23 Agustus 2010

Ireland Bongkar Kebusukan Mancini

Mantan gelandang Manchester City, Stephen Ireland, menuduh Roberto Mancini sebagai pelatih yang tak tahu caranya membangun hubungan personal dengan para pemainnya. Menurut Ireland, Mancini terlalu angkuh sebagai pelatih.

Ireland "dibuang" Mancini pada bursa transfer ini ke Aston Villa. Ia disertakan Mancini sebagai pemain tambahan dalam pembelian James Milner. Kini, pemain berusia 24 tahun itu sakit hati dan membongkar semua kebusukan mantan pelatihnya tersebut.

"Apakah aku bicara dengannya? Tidak sama sekali. Mancini tidak membangun hubungan dengan para pemainnya. Dia membawa Patrick Vieira musim lalu dan ketika aku berbicara tentang hubungannya dengan Mancini, Vieira mengatakan bahwa ia benar-benar tidak memiliki sedikit pun kedekatan dengannya. Padahal, mereka telah bekerja sama dalam waktu lama," kata Ireland.

"Aku pikir dirinya memang seperti itu. Dia membuat semua pemain tegang ketika di dekatnya. Terakhir kali aku memiliki hubungan dengan pelatih adalah Mark Hughes. Aku pikir loyalitas tidak ada di dalam Manchester City. Aku selalu merasa bahwa aku seperti pemain yang akan segera disingkirkan. Banyak pemain yang merasakan hal yang sama," lanjutnya.

Musim lalu, Mancini menuduh Ireland sebagai pemain yang tak beres. Menurut pelatih asal Italia itu, Ireland perlu mengubah cara berpikirnya di Eastlands. Ireland pun langsung berkomentar, "Itu tidak adil. Semua pemain tahu bahwa aku adalah orang pertama yang datang ke latihan dan orang terakhir yang meninggalkan lapangan. Aku orang yang paling bekerja keras. Ketika diadakan tes, aku selalu menjadi yang terbaik," pungkas pemain berdarah Irlandia tersebut. (SUN)

PENYESALAN KRISDAYANTI(KD) TIDAK BOLEH KETEMU ANAK-ANAK

Diva pop Tanah Air Krisdayanti atau KD harus menjalani bulan Ramadhan tahun ini sendiri, tanpa ditemani oleh kedua anaknya, Titania Aurelie Nurhemansyah dan Azriel Akbar Hermansyah.

Menurut pengacara sekaligus sahabat KD, Elsie Lontoh, SH, sang mantan suami, Anang Hermansyah, melarang KD untuk bertemu dengan kedua anaknya itu, yang kini berada di bawah pengasuhan teman duet penyanyi Syahrini tersebut. Itu dilakukan oleh Anang sesudah kejadian KD berciuman di depan pers dengan pengusaha asal Timor Leste, Raul Lemos, beberapa waktu yang lalu. "Kemarin saat peristiwa ciuman itu, Anang sempat bilang jangan ketemu dulu. Tapi, sekarang saya belum nanya anak-anak lagi. Tapi, sebelumnya mereka pernah bilang, bapaknya melarang sampai Hari Raya (Lebaran)," kata Elsie ketika ditelepon.

Menurut Elsie lagi, hubungan KD dengan Anang belum membaik sejak perceraian mereka satu tahun yang lalu. Mereka tak pernah lagi bertemu meskipun untuk berurusan mengenai anak-anak mereka. Jika membicarakan anak-anak tersebut, mereka menggunakan perantara, yakni Elsie.

Diakui Elsie, Anang tidak mau bertemu lagi dengan pelantun tembang "Mencintaimu" itu. "Memang saat cerai sampai sekarang belum ketemu Mas Anang karena Mas Anang belum mau ketemu, kalau KD-nya kan mau saja, dia sih bablas saja," tutur Elsie.

Tekan Polusi, China Tutup Ribuan Pabrik

Pemerintah China telah memerintahkan ribuan pabrik penghasil polusi tinggi untuk mematuhi tenggat dalam mengurangi polusinya. Pemerintah menyatakan akan kehilangan muka jika tidak berhasil mengatasi masalah polusi tersebut sesuai jadwal.

Beijing berjanji akan memangkas konsumsi energi China per unit produk domestik bruto sebesar 20 persen antara tahun 2006 dan 2010. China saat ini tercatat sebagai penghasil emisi terbesar dunia dan mempunyai komitmen harus mengurangi polusinya serta memperbaiki lingkungan.

Data resmi menunjukkan bahwa China tidak akan dapat mencapai target tersebut pada akhir tahun ini, sesuai jadwal. Dan, kegagalan memenuhi hal ini sesuai jadwal berpotensi mempermalukan para pemimpin China yang selama ini telah berkoar-koar mengenai upaya pengurangan emisi serta mengembangkan energi terbarukan.

”Penutupan pabrik itu adalah langkah untuk memperlihatkan bahwa negara sedang berupaya sebaik mungkin untuk mencapai target,” ujar Andy Xie, ekonom independen di Shanghai, Minggu (22/8). ”Para pemimpin harus menyelamatkan muka mereka,” ujarnya lagi.

Bulan ini saja Beijing telah memerintahkan penutupan setidaknya 2.087 pabrik yang memproduksi baja, batu bara, semen, aluminium, gelas, dan material lainnya.

Penutupan pabrik-pabrik itu harus tuntas dilaksanakan September 2010. Jika tidak diselesaikan pada September, Pemerintah China mengancam kucuran kredit kepada pengusaha pabrik tersebut akan dibekukan dan pasokan energi akan diputus.

Para pejabat pemerintah di Provinsi Anhui mengatakan, pihaknya telah memutuskan pasokan energi selama satu bulan terakhir setelah mereka gagal memenuhi target pengurangan emisi. Akan tetapi, tampaknya hanya puluhan pabrik yang akan sepenuhnya ditutup. Selebihnya, mereka hanya diperintahkan untuk menurunkan kapasitas seturut dengan petunjuk dari pemerintah.

Sementara itu, pabrik seperti Tianjin Tiangang Iron and Steel Co di China utara, sebagai contoh, harus menutup dua pabriknya. Adapun Chaofeng Construction Materials Co juga di China utara harus menutup dua lini produksinya.

Para pemimpin mereka di Beijing telah berupaya keras untuk mendapatkan pengakuan seputar pengurangan emisi dan perusakan lingkungan yang terjadi di China.

Sebelum pertemuan tentang iklim di Kopenhagen tahun 2009, mereka berjanji akan mengurangi intensitas karbon, yaitu ukuran untuk emisi gas kaca per unit aktivitas ekonomi menjadi 40-45 persen pada 2020 yang dihitung berdasarkan angka tahun 2005.

Reputasi turun
China juga telah menginvestasikan dana sebesar 738 miliar dollar AS untuk mengembangkan energi bersih dalam satu dekade ke depan. Selain itu, China juga bertekad untuk dapat mencapai target guna menghasilkan 15 persen energi dari energi terbarukan, sebagian besar dari air dan angin pada 2020.

China juga akan menjadi tuan rumah perundingan tambahan sebelum dilangsungkannya Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Meksiko bulan Oktober mendatang.

Beberapa negara di dunia saat ini memang tengah berupaya meneruskan kesepakatan yang telah dicapai dalam Protokol Kyoto yang target mengikatnya akan berakhir pada 2012.

”Jika Beijing tidak dapat memenuhi target 2010 dengan selisih yang besar, kredibilitasnya dalam komitmen mengenai perubahan iklim akan dipertanyakan di percaturan internasional,” ujar Damien Ma, salah seorang analis dari Eurasia Group yang berbasis di New York, Amerika Serikat.

Pada 2009, China telah mengurangi konsumsi energinya per unit produk domestik bruto sebesar 14 persen. Akan tetapi, dalam enam bulan pertama tahun 2010, konsumsi energi itu naik lagi sebesar 0,09 persen. Ini merupakan kenaikan tahunan sejak tahun 2006.

”Saya rasa pemerintah akan mengerti jika mereka gagal memenuhi target 20 persennya. Hal ini akan mencerminkan betapa buruknya China,” ujar Yan Allun, manajer kampanye iklim dan energi di Greenpeace China. Dia mengatakan, pabrik-pabrik tersebut menimbulkan polusi berat di China

PEMILU AUSTRALIA TAMPA PEMENANG

Para pemimpin politik Australia membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membentuk pemerintahan baru setelah pemilihan umum pada hari Sabtu tidak menghasilkan suara mayoritas di parlemen. Demikian dikatakan para pengamat, Senin.

Pemerintahan terpaksa dijalankan pejabat sementara setelah Partai Buruh yang berkuasa dan berhaluan kiri-tengah pimpinan Perdana Menteri Julia Gillard serta koalisi oposisi konservatif Liberal/Nasional pimpinan Tony Abbott tidak memenangkan suara mayoritas. Partai-partai besar itu harus bernegosiasi dengan calon-calon independen dan satu Partai Hijau yang sepertinya akan terus memegang keseimbangan kekuatan di parlemen. Menurut para pengamat, proses itu dapat memakan waktu hingga tiga bulan sebelum akhirnya pemerintah baru terbentuk.

Profesor Donald Rothwell mengatakan, parlemen harus mengadakan rapat dalam waktu 30 hari sejak pejabat pemilihan menegaskan nama setiap kandidat yang terpilih. Namun, komisi itu baru dapat memastikan nama-nama itu pada 27 Oktober. "Hal ini bisa memungkinkan Perdana Menteri Gillard untuk memanggil jajarannya dalam rapat DPR paling lambat pada 26 November 2010 sehingga baru tiga bulan kemudian kesepakatan tercapai dengan para kandidat independen," katanya.

Kecelakaan Tambang Masih Hidup Setelah Terperangkap 17 Hari

Cile bersukacita, Minggu (22/8/2010), ketika memastikan bahwa 33 penambang yang terperangkap jauh di bawah tanah selama lebih dari dua minggu ternyata masih hidup dan tampaknya dalam kondisi baik. Namun, para insinyur memperingatkan, operasi penyelamatan mereka membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Para penambang itu berhasil mengirim sebuah pesan melalui sebuah lubang yang dibor regu penyelamat sedalam 700 meter ke perut bumi. Pesan tersebut memastikan bahwa mereka masih hidup dan bertahan di sebuah tempat penampungan darurat di terowongan tambang. "Kami semua, 33 orang, dalam keadaan baik-baik di penampungan," bunyi pesan itu, yang ditulis dalam huruf kapital tebal berwarna merah.

Presiden Sebastian Pinera membaca pesan itu dengan suara lantang dan melambai-lambaikannya ke udara di hadapan sebagian teman dan kerabat para penambang yang menangis karena sukacita di luar tambang di Cile utara yang ambruk pada 5 Agustus lalu dan menjebak para pekerja itu. Pengumuman Pinera disambut gemuruh sorak-sorai setelah harapan keluarga dan kerabat penambang itu kian memudar dari hari ke hari di luar tambang emas dan tembaga San Jose di dekat Kota Copiapo, 800 kilometer di utara Santiago.

Sebuah kamera dengan pengendali jarak jauh dioperasikan dan diturunkan ke lubang bor. Gambar dari kamera itu menunjukkan, para penambang berkeringat dan bertelanjang dada pada suhu 32-36 derajat celsius, (90-97 Fahrenheit) di tempat penampungan. Namun, tampaknya mereka dalam kondisi baik dan bersemangat tinggi.

"Banyak di antara mereka mendekati kamera dan menaruh wajah mereka lalu menatapnya, seperti anak-anak, dan kami bisa melihat kebahagiaan dan harapan di mata mereka," kata Pinera. Ia menambahkan, "Foto-foto itu memberi saya kebahagiaan dan keyakinan bahwa (bencana) ini akan berakhir dengan baik."

Direktur Regional Kantor Darurat Nasional Cile Carlos Garcia mengatakan, para penambang yang terjebak itu memiliki air dan lampu. Dalam beberapa jam ke depan, katanya, mereka akan mendapatkan pasokan makanan segar dan air. Garcia mengatakan, anggota keluarga mereka akan segera diizinkan untuk berbicara dengan orang terkasih mereka melalui kabel yang diturunkan lewat lubang bor.

Ketika kabar tentang para penambang yang masih hidup setelah 17 hari berada di bawah tanah itu tersebar, para pengemudi membunyikan klakson mobil mereka di ibu kota Santiago dan ribuan orang berkumpul di kota-kota lain untuk merayakan dan melambaikan bendera nasional.

Seperti dikabarkan, sampai hari Minggu, tidak ada tanda-tanda bahwa para penambang itu selamat. Namun, kemudian datang dua catatan dalam kantong plastik yang melekat pada sebuah rangkaian yang telah diturunkan melalui lubang bor sempit ke dalam tempat penampungan darurat.

Menteri Pertambangan Golborne Laurence mengatakan, pesan pertama yang mereka terima adalah sebuah surat dari salah seorang penambang yang terjebak, Mario Gomez, untuk istrinya, Liliana. "Kami merayakannya tanpa mengetahui sesuatu yang lebih dari itu," kata Golborne. "Tapi kemudian datang pesan yang mengatakan bahwa mereka semua, berjumlah 33 orang, masih hidup." Dalam surat kepada istrinya, Gomez (63), mengatakan, "Saya berharap untuk segera keluar. Bersabar dan percayalah. Saya tidak berhenti memikirkan dirimu sejenak pun. Saya mencintai kalian semua. Saya yakin, kami akan keluar dari sini hidup-hidup. Saya berharap bisa berbicara denganmu nanti." Seusai membacara surat itu, istrinya mengatakan kepada wartawan, "Saya tahu suami saya sangat kuat."

Di samping kabar dramatis itu, Andres Sougarret selaku kepala insinyur yang bertanggung jawab atas operasi penyelamatan tersebut mengatakan bahwa butuh waktu minimal empat bulan untuk membuat lubang bor yang cukup besar untuk menarik para penambang yang terjebak. "Sebuang terowongan berdiameter 66 cm setidaknya (akan memerlukan) masa pengerjaan 120 hari," kata insinyur itu.

Kasus Paskibra DKI Senior Lebih Ditakuti daripada Orangtua

Sejumlah orangtua Paskibra 2010 asal Jakarta menyayangkan perubahan sikap putra-putri mereka setelah menjalani masa Orientasi Kepaskibrakaan (OK) di Cibubur, awal Juli lalu. Mereka menganggap anak-anak mereka lebih takut kepada Paskibra senior daripada orangtua mereka sendiri.

Sejumlah orangtua calon Paskibraka (capaska) putri yang ditemui Kompas.com, Minggu (22/8/2010), mengakui, perubahan sikap anaknya itu terjadi setelah Selasa (17/8/2010) malam, yakni ketika anak-anak mereka berkumpul terakhir kali di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, setelah upacara bendera pada pagi harinya.

Salah satu capaska mengakui, dalam pertemuan tersebut, 27 anggota Paskibra DKI diminta menjawab tiga pertanyaan dari tim investigasi Purna Paskibraka Indonesia (PPI) di atas kertas bermeterai.

"Setelah tanggal 17 (Agustus) malam, mereka berubah sikap. Mereka menjadi lebih tertutup kepada kami," kata Loreen Djunaidi, orangtua salah satu calon Paskibra (capaska) putri.

Pada Jumat (20/8/2010), seorang Paskibra yunior membantah pemberitaan media massa mengenai adanya perintah berbaris dan jalan bugil kepada capaska putri selama masa orientasi. Ini sangat bertentangan dengan pernyataan orangtua capaska.

"Mereka seperti didoktrin (oleh para senior). Mereka lebih takut kepada senior daripada orangtua," kata Rita Ritonga, juga orangtua capaska putri.

Rita mengatakan, semua anggota Paskibra menjawab kompak saat Paskibra senior menanyakan apakah mereka mau organisasi Paskibraka atau PPI dibubarkan.

"Tidak, Kak!" kata Rita mengutip perkataan capaska termasuk putrinya. "Padahal, bukan Paskibranya yang dibubarkan, tapi pengurus dan oknumnya. Untuk apa Paskibraka dibubarkan? Mereka tidak salah, justru oknum-oknum (PPI) ini yang harus dikeluarkan," tegas Loreen.

"Anak kami masih di bawah umur, tidak boleh tanda tangan di atas meterai tanpa sepengetahuan orangtua," katanya.

Ini Lho Keluhan Orangtua Paskibra DKI

Dugaan pelecehan dan tindak kekerasan terhadap calon Paskibra (Capaska) 2010 asal Jakarta tidak hanya berupa tiga pelanggaran. Sedikitnya ada delapan hal yang dikeluhkan oleh Capaska dan para orangtua mereka.

Berdasarkan hasil investigasi tim internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Jumat (20/8/2010), terdapat tiga tindakan yang dianggap melanggar kedisiplinan kepaskibrakaan. Tim investigasi PPI menduga kuat ada instruksi jalan cepat dan memakai handuk pada prosesi mandi di barak putri. Tim juga menduga kuat, ada Paskibraka senior yang menampar empat yuniornya.

Sementara di barak putra, tim menduga kuat ada instruksi push up dingin. Dari informasi yang dihimpun Kompas.com, keluhan yang disampaikan orangtua Capaska tidak hanya tiga hal tersebut. Ada sejumlah kejadian yang luput dalam investigasi tim PPI.

Berikut ini hal-hal yang menjadi keluhan mereka.

Keluhan atas Capaska putri:

- 15 anak diperintah berbaris telanjang sebelum diminta berjalan cepat sebelum dan sesudah mandi pada pagi dan sore hari.

- Dua orang dihukum jalan jongkok sambil telanjang karena lupa menyiapkan pakaian sebelum mandi.

- Empat anak ditampar dengan kadar kekerasan tamparan berbeda-beda. Tiga orang di antaranya merupakan Capaska asal Jakarta Selatan, satu lainnya dari Jakarta Utara. Ada yang ditampar pelan, ada yang ditampar keras sebanyak empat kali. Salah satunya ditampar hingga jatuh saat masih melakukan push up.

- Hukuman tanpa sebab yang jelas dan bervariasi, misalnya, push up dengan tangan mengepal dan bending.

- Satu anak diinfus sejak hari kedua masa orientasi dan tetap diperintah melakukan push up saat masih mengenakan infus.

Berikut ini keluhan atas Capaska putra:

- Tujuh orang diperintah melakukan push up dingin. Push up dilakukan dalam dua kelompok, yakni tiga dan empat orang. Mereka saling bertumpuk dalam kondisi telanjang.

- 14 orang mandi bersama sambil berdempetan sehingga (maaf) alat kelamin mereka bersentuhan dengan badan rekannya.

- Perintah kepada Capaska putra untuk menyaksikan rekannya yang buang air besar.

- Sebagian peserta mendapat tamparan dari senior.

Kasus Paskibra DKI Orangtua Siap Mengadu ke Polisi

Sejumlah orangtua calon Paskibra DKI Jakarta siap mengadukan kasus pelecehan terhadap putra-putri mereka ke polisi. Tindakan ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya hal yang sama di kemudian hari.

"Saya kira perlu ke polisi agar tindakan seperti ini tidak terjadi lagi di tahun-tahun mendatang," kata Jusuf Ginting yang ditunjuk sebagai Ketua Forum Orangtua Paskibra 2010 asal Jakarta, Minggu (22/8/2010).

Meski demikian, Ginting, yang putranya juga mendapat perlakuan tak senonoh dari Paskibra senior, mengaku masih akan menunggu momen yang tepat sebelum melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib. Dia tak ingin hal tersebut akhirnya justru mengganggu pendidikan dan masa depan putranya.

"Saya akan pikir-pikir. Saya masih akan melihat perkembangan selanjutnya," ujarnya.

Loreen Djunaidi bertekad membawa masalah ini ke jalur hukum. Dengan atau tanpa dukungan orangtua lain, dia akan mengadukan masalah ini ke polisi. "Saya tidak terima anak saya disuruh telanjang," kata Loreen sambil menahan air mata.

Untuk saat ini, forum orangtua Paskibra 2010 belum bersedia membeberkan tindakan yang akan mereka tempuh mengenai masalah ini. Mereka masih menunggu keputusan Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Syaefulah, setelah mendapat hasil laporan investigasi tim internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI).

Kasus Paskibra DKI Pelecehan: KPAI Siapkan Bantuan Hukum

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI menyatakan kesiapannya memberikan bantuan hukum kepada calon Paskibra (capaska) DKI 2010 yang diduga mengalami pelecehan seksual oleh seniornya ketika mengikuti Orientasi Kepaskibrakaan pada 2-6 Juli lalu.

Pernyataan KPAI tersebut menyusul sikap salah satu orangtua capaska yang akan membawa masalah dugaan pelecehan seksual itu ke ranah hukum. "Sudah ada tiga pengacara yang mengontak KPAI untuk siap memberikan bantuan pendampingan," ujar Ketua KPAI Hadi Supeno, Senin (23/8/2010).

Atas sikap orangtua yang melaporkan kasus dugaan pelecehan tersebut, KPAI menyampaikan apresiasinya. Menurut Hadi, sikap orangtua tersebut memberikan perlindungan psikologis bagi anak sebagai korban.

"Dari sisi psikologis anak merasa memperoleh tempat aman, ada yang membela, simpati, dan empati atas perlakuan yang diterima. Oleh sebab itu, orang tua jangan mencabut pengaduan," katanya.

Jika masalah tersebut tidak diselesaikan secara hukum, kata Hadi, ditakutkan akan menjadi preseden yang mungkin terulang. "Pelangggaran UU Perlindungan Anak bukan delik aduan, polisi bisa mengusut tanpa pengaduan. Apalagi kalau ada pengaduan," tuturnya.

Angka pelecehan seksual terhadap anak, menurut data KPAI, meningkat tajam tahun ini. Dari sekitar 1.085 pengaduan yang masuk ke KPAI pada Juni-Juli, 23 persennya merupakan kekerasan seksual.

"Tahun 2009 hanya 15 persen. Kekerasan seksual dilakukan oleh banyak kalangan, dari orangtua korban, guru, sampai pejabat publik seperti anggota DPRD dan Gubernur," ujar Hadi.

Sebelumnya, sejumlah orang tua calon Paskibra DKI melaporkan dugaan tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah senior Paskibra terhadap anak mereka ketika mengikuti Orientasi Kepaskibrakaan di Cibubur pada 2-6 Juli.

Atas laporan orangtua tersebut, Purna Paskibraka Indonesia mengadakan investigasi yang merekomendasikan sejumlah senior yang melakukan pelanggaran agar mendapat sanksi administrasi selama lima tahun.

Kasus Paskibra DKI Perintah Bugil Awalnya Dianggap Biasa

Sejumlah anggota pasukan pengibar bendera atau paskibra menyesal karena telah menuruti perintah bugil dari para seniornya. Awalnya mereka mengira hal itu biasa dalam pembinaan paskibra. Namun, kini mereka sadar bahwa hal itu salah.

Tidak ada satu pun dari calon paskibra (capaska) yang berani menolak perintah senior-senior mereka selama masa orientasi kepaskibrakaan (OK) di Cibubur, 3-6 Juli lalu.

Sebanyak 15 capaska putri sama sekali tidak membantah ketika anggota senior mereka meminta agar mereka melepas semua baju baik di depan barak mandi maupun di depan barak tidur setiap kali menjelang mandi pagi ataupun sore.

Beberapa di antaranya bahkan menjalankan hukuman jongkok dalam kondisi tanpa pakaian sama sekali. Empat di antaranya ditampar tanpa alasan jelas.

"Enggak ada yang berani. Aku pikir pembinaan semimiliter ya seperti itu. Jadi ya awalnya kayak gitu biasa aja," kata salah satu capaska putri yang dipertemukan dengan Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/8/2010).

Karena merasa tidak ada yang salah dengan pembinaan seperti itu, capaska asal Jakarta Selatan tersebut dengan enteng bercerita kepada orangtuanya.

"Pertama kali anak saya cerita ditampar, dia (cerita sambil) tersenyum. Ini berbahaya karena anak akan menganggap hal seperti ini biasa," kata ayah capaska putri tersebut seusai menerima hasil investigasi tim internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Jumat (20/8/2010).

Sang ayah yang juga pernah menjadi anggota paskibra tingkat provinsi tersebut mengaku, tidak mudah mendapatkan cerita soal tindakan pelecehan dan kekerasan yang dialami putrinya tersebut. Dia tidak ingin mencecar anaknya dengan berbagai pertanyaan yang seolah justru menyalahkan putrinya yang menjadi korban.

"Butuh waktu dua minggu supaya dia mau cerita semuanya," ungkapnya.

Setelah sejumlah orangtua mengadu kepada Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI, ada paskibra yunior yang justru tidak mengaku bahwa dia telah diperintah berbaris telanjang sebelum mandi.

Ketika itu, dia mengaku diperintah memakai handuk, baik sebelum masuk ke barak mandi maupun setelah keluar dari barak mandi. Hal tersebut membuat orangtua berang karena merasa seperti ditipu oleh situasi tersebut.

Meski tak semua orangtua membantah pernyataan tadi, ada sejumlah orangtua yang risau jika putra-putrinya justru memutarbalikkan pernyataan kepada orangtua mereka sendiri.

Beberapa orangtua paskibra yunior yang ditemui Kompas.com mengaku, setelah melalui pendekatan persuasif dengan anak-anak mereka, sang anak kini berani mengakui bahwa tindak pelecehan dan kekerasan selama OK itu salah. Mereka kini kesal karena harus menerima perlakuan tersebut.