"Pemerintah Indonesia sedang pemprioritaskan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, memberikan pemerintah insentif untuk proyek infrastruktur," kata Boediono dalam Round-Table Dialog dengan CEO dari China di The 7th China-Asean Business and Investment Summit di Nanning, Cina, Selasa (19/10).
Pada kesempatan itu, Boediono memaparkan besarnya potensi kemajuan perekonomian dari Indonesia. Pemerintah menyakini pertumbuhan itu bisa berkembang mencapai 7 persen hingga 2014 dalam peningkatan kerjasama yang saling menguntungkan Indonesia-Cina. "Indonesia memang tidak sebesar China. Namun Indonesia merupakan tempat yang strategis untuk berinvestasi," katanya.
Boediono menegaskan, kondisi makro ekonomi Indonesia stabil dengan inflasi terkontrol dan juga kebijakan fiskalnya. "Saat ini Indonesia terus iklim investasi dan memperbaiki reformasi birokrasi," katanya.
Selain itu pemerintah Indonesia juga telah bermitra dengan lembaga pembiayaan regional AFC, JBIC, ADB. "Kami yakin dengan ini bisa menarik investor. Pemerintah juga gencarkan PPP dengan revisi peraturan pengadaan lahan dalam waktu dekat," katanya.
Lima proyek infrastruktur unggulan yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Pertama, yaitu PLTU 2x1000 MW di Jawa Tengah dengan estimasi senilai US $ 3 miliar."Saat ini sudah ada tujuh investor yang tertarik, dua diantaranya dari China," katanya.
Proyek kedua adalah jalur kereta api Bandara Soekarno Hatta - manggarai senilai US$735 million. Proyek ketiga adalah proyek pengadaan air minum di Umbulan Jawa Timur dengan nilai investasi US$24 miliar."Proyek keempat adalah .cruise terminal di Tanah Ampo, Bali senilai US $ 36 juta," katanya.
Sedangkan proyek unggulan kelima adalah proyek jalan tol Medan-Kuala Namu dengan estimasi investasi US $ 470 juta. "Kami juga mengundang investor masuk ke proyek infrastruktur lainnya, yaitu perluasan tol trans Jawa, perluasan jalur kereta api trans Jawa, perluasan pelabuhan serta proyek PLTU 10ribu MW tahap II," katanya.
Selain proyek infrastrukur, Indonesia juga membuka peluang pada investasi bidang pertambangan, kelistrikan dan bidang lainnya. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengupayakan kerjasama investasi industri besi baja, tekstil, pakaian jadi dan alas kaki. Sektor ini, menurut Marie, kalah bersaing sejak dibukanya Asian China Free Trade Agrement. " Selain itu kita akan mendorong financing, dan pembanguann infrastruktur yang win-win sebagai evaluasi ACFTA" katanya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku sedang membujuk investor Cina untuk investasi bidang manufaktur. Diantaranya program relokasi sektor baja, " Saya sedang negosiasi dengan BAO Steel, nantiakan kami harapkan dalam waktu dekat dapat merealisir. Kami banyak sekali mengimpor. Kedua saya juga sedang merintis ingin agar industri manufaktur yang sekarang sangat dibutuhkan dapat direaliasi," katanya. Apalagi, kebutuhan baja cukup besar bagi sejumlah industri sebagai bahan bakui.
Hidayat juga menawarkan investasi barang-barang modal khususnya industri pembuatan mesin tekstil. "Mesin kita sudah tua, di atas 25 tahun, sehingga tidak komopetitif lagi, Kemudian ada restrukturitasi. Jadi saya ingin merelokasi merek masuk ke indonesia, joint ke indonesia untuk perbaharui mesin-mesin di Indonesia," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA