Dorongan untuk ekspor semakin relevan buat pengusaha kita. Lihatlah, tahun ini kinerja ekspor nasional diperkirakan bakal menorehkan rekor tertinggi sepanjang sejarah ekspor Indonesia. Saatnya Anda ikut ambil
Begitu mendengar kata “ekspor”, bagi yang belum pernah melakukan, umumnya langsung mengernyitkan kening. Yang terbayang pastilah seabrek kegiatan yang tampaknya hanya mungkin dilakukan orang-orang tertentu. Mulai dari membuat produk hebat yang mampu bersaing di pasar global, kontrol ketat terhadap kualitas produk, pengepakan yang prima, konsistensi dan ketepatan waktu pengiriman, ribetnya mengurus L/C, hingga peliknya sistem pembayaran luar negeri.
Kalau dianggap rumit, memang jadi rumit. Dan, bagi yang kelewat panik, bisa lebih rumit lagi, bahkan bisa berubah menjadi hal yang mustahil dilakukan. Namun, bagi para eksportir, kegiatan ekpor tak ubahnya orang naik sepeda. Awalnya memang harus belajar. Namun, begitu bisa, tak ada yang perlu dipikirkan, apalagi dicemaskan. Semuanya berjalan begitu saja: kaki mengayuh, tangan pegang kemudi, mata fokus pada tempat yang akan dituju, dan keseimbangan pun berjalan dengan sendirinya. Just do it.
Begitu pulalah langkah-langkah para eksportir andal yang mampu menaklukkan pasar global. Awalnya mereka tentu saja belajar dari nol, dari sama sekali tak tahu-menahu apa itu kegiatan ekspor. Namun, perlahan-lahan, melalui berbagai cara, media, serta tahapan-tahapan yang harus mereka lewati, akhirnya keluar sebagai pemenang dan sukses menjadi eksportir andal.
Jadi, untuk memulai sebagai eksportir, mesti disingkirkan sejauh-jauhnya perasaan tidak mampu, apalagi sikap rendah diri. Sebaliknya, modal terpenting justru sikap percaya diri. Di Bali, misalnya, ada seorang eksportir sepatu kelas atas yang menyasar pasar Eropa. Ni Luh Putu Ary Pertami Jelantik namanya. Sebelumnya, selama 8 tahun ia bekerja sebagai profesional perusahaan asing di Jakarta yang kerap ditugaskan ke berbagai negara. Suatu ketika ia mengidap penyakit yang mengharuskannya operasi dan istirahat total selama 6 bulan. Ni Luh pun memutuskan berhenti bekerja dan pulang ke kampung halamannya di Bali. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, plus passion-nya yang meledak-ledak pada dunia persepatuan, ia membuat sepatu handmade yang khusus menyasar kelas atas. Pasar yang dibidik pun tak tanggung-tanggung: Eropa.
Kini, kendati baru didirikan tahun 2004, sepatu merek Nilou (pelesetan dari namanya dan terdengar seperti bahasa Prancis) telah menjadi bagian dari gaya hidup sejumlah orang kaya di Eropa. “Saya memang nekat, saya tidak mau sekadar jualan, saya sudah punya target pasar,” kata Ni Luh bersemangat. Menarik, memang, mengungkap eksportir yang gigih mengerek merek sendiri, sehingga selain mengharumkan nama Indonesia di pentas bisnis global, juga mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
Nah, kisah-kisah seperti itulah yang akan Anda baca dalam Sajian Utama SWA kali ini. Mereka adalah jago ekspor yang telah membuktikan diri mampu bertarung dan menang di percaturan pasar global, sehingga layak mendapatkan Primaniyarta Award 2010, hasil kerja sama Majalah SWA dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Departemen Perdagangan RI. Penjuriannya melibatkan berbagai pihak: asosiasi bisnis, perbankan, asuransi, jurnalis, pakar hak cipta intelektual, praktisi bisnis senior dan akademisi. Adapun pemeringkatan pemenangnya dilakukan berdasarkan empat kategori: eksportir skala besar (PMA dan PMDN); eksportir yang sukses membangun merek global; eksportir UKM; eksportir kategori industri kreatif.
Dengan menguraikan secara detail langkah-langkah mereka sedari awal hingga menjadi eksportir jempolan, diharapkan semakin memacu gairah dan semangat para pengusaha Indonesia yang selama ini hanya sibuk berkutat menggarap pasar domestik yang belakangan cenderung jenuh.
Dorongan untuk ekspor jelas semakin relevan buat pengusaha kita saat ini. Sebab, fakta memperlihatkan bahwa kinerja ekspor nasional tahun ini (2010) diprediksi bakal menorehkan rekor tertinggi sepanjang sejarah ekspor Indonesia. Puncaknya Agustus lalu, ketika ekspor nonmigas Indonesia mencapai US$ 11,8 miliar. Penguatan kinerja ini didorong oleh meningkatnya ekspor produk industri sebesar 14,7% dari bulan sebelumnya, dan lebih tinggi 38% dibanding bulan yang sama tahun 2009. Sementara ekspor kumulatif nonmigas periode Januari-Agustus 2010 meningkat 36,3% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jadi, tunggu apa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA