12 Oktober 2010

CHINA AKAN UBAH INVESTASI DEVISA NYA



INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
Central China TV Central China TV Beijing China Central Television Headquarters
Ekonomi Global

Pemerintah China menyatakan akan mengubah strategi dalam menginvestasikan cadangan devisanya yang kini mencapai 2,5 triliun dollar AS.

Biro Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE) tidak memberikan penjelasan ke mana saja akan dialokasikan devisa tersebut. Pemerintah China belum menegaskan akan mengubah alokasi jenis aset dan mata uang yang akan digunakan.

Sebelumnya, Pemerintah China sempat menyampaikan bahwa investasi mereka di Eropa menjadi kunci pasar investasi saat ini bagi dana kekayaan mereka. Para ekonom memperkirakan, China menginvestasikan 65 persen-70 persen dananya dalam bentuk dollar Amerika Serikat, sementara 20 persen-25 persen sisanya dalam bentuk euro.

"China akan mengadopsi prinsip prudent dan aktif dalam mengelola kekayaannya," kata SAFE dalam keterangannya di website.

Keterangan tersebut dibuat ketika Menteri Luar Negeri Qin Gang mengatakan bahwa pemerintah tidak perlu terlalu khawatir dengan surat utang yang mereka pegang. Pernyataan tersebut merupakan komentar atas statement yang dibuat senat AS, yang meminta Obama dan kabinetnya memeriksa dan mengelola risiko dari utang luar negeri AS.

"Hal itu tidak seharusnya dipolitisasi," kata Qin. Ia menegaskan, siapa pun yang menjual bonds harus mengikuti hukum pasar yang berlaku.

INDONESIA VS MALAYSIA

oney.

Monday, September 6, 2010

Pidato SBY dalam Konflik Indonesia - Malaysia


Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

Malam ini, saya ingin memberikan penjelasan kepada rakyat Indonesia mengenai hubungan Indonesia – Malaysia. Marilah kita mengawalinya dengan melihat perkembangan dan dinamika hubungan kedua negara, salah satu hubungan bilateral Indonesia yang paling penting.

Hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki cakupan yang luas, yang semuanya berkaitan dengan kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita.

Pertama, Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang sangat erat - dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun. Kita mempunyai tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini.

Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN. ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya pondasi hubungan bilateral Indonesia - Malaysia.


Ketiga, ada sekitar dua juta saudara-saudara kita yang bekerja di Malaysia – di perusahaan, di pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi Indonesia maupun Malaysia.

Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Malaysia, dan 6,000 mahasiswa Malaysia belajar di Indonesia. Ini merupakan asset bangsa yang harus terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di masa depan.

Wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia adalah ketiga terbesar dengan jumlah 1,18 juta orang, dari total 6,3 juta wisatawan mancanegara.

Investasi Malaysia di Indonesia 5 tahun terakhir (2005-2009) adalah 285 proyek investasi, berjumlah US$ 1.2 miliar, dan investasi Indonesia di Malaysia berjumlah US$ 534 juta. Jumlah perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 11,4 Miliar pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi Indonesia – Malaysia sungguh kuat.

Namun, hubungan yang khusus ini juga sangat kompleks. Hubungan ini tidak bebas dari masalah dan tantangan. Ada semacam dalil diplomasi, bahwa semakin dekat dan erat hubungan dua negara, semakin banyak masalah yang dihadapi.


Contoh masalah dan tantangan yang kita hadapi adalah menyangkut tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Kita tahu bahwa keberadaan 2 juta tenaga kerja Indonesia di Malaysia, disamping memberikan manfaat bersama, juga memunculkan kasus-kasus di lapangan yang harus terus kita kelola. Oleh karena itulah, sejak awal, saya berupaya keras untuk memperjuangkan hak-hak Tenaga Kerja Indonesia, antara lain menyangkut gaji dan waktu libur; memberikan perlindungan hukum, dan mendirikan sekolah bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia.

Dalam kunjungan saya yang terakhir ke Malaysia, kita telah berhasil mencapai kesepakatan, mengenai pemberian dan perlindungan Hak bagi tenaga kerja kita di Malaysia.

Berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia di Malaysia, pemerintah aktif melakukan langkah-langkah pendampingan dan advokasi hukum, untuk memastikan saudara-saudara kita mendapatkan keadilan yang sebenar-benarnya.

Selain masalah TKI dan perlindungan WNI, kita juga kerap menjumpai masalah yang terkait dengan perbatasan kedua negara. Masalah ini memerlukan pengelolaan yang serius dari kedua belah pihak.

Karena itulah, menyadari kepentingan bersama ini, saya dan Perdana Menteri Malaysia sering berkomunikasi secara langsung, di samping forum konsultasi tahunan yang kami lakukan, untuk memastikan bahwa isu-isu bilateral ini dapat kita kelola dan carikan jalan keluarnya dengan baik.


Saudara-saudara sekalian,

Akhir-akhir ini, hubungan Indonesia Malaysia kembali diuji dengan terjadinya insiden di seputar perairan Pulau Bintan pada tanggal 13 Agustus 2010 yang lalu. Berhubung insiden ini menjadikan perhatian yang luas dari kalangan masyarakat Indonesia, pada kesempatan ini, saya ingin memberikan penjelasan tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan langkah-langkah tindakan yang diambil oleh pemerintah kita.

Sejak saya menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010 pagi, saya langsung memberikan berbagai instruksi. Pertama, saya minta agar ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut.

Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak. Sistempun telah bekerja.


Saya juga menekankan bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional kita. Memelihara hubungan baik dengan negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengabaikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.

Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes.

Menteri Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Dalam perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air.

Berkaitan dengan ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima informasi tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan terhadap tiga petugas KKP tersebut.


Saudara-saudara,

Yang jelas, di masa depan, insiden seperti ini harus kita cegah, agar tidak terus menimbulkan permasalahan di antara kedua negara. Upaya ini bisa kita lakukan dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah di antara Malaysia dan Indonesia, serta bentuk-bentuk koordinasi dan kerjasama di antara kedua belah pihak, dengan semangat untuk tetap memelihara hubungan baik kedua bangsa.

Perihal penanganan terhadap 7 nelayan Malaysia yang memasuki wilayah perairan Indonesia, kepada mereka telah diambil tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah prosesnya selesai mereka kita kembalikan ke Malaysia, sebagaimana kelaziman yang berlaku di lingkungan ASEAN selama ini. Perlu diketahui, dalam kasus yang sama, banyak nelayan Indonesia yang diduga memasuki wilayah perairan negara sahabat, juga dikembalikan ke negeri kita.

Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,

Belajar dari pengalaman ini, pemerintah Indonesia berpendapat bahwa solusi yang paling tepat untuk mencegah dan mengatasi insiden-insiden serupa adalah, dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia. Perundingan ini menyangkut batas wilayah darat dan batas wilayah maritim, termasuk di wilayah selat Singapura, dan perairan Sulawesi, atau perairan Ambalat.

Indonesia berpendapat bahwa perundingan menyangkut batas wilayah ini dapat kita percepat dan kita efektifkan pelaksanaannya. Semuanya ini berangkat dari niat dan tujuan yang baik, agar insiden-insiden serupa yang akan mengganggu hubungan baik kedua bangsa dapat kita cegah dan tiadakan. Saya sungguh menggaris-bawahi, sekali lagi, agar proses perundingan yang akan segera diteruskan oleh kedua pemerintah benar-benar menghasilkan capaian yang nyata.


Saudara-saudara,

Kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah adalah kepentingan nasional yang sangat vital. Pemerintah juga sangat memahami kepentingan itu, dan terus bekerja secara sungguh-sungguh untuk menjaga dan menegakkannya. Namun demikian, tidak semua permasalahan yang muncul dalam hubungan dengan negara sahabat selalu terkait dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Oleh karena itu, kita harus bisa menilai dengan tepat setiap masalah yang muncul, agar penyelesaiannyapun menjadi tepat pula.

Meskipun demikian, sekecil apapun permasalahan yang muncul dalam hubungan bilateral, akan tetap kita selesaikan demi menunjang kepentingan nasional kita. Kita harus senantiasa menjaga citra dan jatidiri kita sebagai bangsa yang bermartabat dalam menjalin hubungan internasional, tanpa kehilangan prinsip dasar politik luar negeri yang bebas dan aktif, dan yang diabdikan untuk kepentingan bangsa kita.

Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Saya sungguh mengerti keprihatinan, kepedulian, bahkan emosi yang saudara-saudara rasakan. Dan apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang dan ke depan ini, sesungguhnya juga cerminan dari keprihatinan kita semua.

Saya juga mengajak untuk menjauhi tindakan-tindakan yang berlebihan, seperti aksi-aksi kekerasan, karena hanya akan menambah masalah yang ada. Kekerasan sering memicu terjadinya kekerasan yang lain. Harapan untuk menyelesaikan masalah ini dengan serius dan tepat, tanpa disertai aksi-aksi yang destruktif, juga saya terima dari saudara-saudara kita rakyat Indonesia yang saat ini berada di Malaysia.


Saudara-saudara sekalian,

Cara kita menangani hubungan Indonesia – Malaysia akan disimak dan diikuti oleh negara-negara sahabat di kawasan Asia, bahkan oleh dunia internasional. Selama ini sebagai Pendiri ASEAN, Indonesia sering dijadikan panutan di dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di kawasan, maupun di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu, marilah seraya kita tetap memperjuangkan kepentingan nasional kita, karakter dan peran internasional Indonesia yang konstruktif, dan dengan semangat untuk memelihara perdamaian, terus dapat kita jaga.

Terakhir, insiden yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia baru-baru ini akan kita tuntaskan penyelesaiannya. Indonesia akan terus mendorong Malaysia untuk benar-benar menyelesaikan perundingan batas wilayah yang sering memicu terjadinya insiden dan ketegangan. Dengan demikian, dengan dapat dicegahnya ketegangan dan benturan-benturan yang tidak perlu, saya yakin permasalahan, hubungan baik dan kerjasama bilateral antara Indonesia –Malaysia akan berkembang lebih besar lagi.

Ke depan dalam hubungan antar bangsa yang lebih luas, kita harus terus menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, dan terus membangun diri menjadi negara yang maju, sejahtera, dan bermartabat, dengan tetap menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan negara-negara sahabat.

Sekian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

Awal bulan ini saya berkesempatan jalan-jalan ke Malaysia (Kuala Lumpur dan Penang).. Ini adalah kali pertama saya mengunjungi Malaysia. Di KL sana, saya mengikuti city tour yang membawa saya ke Istana Negara, Dataran Merdeka, Masjid Agung Malaysia, Chocolate Boutique (coklatnya ternyata mahaall…) dan terakhir ke Menara Kembar, Petronas. Secara keseluruhan, KL hampir tidak berbeda dengan Jakarta, kecuali tata kota yang rapih, tertib dan bersih tanpa adanya rumah-rumah kumuh yang sering saya lihat di sepanjang kali ciliwung, daerah jatinegara, sepanjang perjalanan menuju tempat kerja (atau mungkin saya tidak melewati jalan-jalan jelek dan kumuh di KL, jika memang ada).

Kali ciliwung lengkap dengan rumah kumuhnya.

Menurut saya, lepas dari hal tersebut, KL dan Jakarta bukanlah perbandingan yang setimpal. Masih menurut saya, Jakarta lebih kompleks dan menarik dibandingkan KL. Buat saya, tidak mengherankan jikalau KL berhasil menata kota nya menjadi seperti itu, informasi yang saya dapat dari tourguide saya KL hanya mempunyai 2 juta jiwa penduduk, bandingkan Jakarta dengan 9,6 juta jiwa penduduknya. Sungguh sangat wajar jika KL bisa mengatur kotanya menjadi sedemikian rupa.

Menara Kembar Petronas yang menjadi landmark KL, menurut saya tidak lebih hebat dari Mal Taman Anggrek, Grand Indonesia atau gedung dan mal lain di Jakarta. Rasa coklat dari Chocolate Boutique nya juga hampir sama dengan coklat Monggo - nya Jogja, hanya varian nya saja yang lebih banyak. Masjid Agung nya tidak lebih bagus dan lebih luas dengan Istiqlal kita di Jakarta, akan tetapi, memang lebih bersih.

Hari kedua saya di Malaysia, wisata saya dilanjutkan ke Pulau Penang secara road trip. Perjalanan panjang selama hampir 5 jam itu, saya disuguhi pemandangan hutan Malaysia yang masih sangat hijau. Kemudian saya membandingkan nya dengan pemandangan hutan di Sumatera, dimana banyak sekali hutan kita yang gundul tak terawat. Sangat menyesali kebodohan kita, menjual kekayuan kita ke sana sehingga kita harus menggunduli hutan kita sendiri. Akan tetapi mungkin Malaysia pun bukan pembanding sesuai untuk Indonesia, dengan penduduk nya yang hanya dibandingkan dengan 238 juta jiwa penduduk Indonesia.

Overall, saya masih sangat mencintai Jakarta saya, dengan segala kemacetan, kekumuhan, kotoran dan lain-lainnya. Malaysia tidak mempunyai Danau Toba yang indah, Gunung Batur yang biru dan mistis, Gunung Bromo yang sangat menakjubkan dan bahkan Malaysia tidak mempunyai Monas dengan lapis emasnya. Saya rasa, saya harus belajar memaklumi keadaan negara saya dengan segala kompleksitas-nya. Jalan-jalan saya di Malaysia, Kuala Lumpur dan Penang, semakin membuat saya mencintai INDONESIA dan JAKARTA saya.

Peni Tawarkan Kantor Dinas pada Investor Jepang untuk Dijadikan Mal

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

Mal-mal baru di Kota Malang bakal bermunculan. Itu terjadi Wali Kota Peni Suparto berhasil menggaet investor asal Jepang membangun mal dengan mengorbankan tiga eks kantor dinas. Ketiga kantor dinas itu adalah kantor dinas perijinan di Jl A. Yani serta kantor disperindagkop dan kantor dinas pariwisata di Jl Borobudur.

Tawaran Peni itu disampaikan pada rombongan investor Jepang dalam pertemuan di kantor Dinas Pekerjaan Umum Pemkot Malang kemarin. Peni beralasan, ditawarkannya ketiga tempat itu karena pada 2009 nanti beberapa kantor dinas harus pindah ke block office Kedungkandang.

Calon investor asal Jepang diterima Peni (foto:malangpost)

Calon investor asal Jepang diterima Peni (foto:malangpost)

”Daripada lahan tersebut menganggur, lebih baik ditawarkan pada investor Jepang. Sebab investor Jepang tersebut kebetulan sedang survei lahan untuk mendirikan mal kelas menengah atas,” kata Peni.

Peni pun berjanji lahan tersebut tidak akan dijual atau diruilslag. Tapi akan disewakan. Sehingga pemkot nantinya bisa menikmati PAD dari kerjasama dengan investor. “Saat ini tiga lokasi ini sedang disurvei,” ujar Peni usai pertemuan dengan investorJepang, kemarin.

Adapun tawaran dari investor hanya membutuhkan lahan sekitar 5 ribu meter persegi. Dari luas lahan itu, hanya 700 meter persegi yang akan didirikan bangunan. Rencananya bangunan mal itu lantai 4. Dan mal itu sendiri hanya melayani kebutuhan masyarakat kelas menengah atas.

Peni mengatakan, pemkot merespons keinginan investor karena rencana pembangunan mal oleh investor Jepang itu akan meningkatkan perekonomian di Kota Malang. Sebab Kota Malang nantinya bisa menjadi jujugan wisatawan dari luar Kota Malang dengan adanya mal khusus.

Meski demikian, lanjut Peni, belum tentu tawarannya akan disepakati investor. Sebab investor tersebut memiliki pertimbangan sendiri mengenai lokasi pendirian mal. Apalagi informasinya, investor Jepang ini juga melirik di wilayah Kabupaten Malang. “Namun kami yakin, investor akan menjatuhkan lokasinya di Kota Malang. Hanya tempatnya yang kami belum tahu,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Sementara, senior Managing Director Jepang Atsuyuki Kawano menjelaskan, Valor Group Co, Ltd kini sedang mengembangkan bisnis di bidang supermarket di beberapa kota di Indonesia. Salah satunya di Kota Malang. Hanya saja, saat ini masih dalam tahap survei. “Kami merespons positif tawaran pemkot, akan tetapi tawaran itu akan dikaji,” tuturnya.

CADANGAN DEVISA RI NAIK 2,106 MILIAR DOLLAR

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
File:Jakarta slumhome 2.jpg

Cadangan devisa Indonesia terus melesat naik. Per akhir Juli lalu posisi cadangan devisa kita masih di angka 78,794 miliar dollar AS. Akhir Agustus, jumlahnya sudah naik 2,106 miliar dollar AS.

"Sampai akhir Agustus 2010, nilainya 80,9 miliar dollar AS," kata Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution, seusai mengikuti rapat Badan Anggaran DPR di Jakarta, Selasa (31/8/2010).

Darmin menjelaskan, faktor kenaikan cadangan devisa masih banyak ditopang oleh aliran modal asing alias capital inflow.

CHINA JEPANG BERBAIKAN



INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.


TOKYO, SELASA - Hiruk-pikuk ”perseteruan” dua negara kuat di kawasan Asia Timur, Jepang dan China, yang dalam tiga pekan terakhir semakin meruncing dan melebar ke mana-mana, diyakini akan mulai memasuki babak baru.

Walaupun masih terkesan sangat lemah, keduanya sama-sama mengeluarkan sinyal positif, bersedia bertemu dan duduk bersama membahas persoalan mereka. Momen pertemuan Asia-Europe Meeting (ASEM) di Brussels, Belgia, pekan depan, diyakini akan dimanfaatkan untuk itu.

Kesempatan tersebut diyakini bukan tidak mungkin bakal dimanfaatkan oleh kedua pemimpin negara untuk menggelar pertemuan sampingan di sela-sela sejumlah agenda acara resmi.

Seperti diwartakan, cekcok di antara keduanya semakin lebar dan saling berbalas, mulai dari aksi saling tangkap warga negara masing-masing dengan tuduhan pelanggaran wilayah teritorial sampai ke aksi saling ancam macam gertakan China untuk menyetop ekspor mineral langka logam tanah jarang mereka ke Jepang.

Padahal, sumber konflik utama keduanya justru terkait masalah sengketa kepulauan, yang berada di kawasan perairan Laut China Timur, yang memang telah diperebutkan sejak lama. Kepulauan itu oleh masing-masing pihak punya nama sesuai bahasanya, Kepulauan Senkoku (bahasa Jepang) atau Kepulauan Daiyou (bahasa China).

Lebih lanjut, menurut Kepala Sekretaris Kabinet Pemerintahan Jepang, yang juga tangan kanan PM Kan, Yoshito Sengoku, jika kondisi memang memungkinkan, pihaknya akan mencoba mengatur pertemuan sampingan itu.

Dalam kesempatan terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Jiang Yu, menyatakan, pihaknya selama ini sangat menghargai hubungan baik yang telah terbentuk di antara kedua negara. Namun, tetap, untuk menjaga hubungan baik itu perlu keterlibatan aktif dari kedua belah pihak untuk terus menjaganya.

”Untuk itu Jepang juga harus menunjukkan langkah konkretnya, terutama untuk menghilangkan berbagai dampak negatif dari insiden yang selama ini terjadi dan terkait erat dengan hubungan bilateral kedua negara,” ujar Yu, yang belakangan mengaku tidak punya pengetahuan soal prospek pertemuan kedua negara memanfaatkan momen ASEM tersebut.

Selain mengacu pada insiden penangkapan kapten kapal nelayan China beberapa waktu lalu saat tengah mencari ikan di wilayah perairan yang masih dipersengketakan kedua negara, Yu juga mendesak Jepang menghentikan aksi kapal-kapal patrolinya, yang dinilai mengganggu otoritas China yang juga berpatroli di kawasan itu.

Selama ini kapal patroli kedua pihak memang kerap terlibat aksi saling incar dan saling mengawasi walaupun memang tidak jelas benar soal apa yang seharusnya dilakukan di sana.

Ancaman China

Sementara itu, ancaman China untuk menghentikan pengiriman mineral langka logam tanah jarang ke Jepang terbukti sangat efektif. Mineral langka itu memang sangat dibutuhkan dalam berbagai industri berbasis teknologi tinggi macam pemutar hard disk komputer, komponen kendaraan hibrida, dan komponen peralatan teknologi tinggi lain.

Secara ekonomi Jepang memang semakin bergantung pada China, terutama dalam konteks impor mineral langka itu. Walaupun dibantah otoritas China, penyetopan ekspor mineral langka itu secara de facto telah dirasakan para pihak produsen dan industri di Jepang. Menurut Menteri Ekonomi Jepang Banri Kaieda, jika dibiarkan, kondisi itu akan sangat membahayakan secara substansial bagi perekonomian negerinya.

Selama ini China memang diketahui menjadi satu-satunya negara pemasok bahan mineral langka itu. Sedikitnya 95 persen pasokan dunia berasal dari sana.

Jepang dan China sama-sama terikat ke dalam hubungan perdagangan, investasi, dan bantuan bernilai multimiliaran dollar AS walaupun pada kenyataannya hingga saat ini di antara kedua negara masih terdapat ”luka sejarah” masa lalu, terutama semasa Perang Dunia II.

Kalangan pengamat mengkhawatirkan konflik saat ini tidak hanya akan memengaruhi kedua negara, tetapi juga negara lain, seperti sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara dan bahkan negara sekutu terdekat Jepang, Amerika Serikat, yang sama-sama resah dengan sikap China yang semakin agresif.

Tidak hanya dengan Jepang, klaim China atas wilayah teritorialnya juga berdampak pada sejumlah negara ASEAN, yang tak urung beberapa waktu lalu mengundang keinginan AS untuk ikut campur tangan.

Sengketa juga terjadi antara China dan sejumlah negara ASEAN terkait perebutan dua gugus kepulauan di Laut China Selatan, Spratly dan Paracel. Dalam kasus itu AS secara terus terang menyatakan ketertarikannya untuk ikut terlibat dalam upaya penyelesaian. Namun, China menolak mentah-mentah.

RAHASIA SUKSES ORANG JEPANG PATUT DI TIRU

Tokyo Prince Hotel: The view from inside our 9th floor room



INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
Tokyo Prince Hotel: Room view.

Apa sajakah sikap-sikap orang Jepang yang bisa kita contoh biar bisa sukses kayak bangsa mereka ??
Berikut adalah 10 rahasia Sukses orang Jepang :

1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.


2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya.

Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.


3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.


4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.


5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics.

Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.



6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo .

Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini


7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca.

Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.


8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.


9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri.

Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.


10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini.


Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.


Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

You might also like:

JEPANG DAN CHINA HARUS BERDAMAI

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
ASIA TIMUR

China dan Jepang harus segera menyelesaikan masalah yang terjadi saat ini untuk berdamai lagi. Jika konflik, yang berawal dari tabrakan kapal tersebut, dibiarkan berlarut-larut, kedua pihak akan sama-sama menanggung kerugian besar dan mengganggu stabilitas kawasan.

Dua pengamat hubungan internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dewi Fortuna Anwar dan Zamroni Ismail, di Jakarta, Selasa (28/9), menegaskan hal itu.

Dewi mengatakan, sikap agresif China tersebut bisa dipahami dengan latar belakang sejarah dan keberhasilan negara tersebut membangun kekuatan ekonomi dan militer. ”China sudah terlalu lama menahan diri. Mereka merasa dahulu selalu dipermalukan dan dihina Barat,” tutur Dewi.

Permusuhan dua negara terjadi sejak perang China-Jepang pertama pada tahun 1890-an, kemudian Perang Dunia I dan II. Permusuhan memang sudah mengakar.

Namun, sikap agresif China disertai sikap meremehkan kekuatan negara lain bisa berbahaya bagi China sendiri dalam jangka panjang. Sikap meremehkan itu, antara lain, bisa dilihat dengan sikap ngotot China memperpanjang kasus tabrakan kapal dengan Jepang atau klaim teritorial China atas pulau-pulau di Laut China Selatan.

”China meremehkan reaksi regional dan internasional. Saat ini saja sudah terlihat reaksi balik terhadap China, misalnya dari sikap negara-negara ASEAN yang mulai mendekat dengan AS. Jika China bertahan pada sikapnya sekarang, ASEAN bisa berkonsolidasi untuk menghadapi China,” ujar Dewi.

Jika hal itu terjadi, dampaknya akan buruk terhadap keamanan regional. ”Akan terjadi lagi perlombaan senjata dan rasa saling tidak percaya. Bisa kembali ke era-era awal abad ke-20,” kata Dewi, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, ini.

Zamroni juga memperingatkan, ”Negara-negara di kawasan akan bersatu untuk mempertahankan diri dari (agresivitas) China. Konfliknya akan meluas tidak saja China melawan Jepang, tetapi juga China melawan sejumlah negara.”

Persulit posisi PM

Dari sisi Jepang, menurut Dewi, Perdana Menteri (PM) Naoto Kan sedang menghadapi dilema. Kan ingin memperbaiki hubungan dengan China yang sempat rusak saat pemerintahan PM Junichiro Koizumi gara-gara Koizumi berkunjung rutin ke Kuil Yasukuni. ”Jepang juga masih berhati-hati untuk menjaga citranya sebagai negara pasifis,” ucap Dewi.

Kan juga sedang berada dalam posisi politik lemah di dalam negeri. ”(Partai) Kan kehilangan mayoritas di Majelis Tinggi Parlemen Jepang dan posisi Kan sendiri tidak terlalu kuat saat ekonomi Jepang terus menurun, bahkan disalip China sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Kondisi penurunan ekonomi ini menimbulkan sensitivitas baru di kalangan masyarakat Jepang,” ungkap Dewi.

Dalam kondisi tersebut, memburuknya hubungan dengan China dengan mudah digunakan oposisi, Partai Demokrat Liberal (LDP), untuk menekan pemerintahan Kan.

”Dalam kondisi terjepit ini, pemerintahan Kan harus bereaksi dan menunjukkan, Jepang tidak sedang didikte oleh China. Itu sebabnya dia mengatakan, pembebasan kapten kapal China itu adalah keputusan jaksa dan merupakan masalah hukum semata dan balik minta ganti rugi dari China atas kerusakan kapal-kapalnya,” tutur Dewi.

Karena itu Jepang, di bawah PM Kan, pun harus waspada.

Meski demikian, konflik ini diperkirakan tidak akan berujung pada konflik yang lebih besar. ”Terlalu dini untuk mengatakan kedua negara itu akan perang. Risikonya terlalu besar. Apalagi ketergantungan ekonomi Jepang kepada China terlalu besar,” ungkap Zamroni.

Memanfaatkan forum

Lagi, stabilitas, keamanan, dan kemakmuran kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, salah satunya ditentukan oleh hubungan Tokyo-Beijing. ”Kita harapkan China tidak lagi agresif seperti itu. China dan Jepang harus bersama-sama meningkatkan peran positif di dunia dan bersama-sama membangun pusat peradaban baru di Asia,” tutur Dewi.

Salah satu cara untuk menjembatani konflik ini adalah dengan memberdayakan forum regional, seperti yang telah dilakukan ASEAN untuk meredam konflik negara-negara Asia Tenggara.

Terkait pentingnya peran forum dan diplomasi, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kurt Campbell, Senin, memuji langkah-langkah PM Naoto Kan dalam mengatasi krisis ini. ”PM Kan telah menangani isu yang sangat sulit ini dengan gaya seorang negarawan sejati. Dan, itu menunjukkan betapa pentingnya proses diplomatik yang damai untuk diterapkan dalam isu-isu seperti ini,” ungkap Campbell.

Untungnya, China juga sadar akan pentingnya perbaikan hubungan. Dari Beijing, Pemerintah China menuntut Jepang segera mengambil langkah-langkah nyata untuk bertemu China di tengah-tengah guna menyelesaikan konflik yang sudah berlangsung sejak awal September.

”China sangat menghargai hubungan China-Jepang. Akan tetapi, untuk menjaga hubungan bilateral, kedua negara harus bertemu di tengah-tengah dan Jepang harus segera mengambil tindakan-tindakan spontan dan konkret,” tutur juru bicara Kemenlu China kepada para wartawan di Beijing, Selasa.



JEPANG DAN CHINA HARUS BERDAMAI

RI BELUM MAMFAATKAN ACFTA

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

DIPLOMASI PERDAGANGAN


Pengunjung antre memasuki paviliun Indonesia di Taman Expo Dunia, Shanghai, China, Mei lalu. Pameran yang disebut Shanghai World Expo ini sampai dengan akhir Mei lalu sudah melebihi jumlah 5 juta orang.
Ketakutan utama pascaimplementasi Perjanjian Perdagangan Bebas antara ASEAN dan China atau ACFTA adalah semakin membanjirnya barang China ke Indonesia. Hampir semua mata dunia sesungguhnya menyaksikan, bahkan tanpa diberlakukan ACFTA, produk China sudah tersebar sampai pelosok pedesaan.

Satu negara dengan negara lainnya sudah terhubung dengan garis-garis penghubung, misalnya ASEAN-China. Bisa dibayangkan, apabila Indonesia menolak ACFTA, Indonesia juga akan kehilangan garis penghubung dengan ASEAN.

Bayangkan lagi, kekalahan Indonesia yang ”menyerah” sebelum bertanding tentu akan menjadi peluang bagi negara lain menyerbu China sebagai pasar potensial. Di depan mata negara-negara di ASEAN, penduduk China yang mencapai 1,3 miliar jiwa merupakan pasar menggiurkan.

Bukan hanya terhadap China, produk Indonesia yang akan masuk ke ASEAN pun akan tidak kompetitif karena bea masuk produk Indonesia ke negara-negara itu akan diberlakukan tarif normal yang jauh lebih tinggi atau masuk kategori most favoured nation (MFN). Sebuah pilihan berat, tetapi harus dihadapi.

Pascaperundingan ACFTA, penandatanganan kesepakatan ACFTA pun ditandatangani pada November 2004. Sejak saat itu, pengenaan tarif bea masuk untuk produk-produk yang disepakati mulai setuju dikurangi. Puncaknya, 1 Januari 2010, bea masuk sejumlah produk ditetapkan menjadi nol persen.

Industri seakan kebakaran jenggot. Sepuluh tahun ACFTA dirintis, China langsung memperkuat kepemimpinan pemerintahannya meski berada di dalam ingar bingar perpolitikannya. Bukan sekadar sosialisasi, tetapi mereka juga menyusun dan mengimplementasikan serta mengawal roadmap industrinya.

”Sebaliknya, kita malah seperti kebakaran jenggot. Ini terjadi karena pemerintah dan sektor bisnis tidak ada kekuatan untuk bersatu,” kata Chief Executive Officer (CEO) Grup Garudafood Sudhamek AWS di Jakarta, akhir Maret lalu.

Daya tahan ekspor


Di tengah berjalannya 60 tahun hubungan diplomasi Indonesia dan China, neraca perdagangan dalam 10 tahun terakhir ini memang menjadi perhatian utama. Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama tahun 1999-2007 Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan China, tetapi tahun 2008-2009 (Januari-Oktober) mengalami defisit.

Ekspor Indonesia ke China cenderung meningkat hingga tahun 2008, tetapi krisis yang mengguncang menyebabkan daya tahan ekspor kita melemah. Sementara impor dari China ke Indonesia tak tergoyahkan, bahkan cenderung meningkat.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar memandang, peningkatan impor China ini tidak bisa serta-merta dibandingkan dengan dengan melemahnya industri Indonesia. China semakin kompetitif dibandingkan negara-negara lain yang mengimpor ke Indonesia.

Berdasarkan laporan BPS, Kementerian Perdagangan menekankan, impor barang modal dan bahan baku penolong dari China meningkat pesat dengan pertumbuhan rata-rata tahunan masing-masing sebesar 49,8 persen dan 24,6 persen.

Kedua kelompok barang tersebut digunakan oleh industri dalam negeri untuk pasar dalam negeri maupun ekspor. Sementara impor barang konsumsi dari China cenderung turun di bawah 1 miliar dollar AS.

Sudhamek mengakui, strategi bisnis sangat menentukan keberhasilan. ACFTA merupakan perjanjian ASEAN dan China. Kalau minta dibatalkan dengan mengedepankan isu 228 pos tarif, Indonesia harus menyadari sebagai bangsa yang besar yang berada di dalam pergaulan internasional.

Menurut dia, ada produk andalan domestik yang dijaga betul-betul oleh China untuk tidak disaingi oleh negara lain. Produk tersebut adalah adalah baja, automobile, kapal, pengolahan perminyakan, tekstil, lampu, non-ferrous metal, peralatan manufaktur mekanik, perangkat elektronik, serta teknologi informasi dan logistik. Jadi, sia-sia saja menyaingi produk China semacam ini.

CHINA MENGERNYITKAN MATA RI'' BERPERAN

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

FAKTOR

theglobeandmail
China menginginkan teknologi mobil listrik
Tetap menjadi pertanyaan, apakah kekuatan ekonomi akan menjadikan China kekuatan militer malevolent? Pertanyaan serupa muncul dan menjadi fakta ketika Jerman dan Jepang mengalami kebangkitan ekonomi sebelum Perang Dunia II. Paul Wolfowitz, mantan Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia, dan mantan Presiden Bank Dunia, pernah menegaskan keyakinannya bahwa China tak akan menjadi jahat.


Secara perlahan muncul nuansa bersahabat dari China. Ke Taiwan, Presiden Hu Jintao mengirimkan putranya. Ini dianggap sebagai simbol persahabatan. Ke Jepang, China memberi panda untuk ditempatkan di sebuah kebun binatang di Tokyo. Ini juga dinyatakan oleh China sebagai simbol persahabatan.

Persahabatan ini penting. Adalah rasa tidak bersahabat yang membuat kawasan Semenanjung Korea tak bisa meningkatkan diri sebagai kawasan kerja sama ekonomi walau kaitan aktivitas ekonomi sudah terjadi dengan sendirinya. Andai kerja sama seperti itu menguat, dilandasi persahabatan, bukan tak mungkin, China, Jepang, dan Korea, menjadi nukleus dari perekonomian global, dengan etos mongoloidnya.

Mulai berpikir


Namun, panda itu pun telah mati, tak lama setelah perseteruan Jepang-China mencuat awal September. Perseteruan ini terkait dengan pengejaran dua kapal patroli Jepang terhadap kapal nelayan China, yang memasuki Senkaku (versi Jepang), atau Diaoyu (versi China).

Setelah berjam-jam dikejar, kapal nelayan China bermanuver dan menabrak salah satu kapal patroli China. Selang 40 menit kemudian, kapal nelayan China itu menabrak lagi kapal patroli Jepang yang lain.

Jepang menangkap nakhoda dan 14 nelayan China. Pihak Jepang mengatakan, penangkapan dilakukan karena pelanggaran wilayah. China marah dan menuntut pelepasan nelayan dan nakhoda. Jepang menolak. China makin marah.

Empat warga Jepang ditahan dengan alasan memotret instalasi militer China dan menolak Dubes Jepang di China untuk bertemu dengan empat orang yang ditahan sampai sekarang. Kemudian Jepang melepas 14 nelayan dan nakhoda. China tak merasa cukup, dan meminta kompensasi atas penahanan para nelayan.

Jepang menolak. China kemudian melakukan pemeriksaan ketat atas ekspor-impor China dengan Jepang. Sebelumnya China telah menghentikan ekspor komoditas khusus yang amat diperlukan bagi pengembangan teknologi Jepang. China juga telah menghentikan kontak-kontak diplomatik dan kontak-kontak tingkat menteri.

Menteri Luar Negeri Rusia berujar. ”Selesaikanlah masalah, yang terbatas pada sengketa wilayah berdasarkan hukum internasional.” Artinya, tak usahlah China melebarkan tindakan ke segala lini.

Untunglah pada Selasa (28/9/2010), kedua pihak mulai menunjukkan sikap bersedia rujuk. Mungkin Jepang juga salah, karena menahan terlalu lama nelayan itu. Jepang di bawah PM Naoto Kan juga tak kalah garang dengan mengatakan, ”Tak ada yang perlu dipersoalkan soal Senkaku.”

Ini tampaknya soal gengsi, di antara dua negara yang selama ini saling membenci itu. Ucapan Jepang dengan julukan ”Chin”, bernada merendahkan, tak pernah dilupakan China. Namun, melihat langkah China yang mulai menyerempet terlalu jauh, wajar jika kawasan kini mulai mengernyitkan mata.

”Tetangga China mulai gugup soal sengketa wilayah. Ketakutan akan China, yang bisa menjerat dengan kekuatan ekonominya, mulai tertancap,” kata June Teufel Dreyer, ahli China dari University of Miami, AS.

Mungkin China tidak akan seburuk itu. Namun, catatan telah dipertebal. Indonesia, sebagai negara besar yang diinginkan sebagai mitra oleh AS, China, dan Jepang, bisa berperan. RI adalah pilar di kawasan ASEAN. ”Manfaatkanlah!”

CHINA ANCAMAN SEKALIGUS HARAPAN RI HARUS SIAP

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

61 TAHUN RRC


Warga Beijing turun dari kereta khusus menuju terminal 3 Bandara Internasional Beijing, Rabu (31/3). Jaringan kereta bawah tanah Beijing menjadi moda transportasi massal utama bagi warga dengan delapan jalur yang menjangkau hampir semua wilayah Beijing. Jaringan transportasi menjadi prioritas penting untuk bisa mengangkut warga China dalam jumlah masif.

China akan menjadi eksportir terbesar dan menduduki posisi nomor satu di segala sektor kehidupan, mulai dari internet, perdagangan, keuangan, dan sebagainya, menggeser Amerika Serikat. Sebagai kekuatan ekonomi kedua dunia dengan cadangan devisa masif, China adalah ketakutan baru sekaligus harapan dalam konteks globalisasi.

Di luar urusan ekonomi, perdagangan, dan keuangan, China sudah mulai menunjukkan sebagai kekuatan politik penting karena berbagai alasan. Di antaranya termasuk ukuran populasi dan geografis, klaim teritorial di Laut China Selatan, hubungan militer dengan AS, dan sebagainya.

Pada usianya yang ke-61 tahun tanggal 1 Oktober ini, negara asas sosialisme berkarakteristik China dengan sistem totaliter satu partai, menjadikan negara Asia terbesar ini sebagai pemain politik luar negeri signifikan di berbagai belahan dunia (termasuk posisinya sebagai anggota tetap DK PBB).

Selama hampir tiga dekade pertumbuhannya, banyak pengamat dan politisi melihat sistem totaliter yang dianutnya menjadi benih menyuburkan kehancurannya sendiri. Reformasi dan modernisasi selama hampir 32 tahun sejak dicanangkan, banyak persoalan bermunculan yang diproyeksikan sebagai harga yang harus dibayar.

Konflik kota-desa, persoalan korupsi, sistem perbankan yang tidak kompatibel dengan sistem keuangan dunia, desakan dan pertikaian perdagangan, masalah lingkungan akibat pertumbuhan ekonomi masif di seluruh daratan China, serta ketergantungan sistem perdagangan dan keuangan dengan AS adalah faktor-faktor penghambat yang dikhawatirkan banyak pihak.

Banyak skenario digelar melihat ketahanan China menjalankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama dua dekade terakhir ini. Dengan cadangan devisa hampir 2,5 triliun dollar AS, dan jadi incaran sejumlah negara untuk melakukan apresiasi mata uang yang dituduh tak adil memberikan subsidi ekspornya, China memiliki segalanya melakukan perlawanan termasuk menerapkan beggar thy neighbour policy, terutama di bidang perdagangan.

Demokrasi vertikal


Mungkin John Naisbitt dan istrinya, Doris, benar, ada perubahan drastis dan fundamental dalam 30 tahun reformasi China. Dalam buku terbaru mereka, China’s Megatrends: The 8 Pillars of a New Society (Harper Collins, 2010), Naisbitt menyebutkan perubahan China tak hanya fundamental, tetapi membangun sebuah model ekonomi dan masyarakat baru.

Menurut dia, China menjalankan apa yang disebutnya demokrasi vertikal, mengubah berbagai peraturan perdagangan dunia dan menjadi tantangan demokrasi Barat sebagai satu-satunya bentuk pemerintahan politik yang diakui globalisasi.

Banyak skenario dikembangkan melihat arah perkembangan dan kemajuan yang ingin dicapai RRC. Masih banyak yang percaya, sistem sentralisasi politik yang dikuasai Partai Komunis China akan rontok dan beralih secara perlahan menuju model demokrasi yang bisa diakui seperti pada sistem politik negara-negara Barat.

Desakan yang paling terasa untuk bisa memaksa China sekarang ini setidaknya mengakui dan mengikuti norma dan nuansa global yang dianut sejumlah negara adalah memaksa negara dengan penduduk sekitar 1,5 miliar orang ini untuk membuka pintu bagi perusahaan asing beroperasi di daratan China memiliki kesetaraan dengan perusahaan lokal dan memaksa diberlakukannya undang-undang kekayaan hak intelektual.

China kini memiliki sekitar 750 juta pekerja. Dari jumlah itu, 375 juta orang bekerja di perusahaan-perusahaan milik negara. Angka ini cukup menggambarkan kontrol Pemerintah RRC atas pekerjaan masih sangat signifikan. Persoalan lapangan pekerjaan menjadi serius, China dipastikan melakukan relokasi pekerjanya di negara-negara Afrika atau Timur Tengah dalam beberapa tahun mendatang.

Fenomena China


Pilihan skenario lain, China akan tumbuh bersamaan kecepatan seimbang secara ekonomi dan politik seperti negara-negara Asia lain yang jadi pesaingnya, seperti Jepang, Korsel, ASEAN, atau India. Skenario ini mengisyaratkan terjadinya kompetisi sumber daya dan pasar, atau munculnya berbagai pakta ekonomi perdagangan regional, memaksa AS dan Eropa atau negara-negara Benua Amerika meningkatkan kerja samanya.

Apa pun yang terjadi pada skenario jenis ini, menjadikan globalisasi atau pergerakan bebas barang, jasa, dan orang menghadapi berbagai ancaman persoalan. Akan muncul kawasan-kawasan ekonomi perdagangan yang terkotak-kotak dalam lingkungan kawasan saja.

Skenario lain, China tetap tumbuh pesat, melakukan tekanan (atau mengakomodasi secara damai) keresahan dalam negeri dan menjadikan RRC sebagai adidaya dominan. Skenario ini membuat China berhenti membeli utang AS, ekonomi AS rontok, dan mata uang yuan menjadi uang favorit menggantikan dollar AS atau euro.

Apa pun skenarionya, pertumbuhan tinggi atau kegagalan karena situasi internasional dan keresahan dalam negeri, banyak korban negara disebabkan fenomena China modern ini. Ini setidaknya teori yang berkembang di berbagai meja lembaga riset, seminar internasional, atau berbagai buku yang membahas fenomena pertumbuhan China.

Baik Beijing maupun Washington saling membutuhkan, karena interdependensi ekonomi yang kuat di antara keduanya. Para pemimpin kedua negara tidak ingin masuk ke dalam situasi kegagalan sistem globalisasi baik karena kebijakan dalam negeri maupun lingkungan internasional, yang menyeret masing- masing negara.

China harus menggeser fokus ekonomi berbasis manufaktur yang mengopi rancang desain dan mengembangkan inovasi yang menjadi kekuatan inti negara-negara Barat. Apakah memang memungkinkan untuk melakukan pergeseran budaya yang dipimpin inovasi dan kewiraswastaan tanpa kebebasan politik secara penuh?

Menjadi sangat krusial bagi China untuk bisa membangun ekonomi berbasis pengetahuan sebagai kekuatan paradigma ekonomi baru pada era globalisasi sekarang ini. Dan China yang semakin kuat dan kaya harus mencari terobosan baru bagaimana melakukannya tanpa membebaskan aliran pengetahuan itu sendiri.

CHINA GESER AMERIKA SERIKAT

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

Ekspor

yuan

China menggeser posisi Amerika Serikat dari posisi kedua negara tujuan ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2010. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan di kantornya, Jumat (1/10/2010).

"Bulan ini China menempati ranking kedua. Baru Agustus inilah, pasar China melampaui pasar Amerika," katanya.

Total ekspor Indonesia ke China naik dari 923,3 juta dollar AS pada bulan Juli 2010 ke angka 1,242 miliar dollar AS di Agustus 2010. Sementara itu, ekspor ke Amerika Serikat turun dari 1,278 miliar dollar AS ke angka 1,145 miliar dollar AS.

Di posisi pertama, Jepang masih memimpin sebagai negara tujuan ekspor terbesar untuk Indonesia. Ekspor ke Jepang pada bulan Agustus mengalami kenaikan tipis dari 1,365 miliar dollar AS ke 1,397 miliar dollar AS.

Dari struktur ekspor Indonesia bulan ini, komoditas terbesar adalah lemak dan minyak, baik hewani maupun nabati sebesar 1,074 miliar dollar AS dan diikuti oleh bahan bakar mineral sebesar 163,8 juta dollar AS.

AWAS MATA-MATA BISNIS SEMAKIN MENGGILA

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

Analisis

Waspadalah, waspadalah dan gunakan segala kekuatan mata-mata untuk berbagai bisnis. Demikian Sun Zi dalam tulisanya, The Art of War bab 13.

Kata-kata Sun Zi tampaknya diamini China dalam era informasi ini. Untuk mencari informasi yang diperlukan, China menggunakan segala macam cara; baik yang klasik dengan mengutamakan seks dan uang maupun cara baru yang lebih canggih.

Belakangan, spionase industri lebih banyak dilakukan ketimbang spionase soal politik.

Jerman, misalnya, menyatakan telah kehilangan 53 miliar euro setahun karena kehilangan kesempatan mengembangkan industrinya. Pencuri informasi utamanya tentu saja China.

FBI (AS) bahkan memandang China sebagai ancaman spionase terbesar bagi AS saat ini. ”China merupakan ancaman terbesar bagi AS,” ujar David Szady, mantan Asisten Direktur untuk Divisi Kontra-Intelijen FBI.

Sebuah laporan yang ditulis oleh agen mata-mata Inggris, MI5, menyatakan, mata-mata China menyamar lewat berbagai macam cara, termasuk mendekati eksekutif-eksekutif Inggris dengan jebakan seks sehingga dapat memeras untuk mendapatkan informasi mengenai rahasia komersial.

Cara lebih canggih adalah dengan menggunakan internet, seperti mengirim virus trojan untuk menyerang e-mail.

Dokumen MI5 juga menyebutkan bahwa para anggota Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan agen Kementerian Keamanan Dalam Negeri mendekati pebisnis Inggris dalam pameran perdagangan dan memberi hadiah kepada mereka.

Di antara hadiah itu adalah kamera dan flashdisk. Namun, di dalamnya telah dimasukkan berbagai macam peranti lunak untuk mendapatkan akses ke komputer para eksekutif itu.

Kerepotan tidak hanya melanda MI5, tetapi juga FBI. Badan federal AS ini telah mengirimkan dan melatih ratusan orang untuk menghadapi intelijen China, termasuk tim khusus yang memfokuskan diri pada spionase ekonomi.

FBI mengeluarkan dana hingga 2,2 miliar dollar AS untuk program kontraterorisme dan kontra-intelijen. Anggaran CIA masih tetap dirahasiakan.

Pejabat AS mengatakan, China tampaknya telah mengatur rencana soal mata-mata dengan canggih. China tidak hanya melibatkan mata-mata yang terlatih, tetapi juga mahasiswa yang polos serta lugu dan sedang belajar di AS.

Lebih leluasa

”Pertarungan” intelijen AS dengan China sangat berbeda ketika AS menghadapi Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Lagi pula, setiap tahun ribuan warga China datang ke AS, baik sebagai pebisnis (ada yang bekerja pada kontraktor pertahanan AS) maupun sebagai mahasiswa. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh Uni Soviet saat Perang Dingin karena warganya sulit keluar dari negaranya sendiri.

Kini warga China malah disambut dengan tangan terbuka oleh universitas ataupun perusahaan yang menghargai kemampuan teknis mereka dan gaji yang relatif lebih rendah.

Sebagian besar di antara mereka bekerja sungguh-sungguh atau belajar tekun, tetapi sungguh-sungguh juga merepotkan bagi petugas kontra-intelijen AS.

Para ahli kontra spionase mengatakan, kesulitan sudah dimulai saat mereka dikontak oleh Pemerintah China atau salah satu dari 3.000 perusahaan China. Perusahaan-perusahaan China ini, berdasarkan pengamatan FBI, memang didirikan untuk menyerap informasi soal pertahanan dan militer atau teknologi industri secara tidak sah.

Beberapa warga China yang tinggal di AS mau melakukan kegiatan mata-mata karena iming-iming uang. Ada juga beberapa warga China yang mau melakukannya karena faktor nasionalisme.

Szady mengatakan, mereka dapat bekerja di berbagai level. Hal inilah yang menyebabkan kekuatan China sangat sulit dibendung dibandingkan dengan kekuatan Uni Soviet, yang sudah bubar itu. Susahnya lagi, Pemerintah AS sulit membendung dan membatasi penempatan pegawai dari Asia karena akan dianggap melakukan diskriminasi.

Negara lain yang memutuskan hendak memberantas mata-mata China adalah Kanada. Biro mata-mata Kanada (CSIS) mengatakan, Pemerintah China melalui perusahaan milik negara telah melakukan spionase ekonomi di Kanada.

Pemerintah China melalui berbagai pintu, seperti Kementerian Luar Negeri dan juru bicara di berbagai Kedutaan Besarnya, menolak tuduhan tersebut.

Berlanjut

Beberapa kasus mencuat dalam perang ”mata-mata” ini, baik di China maupun di luar China. Di AS, pemerintah telah menangani lebih dari belasan kasus individu yang dituduh memberi informasi industri dan pertahanan ke tangan China.

Sebagai contoh adalah kasus Dongfan ”Greg” Chung yang didakwa bersalah karena telah melakukan spionase ekonomi dan menyimpan 300.000 halaman dokumen sensitif di rumahnya di California, AS. Ada pula kasus Chi Mak yang pada tahun 2007 dinyatakan bersalah oleh Pemerintah AS karena telah mengekspor teknologi pertahanan ke China.

Di China sendiri, kasus yang masih hangat adalah tuduhan situs mesin pencari, Google, dan sekitar 30 perusahaan lain yang merasa telah disusupi. China beranggapan Google telah membantu AS memberikan informasi kepada mata-mata AS. Selain itu ada pula kasus penangkapan China terhadap eksekutif dari perusahaan pertambangan Australia Rio Tinto yang bernama Stern Hu.

Tampaknya perang tanpa api ini tidak akan berkesudahan. Teknologi dan industri harus terus dikembangkan untuk dapat membawa kemakmuran bagi rakyat. Segala cara dan upaya akan terus dilakukan untuk membuktikan siapa yang unggul.