1 November 2010

MEGAWATI INSTITUTE JUGA DALAMI IPO KS

INDONESIA PLASA

Krakatau Steel

Selasa, 2 November 2010 | 10:12 WIB

Pekerja mengikat gulungan baja lembaran panas (hot rolled coil) yang baru keluar dari mesin produksi PT Krakatau Steel, di Cilegon, Banten.

Tak hanya Partai Amanat Nasional (PAN), kader Megawati melalui Megawati Institute juga tengah mendalami keanehan atas penawaran harga saham perdana (IPO/initial public offering) saham PT Krakatau Steel (KS) yang dibanderol dengan harga murah Rp 850 per lembar.

"Untuk kelas (perusahaan) sebesar KS, harga saham perdana tersebut adalah undervalued (dibawah harga)," kata Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (1/10/2010).

Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan Partai PAN Amien Rais diluar dugaan meminta penegak hukum termasuk memerintahkan Wakil Ketua Umum PAN Drajad Wibowo untuk ikut memantau proses IPO KS.

Dia mengkhawatirkan perusahaan baja raksasa milik pemerintah itu kembali jatuh ke pihak asing, menyusul perusahaan pemerintah lainnya yang telah jatuh ke pihak asing seperti Indosat.

Menurut Arif Budimanta, pihaknya ikut mendalami masalah IPO KS ini. "Nanti kita akan ekspose," kata Arif yang juga anggota Komisi XI DPR RI.

Harga IPO KS ditetapkan sebesar Rp 850 per lembar saham. Sejumlah pihak menilai harga ini sangat rendah apalagi untuk perusahaan besar sekelas KS.

Padahal ekspektasi pasar belakangan ini beranggapan harga saham IPO KS bisa diatas Rp 1.000 per saham apalagi sebelumnya telah ditawarkan pada kisaran Rp 800-Rp 1.050 per lembar.

Diduga harga saham murah ini dijual kepada segelintir pihak dan terutama pihak asing. Dari harga Rp 850 per lembar saham ini diharapkan KS akan mendapat tambahan modal Rp 2,681 triliun. Dari IPO ini, KS berencana melepaskan 3.155.000.000 saham baru ke publik. Diharapkan bisa listing (dicatatkan) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA