23 Agustus 2010

Kasus Paskibra DKI Perintah Bugil Awalnya Dianggap Biasa

Sejumlah anggota pasukan pengibar bendera atau paskibra menyesal karena telah menuruti perintah bugil dari para seniornya. Awalnya mereka mengira hal itu biasa dalam pembinaan paskibra. Namun, kini mereka sadar bahwa hal itu salah.

Tidak ada satu pun dari calon paskibra (capaska) yang berani menolak perintah senior-senior mereka selama masa orientasi kepaskibrakaan (OK) di Cibubur, 3-6 Juli lalu.

Sebanyak 15 capaska putri sama sekali tidak membantah ketika anggota senior mereka meminta agar mereka melepas semua baju baik di depan barak mandi maupun di depan barak tidur setiap kali menjelang mandi pagi ataupun sore.

Beberapa di antaranya bahkan menjalankan hukuman jongkok dalam kondisi tanpa pakaian sama sekali. Empat di antaranya ditampar tanpa alasan jelas.

"Enggak ada yang berani. Aku pikir pembinaan semimiliter ya seperti itu. Jadi ya awalnya kayak gitu biasa aja," kata salah satu capaska putri yang dipertemukan dengan Kompas.com di kediamannya, Minggu (22/8/2010).

Karena merasa tidak ada yang salah dengan pembinaan seperti itu, capaska asal Jakarta Selatan tersebut dengan enteng bercerita kepada orangtuanya.

"Pertama kali anak saya cerita ditampar, dia (cerita sambil) tersenyum. Ini berbahaya karena anak akan menganggap hal seperti ini biasa," kata ayah capaska putri tersebut seusai menerima hasil investigasi tim internal Purna Paskibraka Indonesia (PPI), Jumat (20/8/2010).

Sang ayah yang juga pernah menjadi anggota paskibra tingkat provinsi tersebut mengaku, tidak mudah mendapatkan cerita soal tindakan pelecehan dan kekerasan yang dialami putrinya tersebut. Dia tidak ingin mencecar anaknya dengan berbagai pertanyaan yang seolah justru menyalahkan putrinya yang menjadi korban.

"Butuh waktu dua minggu supaya dia mau cerita semuanya," ungkapnya.

Setelah sejumlah orangtua mengadu kepada Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI, ada paskibra yunior yang justru tidak mengaku bahwa dia telah diperintah berbaris telanjang sebelum mandi.

Ketika itu, dia mengaku diperintah memakai handuk, baik sebelum masuk ke barak mandi maupun setelah keluar dari barak mandi. Hal tersebut membuat orangtua berang karena merasa seperti ditipu oleh situasi tersebut.

Meski tak semua orangtua membantah pernyataan tadi, ada sejumlah orangtua yang risau jika putra-putrinya justru memutarbalikkan pernyataan kepada orangtua mereka sendiri.

Beberapa orangtua paskibra yunior yang ditemui Kompas.com mengaku, setelah melalui pendekatan persuasif dengan anak-anak mereka, sang anak kini berani mengakui bahwa tindak pelecehan dan kekerasan selama OK itu salah. Mereka kini kesal karena harus menerima perlakuan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA