30 Januari 2011

PT MARTINA BERTO BANGUN PABRIK 135 MILIAR 10 HEKTAR


INDONESIA PLASA

Jakarta, 30/1

PT Martina Berto Tbk (MBTO) tengah merencanakan pembangunan pabrik herbal diatas lahan seluas 10 hektar pada semester kedua 2011 dengan nilai investasi senilai Rp130 miliar di daerah kawasan industri Cikarang, Jawa Barat.

"Pabrik herbal ini pada semester kedua tahun ini baru dimulai pembuatannya, kita ada 10 hektar, 6 hektar untuk pabrik dan sisa lahannya dibangun kampoeng Djamu Organik yang isinya berbagai macam tumbuhan herbal," kata Direktur Utama MBTO, Bryan Tilaar saat kunjungan Kampoeng Djamu Organik (KaDO) di Cikarang, Kemarin.

Ia menambahkan, perusahaan ingin menciptakan konsep `green plant` sesuai dengan visi perusahaan yang berorientasi sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan.

Pembangunan pabrik herbal ini, lanjut dia, melibatkan sejumlah universitas-universitas yang berorientasi pada herbal untuk memaksimalkan mengenai riset tentang obat herbal dan hasilnya akan dimanfaatkan bersama.

"Saat ini belum banyak riset-riset mengenai obat herbal yang belum dapat dimaksimalkan maka dari itu, kita bekerjasama salah satunya dengan universitas Andalas," kata dia.

Ia memaparkan, obat herbal adalah produk alami yang ditemukan di alam dan benar-benar bebas dari semua jenis efek samping.

Pada kesempatan itu, dihadiri pula Rektor Universitas Andalas (Unand) Musliar Kasim, dan segenap jajaran direksi perusahaan yang tergabung dalam Martha Tilaar Group.

Bryan menambahkan, Riset yang dilakukan Perusahaan yakni dengan budidaya obat dengan membangun sebuah pusat pelatihan tanaman organik dikawasan cikarang, Jawa Barat.

Martina Berto, kata dia, telah menganggarkan 2 persen dananya dari hasil penjualan pada 2011 untuk mengembangkan produk dan riset (Riset and develovment) atau sekitar 6 miliar hingga 13 miliar.

Bryan menganalogikan kerja herbal dengan filosofi tukang pos. Tanaman herbal akan mengirim khasiat ke organ yang membutuhkan saja, sementara organ yang tidak membutuhkan tidak akan dimasuki.

"Kelebihan akan langsung dibuang melalui saluran pembuangan. Tidak akan tersimpan," ujarnya.

Jumlah tersebut, lanjut dia, rencananya difokuskan untuk melakukan penelitian demi mengembangkan item baru dari setiap merek produk perusahaan.

"Itu kami lakukan rutin setiap tahun dan kini lebih kita perluas dengan menggandeng beberapa kalangan akademisi dan universitas," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Martina Berto, Kilala Tilaar mengatakan setidaknya akan ada delapan macam jenis produk baru di 2011, mulai dari merek Sari ayu, Caring, PAC Martha tilaar, puspita Martha, Belia, Cempaka, Biokos dan Mirabella Cosmetic.

Dari seluruh item produk terbaru tersebut, kata dia, diharapkan dapat menyumbang 5 persen dari total penjualan perseroan senilai Rp664 miliar target yang ingin dicapai di tahun 2011.

"Jadi setiap tahun pasti ada produk baru," ujarnya.

Ia mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar 600 tanaman obat yang ditanam dari total 650 tanaman obat yang ditanam di Indonesia. Beberapa diantaranya bahkan tanaman obat yang langka dan hampir punah seperti Kay Rapat, Ngasari, Lobi-lobi, Kay garu, dan kayu ules.

Seperti diketahui, PT Martina Berto Tbk (MBTO) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada, (Kamis, 13/1) dan di catat di papan pengembangan bursa.

Perseroan melepas 355 juta saham ke publik dan memperoleh dana dari hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sebesar Rp262,700 miliar.

Dana hasil dari IPO sebesar 50 persen akan dipergunakan untuk pembangunan pabrik baru di Cikarang dan penambahan kapasitas, modernisasi mesin, peralatan serta utilitas. Sekitar 20 persen untuk pembayaran hutang di bank. Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan.

Pada 2010 lalu, perusahaan memperoleh pendapatan sebesar Rp574,773 miliar dengan beban usaha Rp258,118 miliar, dan laba bersih senilai Rp36,665 miliar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA