INDONESIA PLASA
Kamis, 23 Desember 2010 18:45 WIB
Jakarta
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan tahun depan pertumbuhan ekonomi nasional bisa mencapai tujuh persen kalau pemerintah mampu mengatasi faktor-faktor penghambat pertumbuhan.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 cukup baik. Tahun depan beberapa lembaga memprediksi pertumbuhan ekonomi antara 6,3 persen sampai 6,5 persen. Tapi Kadin beranggapan ekonomi bisa tumbuh sampai tujuh persen kalau syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi," katanya saat menyampaikan keterangan pers di kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Kamis.
Syarat-syarat yang dia maksud antara lain pembangunan infrastruktur energi, jalan, dan pelabuhan serta perbaikan sistem logistik nasional.
Di samping itu, menurut Suryo, pemerintah bersama pelaku usaha juga harus bahu membahu menyelesaikan persoalan dunia usaha.
Kadin Indonesia, ia melanjutkan, mengusulkan sepuluh program aksi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen tahun depan.
Pertama, menurut Kadin, pemerintah sebaiknya menaikkan level defisit yang selama ini ditetapkan 1,7 persen menjadi minimal 2,5 persen supaya tersedia cukup dana untuk memacu pergerakan sektor riil.
"Dana itu seyogyanya diprioritaskan untuk pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, kereta api dan lahan untuk kawasan industri," katanya.
Selanjutnya Kadin Indonesia merekomendasikan pemerintah menitikberatkan orientasi pembangunan pada industri manufaktur bernilai tambah tinggi di sektor pangan, pertanian, maupun pertambangan supaya Indonesia tak lagi menjadi pengekspor bahan mentah.
"Ketiga, Kadin mengusulkan pemerintah menetapkan insentif fiskal dan moneter untuk mendukung upaya swasembada energi dan pangan," katanya.
Organisasi pengusaha itu juga menyarankan pemerintah memperbaiki kebijakan-kebijakan makro bidang investasi, perdagangan, dan perbankan yang selama ini menghambat upaya korporasi dalam meningkatkan daya saing.
Selain itu, menurut Suryo, pemerintah harus mendorong perbankan mengarahkan untuk investasi sektor riil, utamanya untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur yang sampai sekarang masih menjadi penghambat utama pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah, ia melanjutkan, juga harus mengupayakan penurunan tingkat suku bunga menjadi di bawah sepuluh persen seperti di negara-negara pesaing.
"Supaya daya saing industri kita lebih kuat dan pertumbuhan sektor riil terpacu," katanya.
Program aksi lain yang direkomendasikan Kadin Indonesia adalah pembuatan rencana pengembangan industri prioritas, kampanye penggunaan produk dalam negeri dan peningkatan investasi di daerah.
"Kalau usul-usul itu dijalankan kami yakin pertumbuhan ekonomi bisa sampai tujuh persen," katanya.
Kilas 2010
Setelah mampu menghadapi dampak krisis ekonomi global tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik pada 2010.
Pada triwulan III 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,8 persen (year on year) dan surplus neraca pembayaran 6,9 miliar dolar AS.
Kinerja ekspor Indonesia juga positif. Selama Januari-Oktober 2010 nilai ekspor Indonesia mencapai 125,1 miliar dolar AS, naik 35,5 persen dari nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2009.
Penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia pun cukup tinggi, mencapai 3,4 miliar dolar AS pada triwulan III 2010 atau naik 24,4 persen dari kurun waktu yang sama tahun sebelumnya.
Investasi asing di dalam negeri diperkirakan meningkat tahun depan karena the Global Competitiveness Report 2010-2011 mencatat kenaikan peringkat daya saing Indonesia dari peringkat 54 ke peringkat 44.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA