17 Januari 2011

Angka Kelahiran Rendah, Singapura Pusing

INDONESIA PLASA

Senin, 17 Januari 2011 | 13:02 WIB

Kawasan Merlion Park, Singapura.

Tingkat kelahiran Singapura merosot ke titik terendah baru tahun 2010, yang berarti negara kota itu harus tetap mengizinkan pekerja asing masuk demi mendukung pertumbuhan ekonomi, kata seorang pejabat senior kabinet, Senin (17/1/2011).

Tingkat kesuburan penduduk atau jumlah bayi lahir per wanita per tahun merosot ke level 1,16 tahun lalu, turun dari rekor terendah sebelumnya 1,22 pada 2009, kata Wakil Perdana Menteri Singapura Wong Kan Seng. Angka ini jauh di bawah 2,1 yang dibutuhkan negeri itu untuk menjaga keseimbangan populasinya secara alami.

"Hambatan kunci untuk mencapai populasi yang berkelanjutan terletak pada tingkat kesuburan lokal kami yang lemah," kata Wong, yang juga mengawasi badan yang mengoordinasikan kebijakan kependudukan. "Selama lebih dari 30 tahun kami belum memiliki cukup bayi untuk menggantikan diri kami sendiri," katanya dalam pidato pada forum yang diselenggarakan Institut Studi-studi Kebijakan.

Sementara pemerintah berjanji untuk menempatkan kepentingan Singapura pertama, negara itu juga perlu terus mempekerjakan orang asing, kata Wong. Menurut dia, pemerintah akan terus mendorong pasangan muda negara itu untuk memiliki lebih banyak anak, tetapi mengakui bahwa meningkatkan tingkat kelahiran akan memakan waktu.

"Untuk masa datang, kami perlu menekan imigrasi demi meningkatkan populasi kami guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi dampak penuaan," katanya.

Singapura selama bertahun-tahun menyambut pekerja asing, yang jumlahnya meningkat drastis selama boom ekonomi dari tahun 2004 ke 2007. Namun, setelah krisis keuangan global 2008, pemerintah mengambil kebijakan baru. Warga setempat juga mengeluh bahwa mereka semakin bersaing dengan orang asing untuk pekerjaan, perumahan, perawatan kesehatan, bahkan ruang di kereta api metro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA