Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menilai revitalisasi industri gula sangat penting. Oleh karena itu, penyebab pabrik gula terancam tutup perlu dicarikan solusi.
Upaya yang harus dilakukan adalah memperluas kebun tebu terutama di lahan yang menganggur di sekitar pabrik gula. Selama luas areal dan produksi tebu lebih sedikit dari kebutuhan pabrik. Skala usaha operasi gula perlu ditinjau lagi terutama terkait pasokan bahan baku tebu.
Dalam keterangannya kepada wartawan di Gresik, Sabtu (6/11) dana revitalisasi industri gula mencapai Rp 7,4 triliun di BRI. Namun sebagian pabrik gula berskala kecil sehingga berpotensi berhenti akibat kurangnya pasokan bahan baku tebu.
"Oleh karena itu perlu keberlanjutan proses produksi dan menambah luas area tanam tebu," kata Mustafa.
Pemerintah daerah, kata Mustafa, perlu membantu mengupayakan areal tanam tebu ditambah untuk mendongkrak produksi tebu. Upaya revitalisasi industri gula diupayakan dengan rendemen lebih baik, produktivitas ditingkatkan dan lahan potensi untuk perluasan tanam tebu ditambah.
"Pabrik yang menganggur diaktifkan," tuturnya. Dana pabrik gula untuk rehap, renovasi atau penambahan pabrik baru bisa memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau KKPI. Kredit untuk revitalisasi industri gula itu menerapkan pola kerjasama sistem plasma dengan suku bunga rendah.
7 November 2010
Revitalisasi Pabrik Gula Sangat Penting
INDONESIA PLASA
Sabtu, 6 November 2010 | 23:01 WIB
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA