8 Oktober 2010

MEDIA CHINA SEPELEKAN NOBEL UNTUK LIU

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.


Foto Liu Xiaobo, pembangkang China yang dipenjara. Komite Nobel Norwegia, Jumat (8/10), mengumumkan, Liu meraih perhargaan Nobel Perdamaian 2010.
Media pemerintah China, Sabtu (9/10), menyepelekan keputusan Komite Nobel yang memberikan penghargaan perdamaian bergengsi bagi pembangkang yang dipenjara Liu Xiaobo. Sebaliknya para pembela hak asasi manusia (HAM) merayakan penghargaan tersebut.

Saat komunitas aktivis memuji putusan itu sebagai memberi sejumlah harapan bagi pembangkang China lainnya, polisi menahan puluhan pendukung Liu saat mereka berkumpul untuk bersulang atas penghargaan itu, Jumat malam, kata jaringan HAM yang berbasis di Hong Kong. "Saat beberapa orang telah berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil untuk merayakan peristiwa penting itu, beberapa lusin pendukung Liu, terutama aktivis dan pembangkang, telah diciduk dan dimasukan ke dalam penahanan," kata Chinese Human Rights Defenders dalam sebuah surat elektronik.

Pemberian penghargaan itu dikutuk oleh media pemerintah China. Global Times mengatakan, Komite Nobel telah membuat malu sendirinya sendiri dan menduga bahwa hadiah perdamaian telah terdegradasi menjadi alat politik yang melayani tujuan anti-China. "Komite Nobel sekali lagi menampilkan kesombongannya dan berprasangka terhadap sebuah negara yang telah membuat kemajuan ekonomi dan sosial yang paling luar biasa dalam tiga dekade terakhir," kata editorial koran itu dengan mengacu pada Dalai Lama, pemimpin spiritual Tibet di pengasingan yang memenangkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 1989.

"Tak satu pun dari kedua orang itu yang memberikan kontribusi bagi perdamaian China dan pertumbuhan dalam beberapa dekade terakhir," kata harian berbahasa Inggris tersebut.

Berita bahwa Liu - yang Beijing telah berulang kali mencapnya sebagai kriminal menyusul hukuman penjara 11 tahun terhadapnya pada Desember tahun lalu 2009 atas tuduhan subversi - dianugerahi Nobel Perdamaian 2010 dilaporkan di media resmi pemerintah berbahasa China. Namun laporan itu disampaikan melalui reaksi marah pemerintah terhadap keputusan tersebut.

Pencarian di internet dengan menggunakan kata kunci "Nobel Perdamaian" dan "Liu Xiaobo" tidak memberikan hasil di portal China Sina dan Sohu. Sementara pencarian serupa pada Weibo, sebuah layanan mirip Twitter, juga tidak menampilkan apa-apa.

Beberapa pengguna internet bisa mendapat informasi yang luput dari sensor ketat tentara dengan tidak menyebutkan nama Liu dalam postingan mereka di Weibo. "Seorang warga China memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2010," kata seorang pengguna internet.

Seorang pengguna yang lain menggambarkan penghargaan itu sebagai "hadiah dinamit 8 Oktober" dan mem-posting foto Liu dan rincian tentang penahanannya. Pencarian di mesin pencari China, Baidu, menampilkan reaksi pemerintah atas hadiah perdamaian itu dan laporan sebelumnya tentang penulis 54 tahun yang dipenjara tersebut.

Berita Jumat sore di China Central Television tidak melaporkan kabar tentang Liu. Televisi itu membuka laporannya dengan sebuah berita tentang banjir di Pulau Hainan sementara siaran tentang Liu oleh jaringan televisi internasional CNN dan TV5 Perancis diblokir pemerintah. Pesan teks yang dikirim dengan berisi nama lengkap Liu Xiaobo tampaknya diblokir, demikian menurut beberapa tes dilakukan koresponden

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA