26 Desember 2010

Pengolah Ikan Asin Karawang Kurangi Produksi

INDONESIA PLASA
Sabtu, 25 Desember 2010 15:44 WIB
Pengolah Ikan Asin Karawang Kurangi Produksi Karawang
Sejumlah pengolah ikan asin di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengurangi produksi akibat minimnya pasokan ikan laut di tempat pelelangan ikan.

"Biasanya, kami mengolah ikan asin hingga satu ton per hari, tetapi sejak sekitar dua bulan terakhir hanya 10-20 kilo yang bisa diolah," kata Ny. Isah, salah seorang pengolah ikan asin di Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Karawang, Sabtu.

Dikatakannya, sejak sekitar dua bulan terakhir tempat pelelangan ikan (TPI) Desa Sungai Buntu sepi, karena minimnya tangkapan ikan nelayan. Hal itu terjadi akibat faktor cuaca dan tingginya gelombang, sehingga sedikit nelayan di daerah itu yang melaut.

Kondisi tersebut diakui mempengaruhi produksi ikan asinnya, sebab ikan asin yang diproduksi diperoleh dari TPI Desa Sungai Buntu. Bahkan, pernah dalam dua bulan terakhir itu, dirinya tidak memproduksi ikan asin, karena tidak ada pelelangan ikan di TPI Desa Sungai Buntu.

Menurut dia, akibat minimnya tangkapan ikan laut sampai dikurangi produksi ikan asin, cukup banyak warga di sekitar Desa Sungai Buntu yang biasa membantu memproduksi ikan asin menjadi menganggur.

"Sekarang, kami hanya mengolah ikan asin sendiri, tanpa ada bantuan dari masyarakat sekitar, karena ikan yang diolah menjadi ikan asin sangat sedikit," kata dia.

Biasanya, ia memberi upah Rp10.000 bagi warga sekitar Desa Sungai Buntu yang membantu mengelola ikan asin setiap kilogramnya.

Perajin ikan asin lainnya di desa tersebut, Jeje, mengakui hal yang sama. Selain mengurangi produksi akibat minimnya tangkapan ikan nelayan, ia juga pernah berhari-hari tidak memproduksi ikan asin akibat kosongnya pasokan ikan di TPI Sungai BUntu.

Dalam memproduksi ikan asin, para perajin ikan asin di sekitar Desa Sungai Buntu melakukannya secara sederhana.

Pertama, ikan yang akan diolah menjadi ikan asin itu dibelah dua tanpa diputus, kemudian direndam dengan air garam sekitar semalam, lalu dijemur sampai kering.

"Setelah kering, baru bisa dipasarkan," kata Jeje.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA