29 Desember 2011

BUDI DAYA YANG SANGAT MENGUNTUNGKAN SAAT INI

INDONESIA PLASA






UGM Rintis Kolam Budi Daya Ganggang Ulva


Kami sudah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ganggang ulva, tetapi masih menyisakan sedikit masalah. Salah satunya adalah masyarakat yang belum tahu cara memanen ganggang itu melakukannnya dengan cara mencungkil.


Universitas Gadjah Mada Yogyakarta merintis kolam percontohan budi daya rumput laut jenis ganggang ulva di Pantai Kukup, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kegiatan itu ditujukan untuk melakukan konservasi biodiversitas ganggang ulva yang selama ini oleh masyarakat sekitar telah diolah menjadi kripik, yang diberi nama `keripik ulva`," kata Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Retno Peni Sancayaningsih, di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, Fakultas Biologi UGM dulu memulainya dengan mengajak masyarakat membuat keripik ulva, tetapi konservasinya tidak sesuai dengan yang diinginkan. Padahal, Fakultas Biologi UGM juga bertanggung jawab untuk menjaga konservasi tersebut.

"Kami sudah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ganggang ulva, tetapi masih menyisakan sedikit masalah. Salah satunya adalah masyarakat yang belum tahu cara memanen ganggang itu melakukannnya dengan cara mencungkil," katanya.

Akibatnya, ganggang yang sudah dicabut tidak mudah tumbuh lagi di pinggir karang pantai. Padahal, ganggang itu tumbuh pada awal musim hujan dan baru bisa dipanen pada akhir musim hujan.

Ia mengatakaan, dengan adanya kolam budi daya ganggang ulva itu diharapkan bisa menjaga konservasi tanaman biodiversitas yang ada di pantai Gunung Kidul. Potensi alam itu jika dikelola secara bijaksana akan memberikan manfaat kepada komunitas pesisir.

Dalam pengembangan kolam budi daya ganggang ulva tersebut Fakultas Biologi bekerja sama dengan Program Magister Manajemen (MM) dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UGM.

"Ke depan, untuk kegiatan konservasi biodiversitas daerah di pesisir akan menggandeng kerja sama dengan Universitas Charles Darwin, Australia, dan Universitas Kyong San, Korea Selatan dalam pengembangan biologi kelautan," katanya.

Wakil Direktur Bidang Akademik dan Penelitian MM UGM Wakhid Slamet Ciptono mengatakan, perintisan kolam percontohan budi daya ganggang ulva merupakan aplikasi konsep pembelajaran pengarusutamaan etika dalam setiap kegiatan pendidikan dan pengajaran kepada mahasiswa.

"Konsep pembelajaran yang mengedepankan nilai moralitas etika akademik, etika sosial, dan etika lingkungan itu diajarkan pada setiap pemberian mata kuliah. Jadi, kami tdak hanya fokus pada bidang ekonomi, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan sosial budaya," katanya.


KKP Pacu Budidaya Ikan di NTB

Agar dapat meningkatkan produksi dan pendapatan serta menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pembudidaya ikan pedesaan, kemarin (16/11) di Pantai Grupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C. Sutardjo memberikan bantuan langsung Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) kepada masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan se Provinsi Nusa Tenggara Barat. Cicip menyatakan, sebanyak 58 paket bantuan sebesar Rp. 5,8 miliar telah dicairkan pemerintah untuk diberikan kepada 58 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di 8 Kabupaten Kota Se-Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, serta Kabupaten Bima dan Kota Bima. "Bantuan telah diberikan secara langsung melalui transfer ke rekening Pokdakan yang telah ditetapkan sebagai penerima bantuan, masing-masing kelompok mendapat 1 paket bantuan yang nilainya Rp 100 juta", ungkap Cicip.

Menurut Cicip, pencairan bantuan langsung kepada pembudidaya ikan menunjukan bahwa pemerintah khususnya Kementerian Kelautan dan Perikanan tetap terus berupaya dan berkomitmen untuk terus menanggulangi kemiskinan. "Sebagaimana telah kita ketahui, saat ini masih ada sekitar 30 juta rakyat miskin di Indonesia, dan 30 persen di antaranya merupakan masyarakat kelautan dan perikanan seperti nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan sehingga dengan bantuan langsung maka masyarakat yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dapat hidup sejahtera dan pertumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya di pedesaan juga dapat terdorong," ujar Cicip.

Kepada Pokdakan penerima dana bantuan PUMP, Cicip berharap agar segera memanfaatkannya sebagai modal kerja usaha budidaya ikan, sehingga dapat lebih berkembang dan produktif sesuai dengan rencana usaha kelompok seperti pengadaan atau pembelian sarana usaha, peralatan, benih ikan, pakan, obat-obatan, serta sarana lainnya untuk kegiatan usaha budidaya ikan. Cicip menyatakan, bantuan ini sedapat mungkin dikelola secara bersama oleh kelompok sehingga dapat berkembang sebagai modal usaha bagi anggotanya dan ke depan jumlahnya akan semakin berkembang sehingga dapat menjadi usaha korporasi yang besar di pedesaan. "Pada akhirnya nanti usaha tersebut dapat menciptakan industrialisasi pengolahan dan pemasaran perikanan yang bermuara pada upaya peningkatkan produksi perikanan tangkap dan budidaya," tutup Cicip.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan.


Budidaya mujair makin menjanjikan

Budidaya ikan mujair makin menjanjikan bagi petani di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, karena harga dan permintaannya akhir-akhir ini semakin membaik.

Kasi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Utara Razali menyebutkan hampir semua petani di wilayah pesisir Aceh Utara mulai membudidayakan ikan mujair.

Ia mengungkapkan mengeliatnya usaha budidaya ikan Mujair tersebut, sudah berlangsung sejak 2009 dan mencapai puncaknya pada 2010 hingga sekarang.

Beberapa kecamatan seperti Jambo Aye, Seunuddon dan Tanah Pasir, saat ini menjadi kawasan yang banyak budidaya ikan mujair, ungkap Razali. Harganya juga makin melambung di pasaran.

"Padahal, sekitar dua tahun lalu harganya hanya sekitar Rp8.000/Kg, namun saat ini mencapai Rp18.000 hingga Rp20.000/kg, untuk ukuran ikan 7 ekor/kgnya. Malah ada yang sudah dipasarkan antarpropinsi," terangnya lagi.

Bergairahnya petani tambak membudidayakan ikan jenis ini selain harganya yang makin melambung, juga dipengaruhi oleh mudahnya pemeliharaan, karena sifat ikan mujair sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan juga hidup di air payau yang sifatnya keruh.

Sementara bibitnya juga sangat mudah didapat dengan harga yang sangat terjangkau dan tidak memerlukan perawatan khusus yang mengharuskan petani menjaganya selalu.

Mengenai pakan juga tidak terlalu khusus, apabila tidak diberikan jenis pelet, bisa diberikan pakan alami yang berupa nasi sisa, ampas kelapa dan lain sebagainya.

Ia menyebutkan, ikan mujair juga akan menjadi salah satu ikan budidaya unggulan di Aceh Utara, selain ikan bandeng, kerapu atau udang windu.


Budidaya Lele Dapat Menjadi Pekerjaan Tetap Pengungsi Merapi


*
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan budidaya ikan lele di lereng Gunung Merapi khususnya di "shelter" atau hunian sementara dapat menjadi pekerjaan tetap warga yang sebelumnya merupakan petani atau peternak sapi.

"Budidaya ikan lele ini cukup bagus dikembangkan di lereng Merapi, ini bukan hanya menjadi sandaran hidup sementara, namun dapat menjadi peluang pekerjaan tetap para korban bencana Merapi," kata Sri Sultan HB X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Disperindagkop DIY Astungkoro pada peresmian Kelompok Usaha Bersama (Kube) Budidaya Lele di Dusun Mudal, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Kamis (9/6).

Menurut dia, kebutuhan ikan lele di DIY saat ini cukup tinggi dan selama ini masih dipenuhi dari luar daerah.

"Jika budidaya lele ini ditekuni dengan benar maka kebutuhan ikan lele di DIY dapat dipenuhi dari lereng Merapi ini, sehingga ini juga akan dapat menjadi pekertjaan tetap warga lereng Merapi," katanya.

Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) bekerjasama dengan Bank Ekonomi memberikan pendampingan bagi masyarakat di Dusun Mudal, Argomulyo, Cangkringan, Sleman. Pendampingan tersebut diwujudkan dalam bentuk pembentukan Koperasi Usaha Bersama (Kube) pengelolaan budidaya ikan lele.

"Sedikitnya ada 40 kepala keluarga (KK) di lereng Merapi yang mendapat pendampingan," kata Humas PKPU DIY Solihin.

Dipilihnya budidaya ikan lele, karena memiliki prospek yang bagus serta sangat mudah dari segi pengelolaan.

"Konsumsi ikan lele di DIY sangat tinggi. Selama ini, produksi di DIY masih belum mencukupi, sehingga memiliki prospek yang sangat bagus," kata Solihin lagi.

Warga korban Merapi yang menjadi anggota Kube ini sudah dilatih budidaya ikan lele sehingga selama pengelolaan ke depan warga sudah memiliki pengetahuan.

"Pelatihan dan pendampingan juga akan kami lakukan hingga setahun ke depan, baik itu mengenai pengelolaan maupun teknik penjualannya," kata dia.

Kolam ikan lele tersebut masing-masing berukuran 4,5 meter x 1,5 meter yang dibuat dengan menggunakan sumberdaya lokal yakni bambu dan kayu.


BPPT gelar anugerah "Apresiasi Inovasi Indonesia"


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar Apresiasi Inovasi Indonesia 2011 sebagai upaya. untuk mendorong budaya inovasi di berbagai daerah di Indonesia.

"Apresiasi Inovasi Indonesia tahun 2011 ini merupakan salah satu apresiasi kepada pihak-pihak yang memiliki banyak jasa dan peran dalam rangka memperkuat Sistem Inovasi Nasional (SIN) pada tingkat daerah dengan menghasilkan produk-produk yang berinovasi," kata Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi, Tatang A. Taufik di Jakarta, Rabu.

Apresiasi ini dibagi dalam beberapa kategori yakni Innovating Regions Awards, Innovation Leadership Awards, Technopreneurship Awards, dan Greennovation Awards.

Innovating Regions Awards atau Apresiasi Daerah Berinovasi diberikan kepada kabupaten/kota yang berkomitmen dan berprestasi dalam mendorong kreativitas keinovasian.

Ada 15 finalis yang masuk dalam nominasi dari 25 daerah yang mendaftar pada Apresiasi Daerah Berinovasi dan Apresiasi Kepemimpinan Daerah.

Sedangkan kategori Technopreneurship Awards terdapat lima sub kategori yaitu UKM Inovatif Award, UKM Pemula Award, PI UMKM Inovatif Award, Inovasi Pemuda Award dan Technopreneur Awards.

Sedangkan nominasi Greennovation Awards antara lain kompor bahan bakar organik, evergreen, kolam terpal, inovasi plastik ramah lingkungan, hingga budidaya cacing.

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar mengatakan, penyelenggaraan Apresiasi Inovasi Indonesia tahun 2011 ini dimaksudkan untuk memotivasi dan meningkatkan semangat para inovator kreatif di daerah dan tokoh pelopor.

1 komentar:

  1. Amanda pinjaman perusahaan, sebagai bagian dari promosi Natal/New Year yang sedang berlangsung, kami sedang persembahan pribadi, pribadi dan komersial pinjaman kepada calon pelamar membutuhkan mendesak pinjaman pada tingkat bunga 2%.
    Mengapa menunggu, Apakah Anda perlu uang mendesak? Kami memiliki uang untuk pinjaman Anda.
    Layanan Keuangan pinjaman kami adalah 100% dijamin.
    Daftar sekarang dan bergabung dengan ribuan pelanggan yang puas.
    Email: amandarichardson686@gmail.com atau amandaloans@qualityservice.com

    BalasHapus

INDONESIA PLASA