INDONESIA PLASA
Kamis, 20 Januari 2011 04:47 WIB
New York
Harga minyak turun di perdagangan New York pada Rabu dengan patokan minyak mentah "light sweet" turun 52 sen menjadi 90,86 dolar Amerika Serikat per barel, meskipun dolar lebih kuat.
Menjelang pengumuman data kunci persediaan energi AS, perdagangan di New York Mercantile Exchange ragu-ragu.
Harga jatuh setelah kenaikan mantap pekan lalu, ketika harga New York naik terus dengan 3,50 dolar per barel dan minyak mentah Brent mencapai 99 dolar.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Maret naik 36 sen menjadi 98,16 dolar per barel.
Pelepasan sebuah laporan bahwa "housing start" (data bulanan yang menghitung jumlah pembangunan unit perumahan baru per bulan) di AS tetap di posisi terendah sejarah hingga akhir 2010 menjadi sebuah peredam atas perdagangan New York setelah pasar dibuka lebih tinggi.
"Pertanyaan untuk (pedagang) adalah bagaimana data ekonomi bergulir dalam suatu lingkungan minyak mentah 90 dolar lebih?" Mike Fitzpatrick, dari Kilduff Report.
"Inilah sebabnya mengapa harga tertinggi baru-baru ini sudah tak tertandingi, meskipun terus tertekan dolar dan pasar saham yang kuat," katanya.
Ketidakpastian lain adalah bagaimana data stok energi AS akan terungkap pada Kamis. Rilis tersebut tertunda dari jadwal biasanya pada Rabu karena hari libur Martin Luther King pada Senin.
Menurut analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires, cadangan minyak mentah AS cenderung menurun 900.000 barel pekan lalu.
Tetapi analis juga melihat kenaikan 2,3 juta barel dalam stok bensin dan 500.000 barel lebih produk sulingan (destilasi).
Pasar juga menerima dengan tenang klaim baru oleh menteri minyak Venezuela Rafael Ramirez bahwa cadangan minyak negaranya di 297 miliar barel, telah melampaui Arab Saudi, di 266 juta barel, yang dianggap sebagai cadangan minyak terbukti terbesar di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA