24 Desember 2010

Prof Windia: Ajak Warga Manfaatkan Pertanian Lokal

INDONESIA PLASA
Jumat, 24 Desember 2010 13:48 WIB
Prof Windia: Ajak Warga Manfaatkan Pertanian Lokal
Denpasar

Prof Dr I Wayan Windia MS, guru besar Universitas Udayana (Unud) Denpasar mengatakan, pemerintah perlu mendorong dan berkemauan tinggi mengajak masyarakat memanfaatkan dan mengkonsumsi hasil pertanian lokal.

"Ajak masyarakat untuk lebih banyak mengkonsumsi hasil pertanian kita sendiri. Dengan demikian, kita tidak lagi tergantung pada hasil pertanian dan penganan impor," ujarnya di Denpasar, Bali, Jumat.

Guru besar di Fakultas Pertanian Unud itu menegaskan, kemauan politik dari pemerintah seperti itu sangat penting dilakukan karena sebagian masyarakat Indonesia, termasuk di Bali masih sangat tergantung dari hasil pertanian impor.

Ia mengemukakan, upaya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap hasil pertanian dari negeri orang memang cukup sulit dan perlu waktu.

Masalahnya, masyarakat sudah merasa keenakan mengkonsumsi hasil pertanian impor, khususnya buah-buahan yang memang mutu dan rasanya lebih enak dibanding buah lokal.

Namun demikian, lanjut dia, bila pemerintah ada kemampuan untuk menekan itu, niscaya secara perlahan masyarakat akan mulai mencintai dan menggandrungi hasil kebunnya sendiri.

Demikian pula dengan impor gandum, tepung terigu dan berbagai jenis bahan pangan lainnya, sebenarnya dapat dipenuhi dengan produk dalam negeri berupa jagung, ketela dan tanaman palawija lain, ujarnya.

"Jagung, ketela pohon dan tanaman palawija yang diproduksi di dalam negeri, sebenarnya mampu memenuhi konsumsi dalam negeri. Namun karena masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi produk impor, jadi sangat sulit untuk bisa menghentikannya dalam waktu cepat," ujar Windia.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus melakukan gerakan nasional untuk mengkonsumsi produk pertanian dalam negeri dan menghindari sedini mungkin pertanian impor.

"Kemauan dan tekad pemerintah itu harus dilakukan secepat mungkin. Jika kondisi sekarang ini dibiarkan berlarut-larut, maka dikhawatirkan akan sangat mengancam kelangsungan pembangunan sektor pertanian, yang pada gilirannya menimbulkan kesanggaraan bagi masyarakat, khususnya para petani," ujarnya.

Melalui gerakan nasional untuk mengkonsumsi hasil-hasil pertanian dalam negeri, menurut dia, sekaligus akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani serta lebih memberikan perhatian terhadap pembangunan sektor pertanian.

Hal itu penting dilakukan, karena menurut dia, pembangunan sektor pertanian di Indonesia, termasuk Bali selama ini kurang mendapat perhatian dalam upaya mengangkat kehidupan petani dibandingkan dengan pengembangan sektor lainnya.

"Sektor pertanian yang didengungkan cenderung merupakan slogan saja. Ini sangat kontradiktif. Masalahnya, Indonesia sangat kaya dengan sumberdaya pertanian," katanya.

Kekayaan sumber daya tersebut, lanjut Windia, selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga Indonesia menjadi negara pengimpor berbagai komoditi pertanian.

Seharusnya, ia menambahkan, potensi sektor pertanian itu dapat dikembangkan secara maksimal guna memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor hasil-hasil pertanian, sekaligus mampu mewujudkan ketahanan pangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA