INDONESIA PLASA
TDL Industri Naik
Menperin: Pengusaha Bukan Manja
Senin, 17 Januari 2011 | 12:16 WIB
Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat menyatakan pengusaha menolak langkah capping (pembatasan) tarif dasar listrik (TDL) sektor industri, bukan manja seperti "tudingan" Dirut PT.PLN, Dahlan Iskan. Tetapi harus ada kepastian bukan ,"diam-diam" diterapkan.
"Enak juga, tentu semua orang menyadari bahwa 'manja' tidak boleh berlama-lama, tapi juga sebagai menteri yang berlatar belakang pengusaha, saya tahu kapan kita harus berhenti bermanja-manja," ungkapnya, saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (17/1/2011).
Penolakan atas capping, yang dibahasakan 'manja' itu beralasan. Menteri menjelaskan ada banyak faktor pengusaha menolak langkah direksi PLN tersebut. Penghitungan yang menyeluruh di awal dan terencana, menurutnya, sangat mendasar bagi pengusaha mengenai pelepasan capping sektor industri.
"Karena banyak faktor, industri-industri yang membuat production cost itu tidak efisien, kita benahi segera. Memang harus diberi kepastian, misal capping dilepas tahun depan atau enam bulan lagi. Harus diumumkan sekarang, karena mereka harus buat kalkulasi," tegas Menteri.
Dia melanjutkan bahwa berdasarkan keterangan Menteri ESDM, kepada dirinya bahwa masih memakai tarif lama. Dia juga memastikan bahwa kebijakan pemerintah yang disuarakan ESDM tidak bisa ditetapkan begitu saja, tapi harus dilakukan pembicaraan dengan DPR. Karena PLN, imbuhnya, termasuk regulated price. "Jadi nggak bisa ditentukan korporasi," ujarnya.
Dia megaskan, menurut laporan Menteri ESDM, belum menyetujui yang diinginkan PLN terkait pelepasan capping sektor industri. "Menko mengingatkan, PLN sebagai BUMN dia termasuk regulator tarif, jadi dia tidak bisa menentukan sendiri walau secara korporasi benar," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama, PT. PLN (Persero), Dahlan Iskan menegaskan bahwa pelaku industri yang menolak pencabutan capping (pembatasan) tarif listrik industri 18 persen manja dan tidak menggunakan akal sehat.
"Saya melihat beberapa pengusaha besar yang menentang dicabutnya capping TDL industri ini sudah terlalu manja dan tidak menggunakan akal sehat," ujarnya, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Sabtu (15/1/2011).
Mereka, jelasnya, minta terus dimanjakan dan dininabobokkan. Sementara industri lain sejenis yang jumlahnya lebih banyak selama ini sudah membayar listrik dengan tarif yang normal. "Kalau mereka beralasan pencabutan capping ini menurunkan daya saing, saya perlu bertanya: mengapa industri sejenis yang sudah membayar listrik dengan normal tidak kalah bersaing? Bahkan tidak kalah bersaing dengan mereka yang manja itu? Kalau kemanjaan seperti ini tidak dilawan, bangsa ini tidak akan maju," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA