13 Desember 2010

Isu "Ngorok" Picu Penjualan Ternak Turun

INDONESIA PLASA BY: TONI.S

Senin, 13 Desember 2010 18:47 WIB
Ende, Flores

Isu penyakit "ngorok" atau septicemia epizootica (SE) yang menyerang ternak besar di Kecamatan Maukaro, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, diduga kuat sebagai pemicu menurunnya penjualan ternak besar di wilayah itu.

"Para peternak sapi, kuda, kerbau dan kambing di Maukaro mengeluh penjulalan ternak mereka mulai menurun tahun ini. Biasanya, para pembeli dari Jenepontho, Sulawesi Selatan datang membeli ternak mereka antara Oktober sampai Desember setiap tahun, namun tahun ini sama sekali tidak ada," kata Camat Maukaro Johanis Nislaka di Ende, Senin.

Para peternak menduga, kata Camat Maukaro, keengganan para pedagang dari Jenepontho membeli ternak sapi, kuda, kerbau dan kambing di wilayah itu karena isu penyakit "ngorok" yang menyerang ternak besar di wilayah itu, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan harga jual ternak besar berkisar antara Rp9 juta hingga Rp13 juta per ekor bagi para pembeli yang datang dari Jenepontho.

Masyarakat setempat, kata dia, umumnya memilih menjual ternaknya kepada para pembeli dari Jenepontho dari pada pembeli lokal, karena orang lokal hanya menawarkan antara Rp6 juta - Rp7,5 juta per ekor.

Nislaka berharap Dinas dan Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende perlu menjelaskan kepada masyarakat soal penyakit SE yang saat ini sudah tidak ada lagi sejak dilakukan vaksinasi secara rutin.

Dia mengakui, wilayah Kecamatan Maukaro merupakan daerah endemik penyakit SE, namun sejak dilakukan vaksinasi secara rutin, penyakit tersebut sudah tidak ada lagi.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan, Regina Ana Awa mengakui kalau Maukaro merupakan daerah endemik penyakit SE, namun saat ini penyakit tersebut tidak lagi menyerang ternak di wilayah itu.

Dokter hewan ini menyarankan agar setiap ternak yang dijual ke luar daerah harus dilaporkan kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan sehingga dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

"Pemeriksaan ini masksudnya agar penjual mengantongi surat pemeriksaan kesehatan ternak, dan pembeli juga merasa terjamin atas kesehatan ternak yang dibelinya," katanya menjelaskan.

Ia mengharapkan para peternak di Maukaro agar secara rutin melakukan vaksinasi terhadap ternak piaraannya, dan segera melapor kepada petugas kesehatan hewan jika ternaknya terserang penyakit agar segera diambil tindakan.

Menurutnya, pihaknya tidak pernah melarang penjualan ternak, asalkan saat menjual harus disertai dengan surat pemerikasan kesehatan hewan.

Namun para peternak diharapkan untuk tidak menjual ternak betina produktif karena akan mengancam kepunahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA