INDONESIA PLASA BY: TONI.S
Kamis, 9 Desember 2010 05:26 WIB
New York
Harga minyak di New York turun menjadi 88 dolar per barel pada Rabu waktu setempat, karena banyak pedagang melakukan aksi ambil untung dan mencerna laporan cadangan energi Amerika Serikat yang bervariasi, setelah pasar mencapai puncak tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan Januari, mundur 41 sen menjadi menetap di 88,28 dolar per barel, sehari setelah mencapai 90,76 dolar, level yang terakhir terlihat pada 8 Oktober 2008.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari turun 62 sen menjadi ditutup pada 90,77 dolar per barel, setelah mencapai tertinggi 26 bulan di 92,86 pada Selasa.
"Harga minyak mentah berkurang dan meluncur menuju 88 dolar per barel, dalam sebuah koreksi turun," kata analis Sucden, Myrto Sokou.
"Sebuah dolar AS yang lebih kuat membebani pasar minyak dan mendorong investor untuk profit taking," tambahnya.
Sebelum Rabu, pasar minyak didorong oleh cuaca dingin di Eropa dan meningkatnya optimisme tentang prospek ekonomi global.
Namun, kekhawatiran tentang krisis utang negara zona euro juga menekan pasar minyak mentah, kata para pedagang.
Departemen Energi (DoE) Pemerintah AS, Rabu melaporkan, cadangan minyak mentah Amerika merosot 3,8 juta barel dalam seminggu yang berakhir 3 Desember.
Itu dibandingkan dengan ekspektasi pasar untuk turun jauh lebih kecil 1,2 juta barel, menurut analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires.
Namun, DoE menambahkan bahwa stok bensin bertambah 3,8 juta barel pekan lalu, naik lebih tajam dari kenaikan yang diharapkan 100.000 barel.
Amerika Serikat adalah negara konsumen minyak terbesar di dunia, diikuti oleh China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA