INDONESIA PLASA
Kamis, 20 Januari 2011 19:32 WIB
Muntok, Bangka Barat
Pendapatan daerah dari hasil penerimaan pajak sarang burung walet di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, pada 2010 sebesar Rp499,7 juta atau meningkat dibanding penerimaan pada 2009 sebesar Rp346 juta.
"Penerimaan pajak sarang burung walet pada 2010 sebesar Rp499,7 juta atau melebihi dari target yang ditetapkan sebesar Rp350 juta hingga akhir tahun, karena mulai tingginya kesadaran pengusaha walet dalam membayarnya dan gencarnya pemungutan pajak yang dilakukan petugas kami," kata Kabid Pendapatan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Bangka Barat, Sunatro di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, target penerimaan pajak sarang burung walet pada 2011 tentu lebih besar lagi dari target pada 2010, dengan melakukan pendataan dan evaluasi ulang jumlah usaha walet yang tersebar di seluruh kecamatan di Bangka Barat.
Ia menjelaskan, pajak sarang burung walet sudah ditetapkan di dalam peraturan daerah (Perda) yaitu sebesar 10 persen dari harga jual sebesar Rp18 juta per kilogram.
"Potensi pendapatan pajak sarang burung walet di Bangka Barat mencapai Rp502 juta lebih, mengingat setiap atau lima kecamatan terdapat usaha sarang burung walet yaitu Kecamatan, Muntok, Simpang Tritip, Jebus, Kelapa dan Tempilang," ujarnya.
Penerimaan pajak sarang burung walet, kata dia, sudah hampir mendekati dari potensi yang ada, dipungut dari 197 pengusaha walet yang tersebar pada lima kecamatan di Bangka Barat.
Jumlah usaha sarang burung walet di Kecamatan Muntok terdapat sebanyak 32 usaha, Kecamatan Simpang Tritip terdapat dua usaha, Jebus 44 usaha, Kelapa terdapat dua usaha dan Kecamatan Tempilang terdapat sebanyak 30 usaha sarang burung walet yang wajib membayar pajak.
"Kami melakukan penarikan pajak sarang burung walet dengan sistem jemput bola, sehingga penerimaan lebih optimal untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak sarang burung walet," ujarnya.
Menurut dia, beberapa tahun ke depan produksi sarang burung walet diprediksi mengalami penurunan karena hewan tersebut sudah banyak yang pindah ke daerah Sungsang, Palembang, Sumsel.
"Berdasarkan keterangan dari sejumlah pengusaha walet, burung walet sudah banyak yang pindah ke daerah Sungsang karena pengaruh iklim yang panas dan berkurangnya makanan berupa semut dan jenis binatang kecil lainnya di Bangka Barat," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA