8 November 2010

APBN Anggaran Tak Terpengaruh Harga Minyak

INDONESIA PLASA
Senin, 8 November 2010 | 19:48 WIB

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2010 tidak terpengaruh oleh kenaikan harga minyak mentah dunia yang saat ini sudah menyentuh 87 dollar AS per barrel. Posisi harga minyak itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual minyak mentah Indonesia atau ICP, sehingga dampaknya terhadap penerimaan negara maupun belanja subsidi bahan bakat minyak atau BBM tidak signifikan.

"Tidak ada dampaknya, karena kalau melihat harga ICP kita, itu kami hitung dalam satu tahun. Dalam APBN-P 2010, asumsi ICP rata-rata ditetapkan 80 dollar AS per barrel dalam satu tahun ini. Memang akhir-akhir ini, harga minyak dunia naik menjadi 82 dollar AS per barrel, namun ICP tidak akan melampaui angka itu karena ICP itu selalu lebih rendah dari harga minyak mentah internasional," ungkap Menteri Koordinator Perekononian Hatta Rajasa di Jakarta, Senin (8/11/2010).

Tim Harga Minyak Indonesia dalam situs resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas menyatakan, melemahnya nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang utama dunia diperkirakan akan semakin memperkuat harga minyak mentah dunia sepanjang bulan November ini. Itu pada akhirnya akan mempengaruhi Indonesia Crude Price (ICP).

Adapun, faktor lainnya yang juga dapat memperkuat harga minyak adalah kemungkinan bank sentral AS atau Federal Reserve AS (The Fed) kembali melonggarkan kebijakan moneter. The Fed bisa saja berupaya meningkatkan lapangan kerja serta mempercepat pertumbuhan ekonomi AS, dengan menurunkan suku bunganya. Lebih dari itu, musim dingin yang diperkirakan lebih dingin (colder winter) di belahan bumi bagian utara, terutama Timur Laut AS, diperkirakan akan mendongkrak kebutuhan pada minyak mentah, sehingga harga jualnya akan terkerek naik.

Harga minyak mentah dunia hingga Senin siang sempat mendekati 87 dollar AS per barrel pada perdagangan di Asia. Kondisi tersebut disebabkan adanya lonjakan data tenaga kerja yang diharapkan mampu meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah. Biasanya, ada selisih sekitar 5 dollar AS dengan ICP, sehingga ICP bisa mencapai 82 dollar AS per barrel. Bulan lalu, ICP rata-rata setahun ada di posisi 78-79 dollar AS per barrel.

"Sejauh ini, saya perhatikan perkembangan yang harus diperhatikan adalah bukan pada ICP-nya, karena ICP saya yakin aman. Yang saya yakin aman juga adalah soal lifting (produksi minyak siap jual). Jika lifting menurun 10.000 barrel per hari, maka ada potensi penerimaan negara Rp 1 triliun yang meleset," tutur Hatta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA