INDONESIA PLASA
Kamis, 6 Januari 2011 07:01 WIB
cabai merah. Octavianus)
Bandarlampung
Harga cabai rawit di Bandarlampung menembus Rp60 ribu per kilogram sedangkan cabai merah berkisar Rp50 ribu/kg.
"Kalau cabai merah mulai menurun dari beberapa hari lalu, tetapi cabai rawit masih stabil tinggi," kata Warini, pedagang makanan gorengan seperti tahu goreng, tempe goreng dan lainnya, di Bandarlampung, Kamis.
Ia menjelaskan, membeli cabai rawit atau cabai kecil untuk melengkapi dagangannya tersebut karena umumnya pembeli menyukainya.
"Makan tahu isi kalau tidak dibarengi dengan cabai rawit sepertinya belum lengkap. Bahkan terkadang pembeli meminta lebih banyak cabainya," terang dia.
Warga lainnya, Yulia Nasri mengatakan, harga cabai di Bandarlampung masih tinggi seperti daerah lainnya, sehingga stok pembelian pun dikurangi.
"Kalau biasanya membeli dalam jumlah banyak, namun sekarang agak dikurangi. Karena kedua jenis cabai ini sama-sama naik, tidak ada sistem penggantian fungsi," kata dia, yang berdagang bakso.
Maksudnya, lanjut dia, kalau yang naik hanya cabai merah, maka untuk membuat sambal yang selama ini menggunakan jenis cabai tersebut bisa dicampur dengan cabe rawit.
"Tetapi ini semua naik. Sehingga terjadi pengurangan pembuatan dan kualitasnya agak diturunkan yakni lebih ditambahkan air," terang dia.
Sebab, katanya, banyak pembeli yang memilih menggunakan sambal buatan atau tidak mau dengan sambal botol.
Sementara itu, pedagang aneka bumbu dapur di Pasar Labuhanratu, Bandarlampung, Suprapti mengatakan dengan kenaikan harga cabe menurunkan penghasilannya.
"Banyak pelanggan yang menurunkan jumlah pembelian. Selain itu, jumlah pembeli pun menurun dibandingkan harga ketika rendah. Akibatnya peredaran uang mengecil," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA