23 Januari 2011

Mahalnya Kebutuhan Pokok Dipicu Isu Kenaikan BBM

INDONESIA PLASA

Sabtu, 22 Januari 2011 20:58 WIB
Dumai

Berdasarkan survei Yayasan Lembaga Kosumen Indonesia (YLKI) Provinsi Riau, melambungnya harga kebutuhan pokok terutama beras didorong oleh isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Direktur YLKI Riau, Sukardi Alijahar, ketika dihubungi di Pekanbaru Sabtu mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok saat ini tidak hanya terjadi di Riau atau di Dumai saja, namun merata hampir di seluruh wilayah Indonesia.

"Kenaikan sembako ini tentunya menjadi pertanyaan bagi banyak kalangan masyarakat. Keyakinan pemerintah bahwa hal ini disebabkan oleh cuaca ekstrem tidak disalahkan, namun ketika kita melakukan survei ke beberapa wilayah penghasil pangan seperti Sumatera Barat dan Sumatera Utara, hasil panen rata-rata petani di sana masih bisa dikatakan normal," terangnya.

Selain karena isu harga BBM, konsumsi menjelang hari Imlek juga mempengaruhi harga kebutuhan pokok.

Sukardi juga meyakini saat ini tengah terjadi penimbunan terhadap beberapa jenis bahan kebutuhan pokok terutama beras dan gandum.

Selain karena batas waktu layak konsumsinya cukup lama, beras dan gandum juga merupakan bahan kebutuhan pokok yang terus diburu oleh seluruh masyarakat sehingga walau pun harganya tinggi, masyarakat tetap akan membelinya.

"Kita mengharapkan kenaikan berbagai jenis bahan kebutuhan pokok yang sudah diluar batas kewajaran ini membuka mata pemerintah agar melakukan berbagai upaya penekanan seperti memberikan harga batas eceran tertinggi untuk komoditas tertentu yang mengalami kenaikan paling tinggi," urainya.

Pasokan Kurang

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Dumai, H Djamalus, pada kesempatan terpisah membenarkan beberapa kebutuhan pokok sejak dua bulan terus mengalami kenaikan harga cukup signifikan.

"Saat ini selain beras dan gandum yang harganya mulai melejit, jenis kebutuhan pokok lainnya seperti cabai, minyak goreng dan bawang juga masih mahal," terangnya.

Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan ini menurut Djamalus tidak hanya terjadi di Riau atau di Dumai saja, tapi diseluruh wilayah Indonesia.

"Kondisi ini disebabkan kurangnya pasokan dari daerah penghasil produk pangan karena hasil panen petani disana yang minim. Kondisi itu bisa disebabkan oleh faktor cuaca yang buruk atau ekstrem," paparnya.

Dia menyebutkan untuk harga beras berkwalitas bagus hampir dua pekan terakhir terus mengalami kenaikan dari kisaran Rp10.000 per kilogram (di pekan pertama Januari-Red), menjadi Rp11.500 di pekan kedua Januari 2011.

Pantauan terakhir ANTARA, memasuki pekan ketiga Januari 2011 ini, beras kwalitas bagus tersebut harganya sudah berkisar Rp12.500 per kilonya.

Sementara cabai merah saat ini sudah mengalami penurun harga dari Rp65 ribu (pekan sebelumnya) saat ini menjadi Rp45 ribu per kilonya. Diikuti dengan cabai rawit yang sebelumnya mencapai Rp80.000 per kilo, pekan ini sudah turun dikisaran Rp50.000 per kilonya.

Atas melambungnya harga beras dan tetap mahalnya cabai Djamalus berharap kepada Distributor untuk tidak menampung atau mengambil kesempatan yang dapat menghimpit perekonomian masyarakat.

"Kalau sempat itu terjadi, maka pihak distributor akan berhadapan dengan pihak kepolisian. Sementara untuk masyarakat kita meminta untuk tidak panik karena kenaikan ini hanya sementara, dan kita juga akan terus melakukan pemantauan bersama pihak terkait seperti Bolog (Badan Urusan Logistik)," urainya.

Juru bicara Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Kota Dumai, Arrahim, mengatakan, saat ini pihaknya tengah gencar melakukan operasi ke sejumlah pasar tradisional yang ada di Kota Dumai.

Operasi tersebut kata dia dilakukan untuk melakukan penekanan harga beras yang saat ini mengalami kenaikan harga cukup tinggi.

"Selain operasi pasar, kita juga melakukan pendistribusian beras impor asal Vietnam dari rumah kerumah dengan harga eceran tertinggi yakni Rp6.000 per kilogramnya. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat terumana masyarakat miskin yang menjerit dengan harga beras saat ini," ringkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA