Dalam arahan yang dikeluarkan pada Selasa (16/3), Badan Penerbangan Federal (FAA) memerintahkan maskapai penerbangan memperbaiki perangkat lunak itu guna mencegah kecelakaan yang mungkin ditimbulkan oleh sistem pilot otomatis.
Sistem pilot otomatis Boeing 777 dapat menyebabkan pesawat melaju lambat ketika hendak lepas landas. Ketika pilot berusaha mengatasi keadaan saat genting seperti itu, tanpa menyadari pilot otomatis masih aktif, pilot bisa menghadapi resistensi lebih besar dan menggagalkan lepas landas.
Inti dari permasalahan sistem pilot otomatis ini, pilot dapat dihadapkan untuk memutuskan pembatalan lepas landas.
Perintah perbaikan itu datang setelah dua kecelakaan Boeing 777 pada Januari 2010. Tidak disebutkan lokasi dan maskapai yang mengalami kecelakaan.
Namun, pada 2008 pesawat Boeing 777 milik British Airways mendarat dini di luar landas pacu Bandara Heathrow London juga karena kesalahan teknis pesawat.
Pada kejadian Januari 2010 para pilot mulai menggunakan pilot otomatis sebelum lepas landas. Ketika kru merasakan ada daya tahan yang lebih besar, mereka memilih berhenti. Padahal, saat itu kecepatan pesawat masih terlalu tinggi untuk dihentikan tiba-tiba. Untungnya kedua pesawat itu tetap berada di jalur landas pacunya.
Namun, juru bicara Boeing mengatakan, sejak diperkenalkan Boeing 777 telah melakukan 4,8 juta penerbangan tanpa kecelakaan terkait pilot otomatis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA