21 Oktober 2010

RIANA MEILIA WALAU BERAT NAMUN HASIL NYA SEPADAN DENGAN MUTIARA LOMBOK

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.


Menjalankan sebuah bisnis memang dibutuhkan niat serta usaha. Seseorang tidak bisa setengah-setengah dalam menekuni bisnisnya. Seperti Riana Meilia, owner Lombok NTB Pearl, yang menghabiskan dua tahun waktunya untuk mempelajari seluk beluk mutiara sebelum terjun ke bisnis mutiara. “Pertama masuk ke bisnis mutiara biasa kualitas rendah dan mutiara setengah bulat,” ujarnya. Namun bisnis tersebut akhirnya tidak berjalan lama karena para pembelinya menginginkan mutiara berkualitas tinggi. Akhirnya setelah melakukan riset serta mempelajari mengenai mutiara, ia pun berlaih menekuni bisnis mutiara berkualitas tinggi sejak 10 tahun silam.

Inovasi dan kreativitas senantiasa dilakukan oleh Riana. Ibu tiga anak ini selalu membuat desain mutiara rancangannya dengan jumlah terbatas. “Saya belajar merancang secara otodidak, dan yang saya hasilkan adalah desain yang unik dengan jumlah terbatas agar ekslusif,” katanya. Karena selama ini yang bertugas mendesain perhiasan hanya dirinya, Riana tidak memungkiri jika jumlah produknya pun tidak terlalu banyak. Untuk membuat perhiasannya menjadi barang jadi yang dapat dipasarkan, Riana mempekerjakan beberapa pengrajin untuk membantunya. Selama ini, jumlah pengrajinnya tidak lebih dari sepuluh orang, namun menurutnya yang terpenting masing-masing dari mereka memiliki kemampuan yang handal.

Diakuinya, selain membuat desain perhiasan, tantangan yang selama ini juga dialaminya adalah kesulitan untuk mencari mutiara kualitas tinggi tersebut. “Untuk menemukan (mutiara kualitas tinggi) butuh usaha keras dan tekun,” ucapnya. Namun karena Riana sudah berkomitmen untuk terus menjalankan secara serius bisnis ini, ia pun menganggap semua tantangan yang berhasil dilaluinya akan memberi hasil yang sepadan. “Dari situ bisnis dapat berkembang,” imbuhnya.

Salah satu contoh inovasi produknya adalah penggunaan mutiara yang dikombinasikan dengan kulit kerang dan batu-batu alam.bukan hanya terkait mutiara tetapi juga kulit kerang yang dikombinasikan dengan mutiara atau dengan batu-batu alam. “Kulit kerang memiliki warna alami yang beragam dan menarik. Ini dapat dipadupadankan pula dengan batu-batu alam misalnya dari Kalimantan,” papar istri Nurjaya Aini Tasin. Guna meningkatkan nilai jual produk dagangannya, perhiasan yang didesain Riana terdapat pula dari bahan perak yang dilapis emas putih.

Strategi promosi juga cukup diperhatikan oleh Riana guna mendongkrak penjualan dan memperkenalkan produknya. “Saya rajin ikut pameran di luar Lombok, misalnya di Jakarta. Dan beberapa kali produk saya dibawa oleh penyelenggara (pameran) untuk dipamerkan di luar negeri. Produk saya saat ini sudah banyak pula yang dieksport, dikenal berkat pameran,” tuturnya. Pertama kali Riana mengikuti pameran di Jakarta adalah setahun setelah mantap menggeluti bisnis mutiara kualitas tinggi, yakni pada 2001. dalam pameran tersebut, produk yang dibawanya mendapat sambutan hangat dari penggemar perhiasan mutiara. Tahun lalu, kerajinan bros liontin capung karya Riana juga mendapatkan penghargaan ketika dipamerkan dalam Gelar Produk Kerajinan Indonesia yang berlangsung di Jakarta Convention Center untuk kategori Produk Kriya Potensi Ekspor

Mutiara laut yang dijual Riana bentuknya tidak bulat seperti mutiara pada umumnya. Ia mengatakan, bentuk mutiara laut bermacam-macam, tidak selalu bulat. “Dan mutiara itu tidak bisa diasah,” tegasnya. Untuk setiap produknya, Riana mematok tarif beragam mulai dari Rp 500.000 hingga ratusan juta. Semua bergantung pada modelnya, ukurannya, serta kualitasnya. Sampai dengan saat ini, Riana hanya memiliki satu showroom di Mataram Lombok, NTB dan belum berencana untuk membuka cabang lain. Ke depannya Riana berharap produknya akan lebih dikenal baik di dalam maupun di luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA