bagi negara bahari telah hilang di hati bangsa Indonesia.

Mantan Menko Perekonomian ini justru lebih menyarankan agar pemerintah membangun feri-feri berkapasitas besar yang mampu mengangkut ribuan kendaraan menyebrangi Selat Sunda dan membangun sekolah-sekolah pelayaran. Secara ekonomi, membangun kapal-kapal besar dan membangun sekolah-sekolah pelayaran jauh lebih murah dibanding menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera dengan membangun jembatan.

Ia mengingatkan kembali bahwa laut Indonesia sangat penting bagi dunia. Dari sisi ekonomi, penemuan ladang gas gorgon dengan cadangan sebesar 40 triliun kaki kubik di Australia dan cadangan batubara negeri kanguru tersebut yang cukup besar diperkirakan akan membuat "migrasi" besar-besaran energi dari Benua Australia ke Asia, khususnya China, sehingga membutuhkan armada laut yang sangat besar.

Dari sisi keamanan, perairan Indonesia menjadi lokasi strategis sebagai lintasan bagi armada-armada tempur negara-negara maju. Jika di laut Indonesia lemah maka dikhawatirkan perairan Nusantara hanya akan menjadi "korban" dari senjata-senjata nuklir yang dibawa kapal-kapal selam asing yang bisa saja tidak terdeteksi keberadaannya saat melintas di perairan Indonesia.

Tidak ada yang bisa menjamin bahwa perang dunia ketiga tidak akan terjadi. Dan apa yang mungkin terjadi jika kapal-kapal perang berbahan bakar nuklir semacam kapal induk Amerika Serikat (AS) USS George Washington yang melintas di perairan Arafura?

Seperti yang pernah diungkapkan ahli hukum laut senior yang juga staf ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Hasyim Djalal, bahwa daratan dan laut Indonesia membutuhkan Djuanda baru guna menjaga kedaulatan. Lebih dari itu, Indonesia membutuhkan pelaut-pelaut Nusantara baru, Gajah Mada baru, Muhammad Yamin baru, Gus Dur baru untuk memastikan "nafas" negara bahari ini tidak pernah terhenti

Andai Saya Gayus Tambunan

INDONESIA PLASA

Jumat, 7 Januari 2011 10:12 WIB
Adam Rizal
Andai Saya Gayus Tambunan
Gayus Tambunan
Jakarta
Hukum di negeri ini tak henti menghasilkan dagelan dan berujung pada akhir yang menggantung, sementara orang-orang terpenjara seperti Gayus Tambunan malah bebas pelesiran justru saat dia menyandang status tahanan.

Gayus hanya seorang pegawai negeri golongan tiga, bayangkan jika itu terjadi pada orang-orang yang kelasnya lebih tinggi dari Gayus.

Enakkah menjadi Gayus? Kepada ANTARA News, orang-orang biasa yang menjadi mayoritas negeri ini, beranda-andai jika mereka menjadi Gayus.

Mereka sinis, muak, dan nyaris hilang percaya pada institusi hukum. Tapi, mereka umumnya akan mematuhi hukum yang di negeri ini berubah bak tempat nego orang-orang berkuasa dan mereka yang justru diamanatkan negara untuk menegakkannya.

Berikut kata mereka lainnya, andai mereka Gayus Tambunan.

--Salim (36), loper koran Stasiun Kota
"Uangnya saya pakai buat modal dan beli tanah...saya juga akan operasi plastik, biar lebih ganteng dan menjadi lebih sulit dikenali, tidak pakai wig seperti waktu ke Bali."

Kesalahan Anda sepertinya banyak, bagaimana Anda harus mengatasinya?

"Setelah apa yang saya pelajari dari koran, semuanya akan selesai dengan uang. Saya yakin semuanya akan berletuk lutut kepada uang saya yang banyak ini."

Anda sekarang santer diberitakan pergi kemana-mana selagi ditahan di bui, nggak risih tuh?

"Ah saya cuekin saja, entar juga beritanya hilang sendiri."

--Soenardjo (46), penjual es dawet, asal Brebes Jawa Tengah
"Saya akan akui saja itu perbuatan saya semua. Ditutup-tutupin kaya gimana juga bangkai mah pasti akan tercium...saya juga nggak akan pakai wig.. kaya perempuan saja, tampil apa adanya saja, yang gentle."

--Adi Suryo (22), mahasiswa Universitas Indonesia, jurusan Biologi
Anak muda ini menyesalkan cara Gayus yang mengelabui publik dengan memakai wig, lantas seharusnya bagaimana?

"Saya (Gayus) kan kaya raya, ya sekalian operasi plastik aja...saya juga akan jujur mengaku telah ke Singapura, lha yang deket ke Bali saja dibiarkan kok."

--Yuli Prabowo (40), agen buku sekolah di Kalideres
"Uangnya saya akan kembalikan ke negara, wong itu bukan hak saya kok...saya akan mengakui bersalah."

--Roby Kurniawan (22), mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Robby "kecewa" pada kebodohan Gayus yang tak mengikuti jejak koruptor sebelumnya yang membawa uangnya kabur ke luar negeri.

"Gila gua, kenapa nggak lari saja ke luar negeri kayak Eddy Tansil, malah jadi bulan-bulanan sekarang. Mending kabur ke luar negeri, selesai urusan!"

Tapi ada juga yang sama sekali tak mau mengandaikan dirinya sebagai Gayus.

"Berandai-andai kok harus jadi Gayus, amit-amit deh," kata Suminten (47), perawat di RSUD Kalideres, Jakarta Barat.

"Tak ada gunanya kaya hasil korupsi, tak akan membawa berkah...percuma uang banyak dan nggak habis dimakan tujuh turunan, tapi di akhirat amal dan ibadah tidak diterima Allah..Bertobatlah Gayus," kata ibu empat anak ini.

Hukum mati?
Jangan anggap mereka bersetuju dengan tingkah polah Gayus, mereka justru sudah sangat muak dengan praktik korupsi di negerinya, sama halnya dengan bagaimana hukum dipermainkan, terutama oleh pihak berwenang.

Mereka yakin hukum akan membiarkan orang-orang seperti Gayus apa saja, karena uang bermiliar-miliar yang dimilikinya.

"Taruhan mas kalau yang dari Singapura dibiarin lagi, besok-besok Gayus akan jalan-jalan ke Hawai, berjemur," kata Roby diiringi derai tawa.

Sementara Salim bingung dengan tugas polisi yang seharusnya menegakkan hukum, tapi malah berpihak kepada kejahatan, hanya karena uang.

"Saya bingung, Gayus sudah di penjara, tapi masih bisa lolos, polisi kerjanya ngapain ya?" kata Salim.

Lantas, apa tindakan yang pantas kepada Gayus?

"Hukum mati!" kata Roby.

Roby ingin hukum Indonesia mencontoh China yang menghukum mati para koruptor sehingga orang takut melakukan korupsi.

Soenardjo mengamini Roby, "Maling ayam saja hukumannya berat, masa koruptor yang jelas merugikan negara ringan-ringan saja hukumannya."

Namun Ahmad (23), pegawai Kementerian Perhubungan bagian transportasi udara, berpikir lebih jauh. "Jika Gayus dihukum mati, enak dong teman-teman koruptor lainnya yang terkait Gayus."

Kritis-kritis kan rakyat? Semoga suara, kritik, dan sinisme mereka memacu hukum di negara ini tegak kembali. Bukankah vox populi voi dei, suara rakyat itu suara Tuhan?

Joyoboyo Versus Sisyphus

INDONESIA PLASA


Jumat, 7 Januari 2011 22:32 WIB
A.A. Ariwibowo
Joyoboyo Versus Sisyphus
Jakarta

Gelontoran erupsi dugaan seputar fenomena alam Halo di langit Yogyakarta mengusik rasa ingin tahu publik dengan mengajukan pertanyaan menyelidik: adakah musibah bakal menerpa Nusantara?

Alunannya bak menanti tiba tangga nada dari harmoni musik langit. Mitos orang Jawa menjawab, kalau ada "kluwung" - begitu nenek moyang menyebut fenomena Gerhana Matahari Cincin - maka saatnya tiba menyongsong aneka nestapa, dari bencana alam sampai pertumpahan darah alias "pegebluk".

Kluwung tiba, kelak bersua dengan pagebluk. Benarkah?

Cuap-cuap soal fenomena matahari dikelilingi lingkaran mirip pelangi selama 30 menit sekitar pukul 11.00 WIB pada Selasa (4/1) meneror opini mereka yang selama ini berumah di atas angin.

"Halo matahari, fenomena yang biasa terjadi. Dan bukan pertanda akan terjadi bencana alam," kata peneliti Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sudibyakto.

Siang itu, Yogyakarta sedang tebar senyum sejarah merayakan resepsi Republik Yogya. Aneka hidangan tersaji, dari buah pikir sampai buah aksi turun jalan, agar terpateri restu Sang Hyang Widhi bagi kemerdekaan hati dan kebeningan nurani. Mencari air sendang kesejukan di tengah gersang ziarah hidup seputar monarki atau tidak-monarki.

Sang Ilmiah pun bertalu bak gending bersahut-sahutan menghiasi kosmos keselarasan. "Ini adalah peristiwa alam biasa, seperti pelangi, hanya saja terjadi di sekitar matahari yang berbentuk seperti cincin," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY Toni Agus Wijaya.

Dua sosok ingin menggeledah fenomena alam halo matahari setuntas-tuntasnya. Keduanya bertengger di menara gading kemudian bersetuju bahwa fenomena alam halo bukan mara bahaya, bukan pagebluk.

Fenomena itu sama dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi atau sore setelah hujan. Lengkungan pelangi kerap terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer.

Ingin terlahir dari rahim optimisme, sang ilmuwan memilih untuk mengatasi keresahan, kepengapan, keprihatinan dan ketidakmenentuan situasi hidup publik setempat. Meminjam istilah filsuf Jean Paul Sartre, publik Yogya ingin melepaskan diri dari cengkeraman belenggu krisis hidup atau nausea. Nausea adalah kenyataan sejati keberadaan manusia.

Apakah fenomena halo justru melambangkan datangnya nausea? Jawabnya, publik Yogya punya kearifannya sendiri. Publik bukan tokoh Sisyphus yang mengangkat setiap kali batu besar ke puncak bukit, namun tiap kali sampai ke puncak, batu bulat itu menggelinding lagi, sehingga tokoh mitos Yunani ini harus menaikkannya lagi. Batu itu kembali bergulir ke bawah. Getir.

Meskipun berasa sia-sia tanpa arti, publik masih dapat menyerap energi sejarah dengan tidak ingin berserah kepada rasa gundah. Mereka boleh berbangga bahwa selama empat tahun, dari 4 Januari 1946 hingga 27 Desember 1949, ibu kota Republik Indonesia (RI) berada di Yogyakarta. Kebanggaan menjadi warga Yogya untuk memupus kegetiran hidup.

"Atas inisiatif Sultan Hamengku Buwono IX, ibu kota RI pun berpindah ke Yogyakarta, yang infrastruktur dan elite bangsawan sudah lengkap. Bagaimana seandainya ibu kota republik yang masih muda tidak dipindahkan ke Yogyakarta. Hasilnya tentu akan lain," kata Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Suhartono sebagaimana dikutip dari Kompas.Com.

Ingin menjawab nausea publik Yogya dan ingin membingkai fenomena halo, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X mengukuhkan Yogyakarta sebagai Kota Republik.

"Harapan saya, mari kita dukung bersama setiap tanggal 4 Januari sebagai kekuatan untuk membangun kebersamaan untuk berkontribusi bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Sultan di hadapan sekitar 1.000 warga Yogyakarta di Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Ya, kegundahan Nausea direspons dengan kebersamaan. Inilah energi khas Yogya menjawab fenomena halo bahwa alam semesta terlalu sederhana bila hanya diterangkan apalagi direspons sebagai peristiwa yang didalamnya berlangsung fakta yang semata bersifat kebetulan.

Yang tidak kelihatan selalu sudah ada sejak awal dan masih ada di belakang yang kelihatan. Masih ingin berperan sebagai Sisyphus?

Sebagai fenomena alam, fenomena halo ditafsir sebagai ketidakharmonisan yang akan menimbulkan bencana, musibah, pagebluk. Dan manusia kehilangan kemanusiaannya (manungsa kelangan kamanungsane), tidak berpikir positif, apalagi berperasaan positif, menurut ramalan Jongko Joyoboyo mengenai jaman kalabendhu (kehancuran).

Selain menghidupi kebersamaan dan merayakan kedamaian, pemahaman kosmis manusia Jawa menganggap bahwa alam semesta sebagai wajah dirinya, lukisan perjalanan hidupnya.

Manusia Jawa mengakui adanya kekuatan lain di luar dirinya, berupa kegaiban alam semesta. Mereka menganggap kalau mampu mendamaikan kekuatan itu, maka hidupnya akan terbantu oleh alam semesta.

Akankah fenomena alam halo mengintroduksi jaman kalabendu di tengah orkestra alam semesta? Ada baiknya mengandalkan "rasa" untuk membunyikan lonceng hatinurani. Dan Joyoboyo berujar bak bunyi gong di tengah keagungan musik jiwa manusia Jawa.

Menurut Joyoboyo, iki sing dadi tandane zaman kalabendu (Ini yang menjadi tandanya jaman kalabendu): lindu ping pitu sedina (getaran gempa 7 kali sehari), lemah Lemah bengkah (tanah tanah pecah), manungsa pating galuruh, akeh kang nandang lara (manusia pada gemuruh (berteriak), banyak yang terkena penyakit), pagebluk rupa-rupa (musibah bermacam macam), mung setitik sing mari akeh-akehe pada mati (cuma sedikit yang sembuh kebanyakan pada mati).

Dan jawaban bagi Joyoboyo versus fenomena alam halo, yakni bersegeralah berpaling kepada Sang Arsitek kosmos, Sang Arsitek alam semesta. Bukankah keindahan dalam kebersamaan justru bersumber dari Yang Ilahi, kata Sisyphus berserah diri.

KPK Ungkapkan Modus Operandi Penyelewengan Keuangan

INDONESIA PLASA

Jumat, 7 Januari 2011 21:43 WIB
KPK Ungkapkan Modus Operandi Penyelewengan Keuangan
Gorontalo

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan modus operandi yang biasanya dilakukan dalam penyelewengan pengelolaan keuangan daerah.

Hal ini dikemukakan Wakil ketua KPK Bidang Pencegahan, pengawasan internal dan pengaduan masyarakat, Haryono Umar, di Gorontalo,dalam sebuah seminar tentang pengelolaan keuangan daerah, Jumat.

Dia mengatakan dalam modus ini, penanggung jawab atau pejabat pengelola keuangan, memanfaatkan dana kas daerah untuk disimpan pada bank tertentu, yang bersedia memberikan komisi atau bunga khusus pada pejabat bersangkutan

"Penyelewengan ini bisa juga dengan cara memerintahkan stafnya untuk mencairan suatu mata anggaran tertentu dalam APBD, untuk ditransfer ke rekening pejabat yang bersangkutan, tanpa ada rincian pertanggung jawaban," Ujarnya.

Modus lainnya, juga bisa dilakukan dengan cara kerjasama antara pejabat daerah dengan anggota DPRD, dalam proses "menggol-kan" suatu mata anggaran, yang bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

Selain itu, lanjutnya, ada juga modus penyelewengan dengan melakukan rekayasa untuk menunjuk rekanan tertentu,dengan harga yang sudah diatur atau mark up.

"Dengan demikian, sebagian keuntungan yang diperoleh rekanan diberikan dan dinikmati oleh pejabat bersangkutan," Kata dia.

2011 Agar Jadi Tahun Perlindungan Hutan

INDONESIA PLASA

Sabtu, 8 Januari 2011 03:13 WIB
Jakarta

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diminta oleh LSM lingkungan, Greenpeace, untuk menjadikan 2011 sebagai tahun bersejarah dalam perlindungan hutan dan upaya global dalam menanggulangi perubahan iklim.

"2011 bisa menjadi tahun penting bagi hutan Indonesia," kata Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara, Joko Arif di Jakarta, Jumat.

Untuk itu, Greenpeace menyerukan kepada Presiden Yudhoyono untuk segera mengimplementasikan moratorium (penghentian sementara) konversi hutan.

Hal tersebut, menurut LSM tersebut, akan menjamin perlindungan hutan Indonesia yang tersisa dengan memastikan transparansi, tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan hukum, dan melibatkan peran serta masyarakat lokal.

Namun, Joko mengemukakan, komitmen terkait upaya global penanggulangan bencana iklim dari Presiden Yudhoyono masih kerap tertunda oleh berbagai kepentingan lain yang terdapat di dalam pemerintahannya.

"Upaya besar dilakukan oleh industri dan rekannya di dalam pemerintahan untuk menunda implementasi moratorium," katanya.

Karenanya, Joko juga meminta Presiden untuk harus menangkal upaya tersebut dan memastikan pemerintah Indonesia melakukan segala kemungkinan terbaik yang telah direkomendasikan oleh masyarakat sipil, seperti yang telah termaktub dalam kesepakatan Norwegia.

Norwegia dan Indonesia telah menyepakati dan merancang rencana yang berpotensi untuk menjadi contoh baik upaya penurunan emisi gas rumah kaca di masa mendatang, dengan melindungi hutan alam Indonesia dan lahan gambut kaya karbon.

Greenpeace menyatakan, bila kesepakatan itu dijalankan dengan benar, maka akan sangat bermanfaat bagi upaya PBB dalam mengurangi emisi dari sektor kehutanan.

Tertangkap Tangan Bawa 3,3 Kg Sabu

INDONESIA PLASA

Sabtu, 8 Januari 2011 02:52 WIB
Jakarta

Petugas Bea dan Cukai Kota Nunukan, Kalimantan Timur berhasil menangkap tersangka penumpang KM Labuan Ekspress yang membawa sabu-sabu seberat 3,3 kilogram.

Humas Bea dan Cukai Evy Suhartantyo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat malam, mengatakan, penumpang tersebut adalah seorang wanita berinisial EGA berusia 22 tahun.

"Penangkapan tersangka dilakukan pada pukul 14.00 WITA dan tersangka menumpang KM Labuan Ekspress rute Tawao-Nunukan," ujarnya.

Ia menjelaskan, penangkapan bermula dari kecurigaan petugas terhadap salah satu bawaan penumpang yaitu travel bag milik tersangka dan setelah dilakukan pemeriksaan sinar X ditemukan gumpalan sabu-sabu pada dinding travel bag tersebut.

"Gumpalan tersebut berisi dua bungkus berisi kristal bening dan setelah dilakukan tes dengan NIK tipe A, positif merupakan zat amphetamine," ujar Evy.

Menurut dia, sabu-sabu seberat 3.300 gram tersebut menyebabkan kerugian negara hingga Rp5 miliar lebih.

Sebelumnya, Petugas Bea dan Cukai Kota Dumai, Riau, Minggu (2/1), sekitar pukul 12.00 WIB berhasil mengamankan tersangka pria warga negara Indonesia yang diduga menyeludupkan barang larangan narkotika jenis sabu-sabu senilai miliaran rupiah.

Berdasarkan data yang berhasil dirangkum ANTARA menyebutkan, tersangka tersebut diamankan saat turun dari kapal Indomal Express yang sebelumnya berangkat dari Port Klang, Malaysia.

Saat dilakukan pemeriksaan terhadap tersangka ditemukan dalam barang bawaannya perupa tas koper terselip barang terlarang narkotika yang diperkirakan beratnya kurang lebih 1 kilogram.

Air China Tawarkan Layanan Transit Wisata untuk Penumpang yang Lewati Chengdu

INDONESIA PLASA



AsiaNet 42732

Layanan menawarkan informasi untuk wisatawan, perjalanan berdiskon dan kupon makan gratis

BEIJING, 30 Desember 2010 Air China telah meluncurkan layanan transit wisata pertama bagi wisatawan internasional, yang memberi mereka yang sedang menunggu transit melalui Bandara Shuangliu Chengdu kesempatan mengalami bagian menarik dari China.

Layanan transit di Chengdu dari Air China memberi para penumpang beragam jasa yang berguna bagi wisatawan, menandai langkah penting dalam pengembangan strategi pusat Chengdu Air China dan Chengdu sebagai tujuan wisata. Penumpang dapat menikmati banyak manfaat termasuk informasi untuk wisatawan, anjuran mengenai pengalaman budaya dan diskon perjalanan keliling kota sesuai selera, serta kupon makan gratis dan tempat-tempat istirahat di bandara.

Layanan transit penerbangan ini mulanya akan tersedia pada rute internasional antara China dan Karachi, Pakistan, dan Bangalore di India mulai 23 Desember sampai 31 Maret 2011. Penumpang yang terbang dari Bangalore atau Karachi (CA426 dan CA946) ke Chengdu Shuangliu International Airport, atau penerbangan kembali (CA425 dan CA945), dan akan transit ke kota-kota lain dalam waktu 48 jam dapat memanfaatkan layanan ini. Pada saat kedatangan, mereka hanya harus mengunjungi Pusat Pengalaman Wisata Chengdu dekat Gate 10 di lantai pertama bandara Shuangliu, di mana mereka bisa mendapatkan kupon gratis hanya dengan menunjukkan paspor mereka, tiket boarding elektronik atau rencana perjalanan.

Pusat Pengalaman Wisata Chengdu juga memberi informasi seperti peta wisata Chengdu, perkenalan ke tempat-tempat wisata terkenal, dan rekomendasi rute wisata, masakan lokal dan kegiatan santai. Semua bahan tersebut dalam bahasa China, Inggris dan Perancis, sehingga memberi penumpang dari luar negeri kesempatan memanfaatkan waktu mereka sebaik-baiknya di Chengdu.

Air China: Membawa China, Menjangkau Dunia

Air China adalah satu-satunya perusahaan penerbangan nasional China dan anggota Star Alliance. Ke-264 rute Air China, dengan diperkuat oleh lebih dari 280 pesawat Airbus dan Boeing, melayani 29 negara dan kawasan. Berkat masuknya perusahaan penerbangan itu ke Star Alliance, jaringan rute Air China, dengan Beijing sebagai pusatnya, mencakup 1.160 tujuan di 181 negara. Air China sekarang punya lebih dari 14 juta anggota dalam program frequent flyersnya.

Untuk keterangan tambahan, silakan kunjungi situs web Air China
www.airchina.com.cn, atau hubungi hotline layanan Air China 4008-100-999

Kontak:
Graham Norris
Ogilvy PR Worldwide
graham.norris@ogilvy.com
+86-10-8520-6688

SUMBER: Air China

PneumRx, Inc. Kumpulkan Modal Senilai $33 Juta

INDONESIA PLASA


Selasa, 4 Januari 2011 09:09 WIB

AsiaNet 42739

MOUNTAIN VIEW, Calif., 4 Jan., 2011 (

Dana akan Digunakan untuk Mendukung Penjualan di Eropa Sistem PneumRx RePneu Lung Volume Reduction Coil (LVRC) dan Melakukan Percobaan Klinis untuk Mendukung Aplikasi PMA

Sebuah perusahaan perangkat medis yang didedikasikan untuk membawa inovasi dan peningkatan pada pengobatan penyakit paru-paru, hari ini mengumumkan bahwa mereka telah mengumpulkan $33 juta sebagai modal kerja. Sumbangan utama yang terus mengalir berasal dari Forbion Capital Partners dan Endeavour Vision, kedua perusahaan terkemuka dari Eropa, dan juga termasuk mitra perusahaan terkemuka yang strategis. Sindikasi ini merupakan gabungan dari investor yang sudah ada seperti Adams Street Partners, Telegraph Hill Partners, Alta Partners, dan Spray Venture Partners, dan lainnya. Silicon Valley Bank and Leader Ventures juga memberikan kontribusi pada meningkatkan modal di PneumRx.

PneumRx baru-baru ini mendirikan anak perusahaan di Jerman, PneumRx GmbH, dan telah mulai menjual produk inovatif Sistem RePneu Lung Volume Reduction Coil (LVRC) di Eropa. Perusahaan tersebut merencanakan menggunakan dana untuk memperluas komersialisasi Eropa dan melakukan persetujuan FDA dan uji coba klinis penting untuk mendukung aplikasi PMA. PneumRx mengharapkan dapat memulai uji coba klinis penting pada awal 2011 dan bermaksud untuk menyampaikan hasil uji coba tersebut untuk mendukung aplikasi PMA agar mampu menjual Sistem RePneu LVRC di Amerika Serikat.

Sistem RePneu LVRC adalah perangkat minimal invasive yang ditujukan untuk meningkatkan fungsi paru-paru pada pasien emfisema dengan melakukan penanaman gulungan bronchoscopically Nitinol ke paru-paru untuk menekan kerusakan tissue (volume reduksi paru-paru) dan mengembalikan elastisitas pada paru-paru. Perawatan ini meminimalisasi alternatif invasif pada operasi pengurangan volume paru-paru, dan bekerja secara independen ke seluruh ventilasi. Lebih dari 1500 LVR Coils telah ditanamkan hingga saat ini melalui lebih dari 170 prosedur. Sistem LVRC adalah CE Marked dan saat ini baru tersedia di pasar tertentu di Eropa, dan direncanakan untuk ekspansi yang lebih luas.

"Kami senang bisa menyelesaikan Series C kami dan dengan senang hati mengajak mitra perusahaan teknologi medis terkemuka dalam memberikan pembiayaan. Kami percaya kerjasama ini akan menguntungkan sebagaimana yang telah disiapkan PneumRx untuk uji coba penting di masa depan, komersialisasi dan mendukung pengembalian pembayaran di AS. Kami juga menghargai dengan ikut sertanya dua perusahaan Eropa terkemuka di perusahaan kami. Kami sangat menantikan untuk bekerja sama lebih dekat lagi dengan Forbion dan Endeavour Vision saat kami mengembangkan kemampuan komersial di Eropa," kata Erin McGurk, Pendiri, Presiden dan CEO PneumRx, Inc. "2010 merupakan tahun yang menggembirakan bagi PneumRx, menerima CE Mark kami dan mendapat penghargaan pertama penjualan Eropa dan kami menantikan untuk memperluas jaringan hingga ke AS pada 2011, dengan rencana kami untuk melakukan percobaan klinis penting. Kami sangat gembira dapat membawa perawatan RePneu Lung Volume Reduction Coil ke lebih banyak pasien emfisema yang terjangkit penyakit yang mengerikan itu."

Martien van Osch, Managing Partner di Forbion Capital Partners mengatakan, "PneumRx membawa terapi yang efektif bagi kelompok pasien emphysema yang lebih besar. Bagi sebagian besar pasien yang ada, hingga saat ini belum ada alternatif perawatan yang lebih baik. Lebih dari 1500 gulungan telah ditanamkan hingga saat ini, keamanan dan tingkat keberhasilansangat memuaskan. Kami sangat bangga memprakarsai pengumpulan dana saat ini dan dapat membantu perusahaan untuk menonjolkan keberadaan dan infrastruktur komersial di Eropa."

Daniel Bertholet, Investment Director di Endeavour Vision, mengomentari, "Melakukan peninjauan pada seluruh perusahaan di sektor ini, Saya yakin bahwa PneumRx telah mengembangkan perangkat Lung Volume Reduction yang paling menjanjikan untuk merawat pasien emfisema dan kemungkinan akan menjadi pilihan klinis yang paling disukai dalam beberapa tahun ke depan. Kami sangat gembira bergabung dengan perusahaan dalam rangka mendukung baik peluncuran di pasar Eropa dan penelitian klinis yang penting."

Martien van Osch dan Daniel Bertholet akan bergabung sebagai anggota Dewan Direksi.

Mengenai PneumRx, Inc.
PneumRx, Inc. adalah perusahaan perangkat medis yang terus berkembang yang fokus pada pengembangan dan komersialisasiproduk-produk inovasi untuk perawatan emfisema yang menggunakan teknik invasif yang sangat minimal. Merupakan perusahaan privat yang berlokasi Mountain View, California.

Mengenai Forbion Capital Partners
Forbion Capital Partners merupakan perusahaan pemodal yang didedikasikan untuk Life Sciences yang bermarkas di Naarden, Belanda, dan Munich, Jerman.

Mengenai Endeavour Vision
Endeavour Vision, berlokasi di Jenewa, Swiss, merupakan perusahaan pemodal yang secara global berinvestasi baik untuk Life Sciences dan sektor Information/Communication Technology.

SIRVA Umumkan Akuisisi NewPort Real Estate Limited di Shanghai, China

INDONESIA PLASA


Selasa, 4 Januari 2011 11:02 WIB

AsiaNet 42756

CHICAGO, 4 Jan., 2011

SIRVA Inc., SIRVA Inc., penyedia jasa relokasi dan pemindahan global terkemuka, mengumumkan telah mengakuisisi NewPort Real Estate Limited, pemasok layanan relokasi dan pengiriman ke tempat tujuan di Shanghai, China.

"Akuisisi NewPort ini memperluas kemampuan SIRVA di China untuk menyampaikan layanan pengiriman ke tempat tujuan dan real estate di negara penting yang sedang berkembang ini," kata Jacob George, presiden SIRVA untuk pasar Asia dan Timur Tengah. "Penggabungan ini akan kian menguatkan nilai kami bagi klien baik dalam hal penghematan biaya melalui akses langsung ke daftar properti maupun pengalaman keseluruhan konsumen dengan penambahan tim yang sangat berpengalaman."

NewPort, yang didirikan pada tahun 2006. menyediakan jasa relokasi dan pemukiman utama bagi para ekspatriat yang pindah ke Shanghai. Layanan perusahaan ini mencakup jasa konsultasi sebelum keberangkatan, jasa pencarian rumah dan jasa dukungan setelah pindah, yang dapat dipilih secara individu atau terpaket untuk memberikan solusi menyeluruh lengkap. NewPort melayani banyak perusahaan multinasional terkemuka yang masuk daftar Fortune 500 dan dikenal karena tingkat kepuasan pelanggannya yang tinggi.

"Industri relokasi di China mengalami perubahan dramatis. Bergabung dengan SIRVA Relocation merupakan peluang ideal bagi kami untuk memajukan tujuan ekspansi kami pada skala yang lebih cepat dan jauh lebih besar," ujar Alex Chua, CEO dan pendiri NewPort Real Estate Limited. "Dengan SIRVA, kami memperoleh kecocokan dengan keahlian, teknologi dan pendekatan gabungan real estate kami untuk melayani klien baru dan yang telah ada."

Dengan akuisisi ini, SIRVA terus memperkuat kehadirannya di China daratan dengan kantor-kantor di tujuh kota: Shanghai, Beijing, Dalian, Guangzhou, Suzhou, Shenzhen dan Chengdu.

Keuangan perjanjian tersebut belum diumumkan.

Untuk wawasan terhadap pasar relokasi yang berkembang di China, lihat "China Mobility Report" Vol. 1 dan 2 SIRVA di http://chinaindex.sirva.com/.

Tentang SIRVA
SIRVA Inc. , penyedia solusi relokasi dan pemindahan terkemuka seluruh dunia, menyediakan lebih dari 234.000 relokasi per tahun kepada perusahaan, pegawai pemerintah dan konsumen individu. Perusahaan itu memberikan pengalaman mobilitas terbaik dengan biaya termurah untuk merelokasi melalui manajemen lengkap rangkaian pasokan global, operasi global terkemuka dunia, proses manajemen resiko terkemuka industri, serta akuntabilitas dan transparansi penuh semua biaya. Merek-merek SIRVA mencakup Allied, Allied International, Allied Pickfords, Allied Special Products, DJK Residential, Global, northAmerican, northAmerican International, SIRVA Mortgage, SIRVA Relocation, SIRVA Move Management, SIRVA Global Relocation Inc. dan SIRVA Settlement.

Perkebunan Mentawai Alami Kerugian Terbesar Pascatsunami

INDONESIA PLASA

Sabtu, 8 Januari 2011 04:26 WIB
Padang

Kegiatan perkebunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) menjadi subsektor yang mengalami kerusakan dan kerugian terparah pada sektor ekonomi produktif daerah itu akibat gempa diikuti tsunami 25 Oktober 2010.

Total nilai kerusakan dan kerugian subsektor perkebunan mencapai Rp42,5 miliar atau 42 persen dari total kerugian sektor ekonomi produktif, demikian data dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi pascatsunami Mentawai yang disusun Bappenas, BNPB, Pemprov dan BPBD Sumbar, Pemkab dan BPBD Mentawai yang dilihat , Sabtu.

Dokumen itu menyebutkan, nilai kerusakan subsektor perkebunan Mentawai akibat tsunami mencapai 18,49 miliar dan nilai kerugian sebesar Rp31,01 miliar dengan total Rp42,5 miliar.

Nilai kerusakan pada sektor ekonomi produktif Mentawai karena gempa mencapai Rp53,42 miliar dan nilai kerugian sebesar Rp64,39 miliar dengan nilai total Rp117,82 miliar.

Subsektor ekonomi produktif Mentawai yang mengalami kerusakan dan kerugian terbesar ke dua adalah perikanan yang mencapai total Rp43,7 miliar atau 37,1 persen dari total kerugian.

Kemudian, subsektor pariwisata dengan kerusakan dan kerugian total mencapai Rp12,44 miliar atau 10,6 perse, lalu pertanian dengan kerusakan dan kerugian Rp9,12 miliar, selanjutnya peternakan mencapai Rp1,71 miliar dan perindustrian Rp637 juta.

Subsektor ekonomi produktif yang mengalami kerusakan dan kerugian lainnya adalah, perdagangan sebesar Rp405 juta dan koperasi, usaha kecil dan menengah sebesar Rp276,5 juta.

Sementara itu, nilai kerusakan dan kerugian ditimbulkan bencana tersebut ditaksir mencapai total Rp348,92 miliar, terdiri dari total kerusakan ditaksir Rp271,86 miliar dan total kerusakan Rp77,41 miliar.

Kerusakan dan kerugian terbesar terjadi pada sektor ekonomi produktif yang mencapai total Rp117,82 miliar, disusul sektor perumahan dengan total Rp115,82 miliar dan lintas sektor dengan total Rp79,44 miliar.

Selanjutnya, kerusakan dan kerugian pada sektor infrastruktur mencapai total Rp19,16 miliar dan sektor sosial sebesar total Rp16,66 miliar.

Gempa diikuti tsunami itu juga menimbulkan korban tewas sebanyak 509 orang, 17 orang luka berat, 21 orang hilang dan 11.425 orang.

BPS Kurangi Bobot Cabai Dalam Penghitungan Inflasi

INDONESIA PLASA

Sabtu, 8 Januari 2011 02:56 WIB
Jakarta

Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan akan mengurangi bobot cabai dalam penghitungan laju inflasi bulanan apabila harganya melambung seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Mungkin bobotnya dikurangi, karena suplainya tidak ada, masa bobotnya segitu. Selama ini juga begitu. Cuma karena harga cabai menjadi berita itu seolah-olah biasa saja. Padahal dalam perhitungan selalu kalau harga tinggi sudah pasti perhitungan komoditas apapun volumenya berkurang," ujarnya seusai rapat koordinasi di Jakarta, Jumat malam.

Ia mengatakan harga cabai akan tetap dihitung dalam penghitungan laju inflasi bulanan karena apabila dihilangkan, bisa memancing komoditas pangan lainnya untuk dikeluarkan dalam hitungan tersebut dalam kondisi serupa.

"Kalau cabai dihilangkan nanti giliran bawang merah naik itu bagaimana, apakah nanti dihilangkan juga, lalu inflasi menggambarkan apa," ujarnya.

Rusman memastikan BPS akan selalu melakukan "update" perkembangan harga komoditas pangan melalui survei terbaru untuk membantu mengawasi laju inflasi.

"Di-`update` juga bukan berarti pakai `exercise` tapi pakai survei. Nah bulan Desember kemarin kita sudah survei dan kenyataannya memang rumah tangga mengurangi (konsumsi cabai)," ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati juga menambahkan BPS akan mengkaji ulang bobot harga cabai dalam laju inflasi.

"Akan di-`review`. BPS berjanji untul me-`review` kembali. Kan begini, `bundle of commodity` (kelompok komoditas) kan selalu di-`review` konsistensinya, trus di-review juga, memang layak nggak sih," ujarnya.

Menurut dia, laju inflasi berdampak cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat sehingga BPS sudah seharusnya mengkaji ulang bobot cabai dalam perhitungan inflasi.

Dengan adanya perubahan perhitungan teknis inflasi, Anny mengharapkan, nantinya laju inflasi akan lebih mencerminkan kondisi kelompok komoditas yang sesungguhnya.

"Soal statistik itu kan kalau ada `outlayer`, data yang tiba-tiba naik tiba-tiba turun kalau kita menjalankan model, itu bisa membalikan isyarat," ujarnya.

Pemerintah Konversi Dua Juta Hektar Lahan Baru

INDONESIA PLASA

Jumat, 7 Januari 2011 23:01 WIB
Jakarta

Pemerintah akan membuka tambahan lahan untuk tiga komoditas pangan seluas dua juta hektar sebagai salah satu upaya untuk menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

Menteri Pertanian Suswono seusai rapat koordinasi di Jakarta, Jumat malam, mengatakan tiga komoditas pangan tersebut adalah tebu, kedelai dan padi.

"Ada komitmen sebanyak 2 juta hektar, diantaranya tebu 500.000 hektar, kedelai 500.000 hektar, dan 1 juta hektar untuk padi," ujarnya.

Ia mengharapkan pembukaan lahan baru tersebut dapat mendorong produksi pangan dan memmenuhi kebutuhan pangan secara nasional.

Sementara hasil lain dari rapat koordinasi adalah pemerintah akan terus melaksanakan program-program sosial semisal BOS, dan pemberian raskin secara tepat waktu, kemudian pemerintah akan memberikan bantuan 1000 alat pengering di sentra-sentra produksi gabah agar pada musim hujan kualitas gabah tetap bisa dipertahankan.

Selain itu, pemerintah akan mengefektifkan dana cadangan sebesar Rp3 triliun dengan kriteria-kriteria tertentu, yaitu yang terfokus pada pangan.

Pemerintah pada kesempatan yang sama juga akan terus menyediakan cadangan stok beras sebesar 1,5 juta ton dan melakukan operasi pasar secara insentif dengan volume besar.

"Saat ini operasi pasar masih 2.000 ton per hari dan akan dilipatgandakan menjadi 4.000 ribu ton per hari. OP beras tersebut diikuti dengan kegiatan OP pada minyak goreng dan komoditi yang harganya meningkat," ujar Mentan.

Kemudian, melakukan kebijakan fiskal untuk semua produk makanan utama yang memberikan dampak kenaikan harga tinggi dan mengeluarkan dua Inpres tentang fleksibilitas Bulog untuk membeli gabah dan beras sehingga tidak hanya terpaku pada satu kualitas saja.

Secara keseluruhan, pemerintah juga melakukan intervensi menggunakan instrumen fiskal dan perdagangan yaitu melakukan impor bagi komoditi yang diperlukan, mengurangi biaya perdagangan dengan menghapus bea masuk, penerapan `jalur hijau? bagi impor komoditi pangan, dan menyederhanakan tata niaga komoditi pangan.

Selanjutnya, melakukan pengamanan pasokan dalam negeri dengan memastikan rencana produksi terlaksana dengan baik, serta menyiapkan rencana kontijensi untuk menghadapi dampak anomali iklim serta meminimumkan dampak gejolak situasi bagi kelompok masyarakat yang paling rentan atau berpendapatan rendah.

Dalam kesempatan tersebut pemerintah juga mengkhawatirkan kenaikan harga pangan dapat meningkatkan angka kemiskinan dari 13,3 persen menjadi 14,5 persen pada 2011.

Hal tersebut dikarenakan masyarakat miskin sangat terpengaruh oleh kenaikan harga bahan pangan karena dua pertiga dari konsumsi mereka adalah pada konsumsi pangan, sementara golongan lain lebih terpengaruh pada keniakan bahan bakar minyak (BBM).

Sementara berdasarkan realisasi harga pangan pada Desember 2010, diperkirakan tren kenaikan harga komoditas masih akan terjadi hingga Maret 2011.

Berdasarkan data dinyatakan bahwa posisi harga beras pada Desember 2010 dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya (year on year) rata-rata naik sebesar 30,8 persen atau lebih tinggi dibandingkan kenaikan Desember 2009 dari posisi Desember 2008 sekitar 6,1 persen.

Sedangkan pada periode yang sama, kenaikan harga juga terjadi pada jenis komoditas lainnya, antara lain cabai merah naik 101,3 persen, cabe rawit 140,06 persen, minyak goreng curah 28,61 persen, dan gula pasir 9,32 persen.

Walaupun demikian, kenaikan sejumlah harga komoditas pangan pada 2010 hanya menyumbang inflasi sebesar 15,6 persen, lebih rendah daripada 2008 yang mencapai 20 persen, dan 2006 sebesar 18 persen.

Pemerintah Pastikan Komoditas Pangan Bebas Bea Masuk

INDONESIA PLASA

Jumat, 7 Januari 2011 22:04 WIB
Pemerintah Pastikan Komoditas Pangan Bebas Bea Masuk
Jakarta

Pemerintah memastikan sejumlah komoditas pangan akan bebas dari pajak pertambahan nilai dan bea masuk atas impor sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan ketahanan pangan nasional.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat malam, mengatakan hal tersebut sebagai langkah antisipatif agar harga komoditas stabil, tidak melambung tinggi dan terjangkau masyarakat.

"Ya kalau pendekatan fiskal, misalkan PPN dan bea masuk itu akan kami bebaskan supaya tidak menekan harga lebih tinggi, kemungkinan pekan depan mulai efektif," ujarnya.

Ia mengatakan komoditas pangan yang direncanakan bebas PPN dan bea masuk adalah beras, terigu, kedelai dan pakan ternak, namun kepastian hal tersebut masih menunggu usulan dari Kementerian terkait.

Menurut rencana, semua usulan komoditas harus sudah masuk pada Senin (10/1) dan Rabu (12/1) diharapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pembebasan bea masuk impor itu sudah keluar.

"Kita akan lakukan kebijakan fiskal di perdagangan. Kita akan bebaskan bea masuk impor tepung terigu, kedelai dan pakan ternak. Semua kita lakukan semua untuk stabilisasi pangan pokok kita. Gula belum termasuk (dibebaskan bea impornya). Di rapat tadi belum didiskusikan karena kita ingin petani gula kita maju produksinya," katanya.

Untuk menjamin agar pelaksanaan pembebasan BM tersebut berjalan efektif, Hatta menambahkan, pemerintah akan mengefektifkan tim stabilisasi harga yang setiap saat akan terus mengamati perkembangan global.

"Jadi policy respon setiap saat dilakukan dengan melihat perkembangan global," ujarnya.