INDONESIA PLASA
Sleman
Harga salak pondoh di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, anjlok akibat terkena abu vulkanik letusan Gunung Merapi. Akibatnya, petani mengalami kerugian cukup besar.
Menurut petani salak pondoh di Hargobinangun Sleman, Sumarmo (45), di Sleman, Senin, harga salak pondoh sebelum letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi mencapai Rp7.500 per kilogram, namun pascaletusan harga di tingkat petani hanya Rp3.700 per kilogram.
Kabupaten Sleman merupakan sentra salak pondoh terbesar di DIY, bahkan buah ini telah mampu menembus beberapa pasar nasional.
"Buah dan tanaman salak rusak terkena abu vulkanik Gunung Merapi sehingga kalangan tengkulak hanya bersedia membeli dengan harga Rp3.700 per kilogram. Dengan harga sebesar itu, jelas kami merugi. Namun mau apalagi daripada tidak ada yang bersedia membeli," katanya.
Sumarmo mengatakan harga salak pondoh di pasaran sebelumnya bisa mencapai Rp9.500 per kilogram, namun pascaletusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 hanya dijual Rp6.200 per kilogram. "Mau apalagi kalau memang harganya segitu," katanya.
Ia mengatakan semua tanaman salak tertutup abu vulkanik Gunung Merapi sehingga kalangan petani hanya bisa membersihkan buah. Di kabupaten ini, sering turun hujan sehingga bisa mengguyur tanaman dan buah salak. Jika tidak ada hujan, maka semua tanaman salak bakal rusak terkena abu vulkanik Gunung Merapi.
"Kami sangat beruntung karena musim salak hampir usai. Harga salak seharusnya naik karena persediaan tinggal sedikit. Namun karena semua lahan salak pondoh diguyur hujan abu vulkanik Gunung Merapi yang meletus, maka harga salak menurun karena tanamannya rusak," kata Murtadi (41), petani salak pondoh di Purwobinangun Pakem Sleman.
Dia mengatakan lahan salak yang rusak juga terjadi di Tegalpanggung, Turi Utara, dan Tritis. Tanaman salak pondoh banyak yang rusak. "Abu vulkanik merusak tanaman dan buah salak," katanya.
Dia mengaku pada tahun-tahun sebelumnya saat Gunung Merapi meletus harga salak pondoh memang anjlok karena tanaman dan buah terkena hujan abu vulkanik Gunung Merapi. "Jadi setiap Gunung Merapi meletus petani salak merugi karena harga anjlok," katanya.
mantaf gan,teruskan berkreasinya,folow me ya? www.broeda.blogspot.com
BalasHapus