6 November 2010

BBM di Kawasan Pengungsian Kulon Progo Langka

INDONESIA PLASA
BBM di Kawasan Pengungsian Kulon Progo Langka
Kulon Progo Bahan bakar minyak di kawasan pengungsian bencana Gunung Merapi di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, langka akibat pembatasan pembelian yang diberlakukan oleh distributor minyak tanah dan premium.

Bupati Kulon Progo Toyo Santoso Dipo, di Wates, Sabtu, mengatakan, untuk mengantisipasi kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di kawasan itu, pihaknya segera mengirim surat ke pihak terkait agar menyediakan minyak tanah yang sangat dibutuhkan untuk memasak, begitu pula premium untuk mengoperasikan genset.

"Kalau butuh surat keterangan, saya siap tanda tangan untuk pembelian minyak tanah, dan bahan bakar untuk kawasan pengungsian. Kalau stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) tidak ada yang mau, saya minta agar izin usaha mereka segera dicabut. Sebab, ini masalah kemanusiaan, bukan lagi hitung-hitungan untung atau rugi," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Desa Banjararum Erna mengatakan untuk mendapatkan minyak tanah dari SPBU harus dengan pengawalan polisi, karena petugas SPBU tidak percaya bahwa BBM tersebut untuk kepentingan pengungsi. "Kami mohon bantuan agar polisi melakukan pengawalan untuk membeli BBM ke SPBU sehingga pembelian dipermudah dan mendapatkan lebih banyak," katanya.

Ia mengatakan petugas di tempat pengungsian di Balai Desa Banjararum terpaksa utang ke toko kelontong setempat guna memenuhi ketersediaan BBM. Petugas itu utang premium dan minyak tanah. Premium untuk menghidupkan genset, dan minyak tanah untuk bahan bakar kompor di dapur umum.

"Saat ini kondisinya sangat mendesak, sehingga untuk mendapatkan BBM, petugas di tempat pengungsian Desa Banjararum utang terlebih dahulu ke toko kelontong terdekat. Sebab, di tempat pengungsian di Banjarharjo kekurangan, dan bahkan tidak ada stok BBM," katanya.

Jumlah pengungsi Merapi dari Muntilan dan Magelang, Jawa Tengah, yang kini berada di Kulon Progo lebih dari 2.500 orang, tidak termasuk mereka yang belum terdata, karena sampai saat ini pengungsi terus berdatangan ke kabupaten ini.

Seperti di Balai Desa Banjarharjo, Kecamatan Kalibawang, pengungsi dari Muntilan dan Magelang, Jawa Tengah, jumlahnya 986 orang, dan kemungkinan akan bertambah, seiring dengan aktivitas Merapi yang masih tinggi.

Sedangkan jumlah pengungsi di Balai Desa Banjararum sebanyak 769 orang, Balai Desa Banjarasri 120 orang, dan di Kecamatan Sentolo 169 orang. Jumlah ini belum termasuk pengungsi di Kecamatan Pengasih dan Wates yang belum didata.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA