11 Desember 2010

Wikileaks Paksa Obama Sering Menelepon

INDONESIA PLASA BY: TONI.S
Dokumen Wikileaks
Minggu, 12 Desember 2010 | 10:40 WIB


Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah menelpon PM Turki dan presiden Meksiko, untuk membicarakan tindakan tercela oleh WikiLeaks.

Obama mengatakan, penyiaran kabel-kabel diplomatik itu hendaknya tidak mengganggu hubungan bilateral.

"Presiden menyampaikan penyesalannya atas tindakan tercela oleh WikiLeaks dan kedua pemimpin tersebut setuju bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi atau merusak kerja sama antara AS dan Turki," kata Gedung Putih, merujuk pada telpon Obama pada PM Turki Recep Tayyip Erdogan.

Obama juga telah menelpon Presiden Meksiko Felipe Calderon dan keduanya setuju tindakan (WikiLeaks) yang tak bertanggungjawab itu tidak akan mengalihkan dua negara dari kerja sama penting.

Pernyataan itu adalah yang paling keras yang dipublikasikan Gedung Putih terhadap laman Internet tersebut, yang telah mendapat kecaman keras -- dan dukungan -- karena pengungkapannya atas kawat-kawat diplomatik AS di antara 250.000 dokumen yang diyakini telah dipasok oleh seorang pengamat militer AS.

Turki berada dalam sorotan setelah bocornya dokumen yang mencakup 7.918 kawat diplomatik dari kedutaan besar AS di Ankara, yang menyinggung PM Erdogan.

Telpon Obama pada Erdogan dapat dianggap sebagai upaya untuk meredakan kemarahan di Turki, tempat para pejabat mencerca sejumlah informasi yang dibocorkan melalui dokumen-dokumen WikiLeaks.

Awal bulan ini Erdogan membantah memiliki rekening rahasia di bank Swiss dan terlibat dalam kecurangan, seperti dinyatakan diplomat-diplomat AS dalam WikiLeaks.

"Saya tidak memiliki satu sen dolar pun di bank Swiss ... Jika ini terbukti, saya tidak akan tetap dalam jabatan saya," tegas Erdogan dalam satu pidato kemarahan di Ankara.

Ia minta pertanggungjawaban Washington atas fitnah para diplomatnya yang berasal dari pendapat bohong dan tidak akurat.

Para pembantunya sedang mengusahakan berbagai cara untuk mengajukan tindakan hukum terhadap pengarang-pangarang kawat-kawat itu.

Sebuah kawat tertanggal November 2009 mengatakan Washington khawatir jika tidak dapat lagi minta pada Turki untuk membantu menahan tantangan besar Iran pada perdamaian regional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA