INDONESIA PLASA
Jumat, 5 November 2010 19:00 WIB |
- Pengamat ekonomi Drajat H Wibowo menilai harga saham perdana (IPO) PT Krakatau Steel (KS) yang ditetapkan sebesar Rp850 per saham sangat rendah dan tidak sesuai dengan nilai pasar perusahaan baja itu.
Drajat di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa dengan kurs Rp9.000 per dolar AS dan harga Rp850/saham, maka nilai pasar 100 persen saham KS adalah 1,47 miliar dolar AS.
Kemudian dengan kapasitas yang dinaikkan ke 2,5 juta ton tahun 2010-2011 ini, artinya nilai pasar KS adalah 588,4 dolar AS per ton kapasitas produksi.
Drajat memberikan pembanding yaitu investasi Krakatau Posco (KP) senilai 2,84 miliar dolar AS untuk kapasitas 3 juta ton.
Nilai buku dari investasi ini adalah 2,84 miliar dolar AS dibagi 3 juta = 948 dolar AS/ton rencana kapasitas.
"Masak nilai pasar KS per ton 61 persen lebih rendah dari nilai rencana investasi KP? Tentu tidak masuk akal. KS prusahaan yang sudah operasional puluhan tahun, sedangkan KP baru groundbreaking 20 Oktober 2010. Jadi KP masih perusahaan di atas kertas," katanya.
Selain itu, katanya KS sedang dalam proses revitalisasi dengan biaya 220 juta dolar AS yang tuntas Desember 2010 dan April 2011 ditambah 360 juta dolar AS.
Dengan penetapan harga yang rendah itu, KS akan mengalami kerugian yang besar karena setiap selisih Rp50 per saham akan mengalami kerugian Rp153 miliar.
"Berapa nanti ruginya, tergantung harga saham saat sudah mulai stabil. Tapi secara hukum, orang bisa berkelit bahwa itu bukan kerugian negara. Itu hanya fluktuasi harga saham. Hukum kita belum bisa menyentuh permainan harga di pasar modal," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA