16 September 2010

BoJ Pertahankan Suku Bunga di 0,1 Persen

Mata Uang Yen Jepang


Bank Sentral Jepang (BoJ) pada Selasa (7/9/2010) mempertahankan tingkat suku bunga utamanya tidak berubah pada 0,1 persen, seperti yang diperkirakan, dalam upaya melanjutkan pemeliharaan pemulihan moderat, sementara berjanji untuk memerangi deflasi.

"Ekonomi Jepang menunjukkan tanda-tanda lebih lanjut dari pemulihan moderat," kata bank dalam sebuah pernyataan. "Ekspor dan produksi telah meningkat, meskipun pada kecepatan yang lebih lambat."

Pertemuan ini menyusul keputusan minggu lalu oleh bank sentral untuk memperpanjang program pinjaman multi-miliar dollar sebagai tanggapan terhadap tekanan pemerintah untuk mengatasi pengaruh penguatan yen terhadap perekonomian.

Bank sentral pada Selasa memperingatkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh "meningkatnya ketidakpastian tentang masa depan, terutama bagi ekonomi AS" dan karena itu pihaknya akan "mengambil tindakan kebijakan tepat waktu dan secara tepat."

Meskipun merangkak keluar dari resesi parah selama setahun pada 2009, pemulihan rapuh Jepang tetap dilanda deflasi, karena penurunan harga mendorong konsumen untuk menunda pembelian dengan harapan harga jatuh lebih lanjut, mengaburkan investasi perusahaan.

Utang publik yang tinggi, permintaan domestik dan ekspor yang lemah juga membayangi pemulihan lebih lanjut terancam oleh apresiasi yen.

Kekuatan yen sebagai safe haven menempatkan eksportir Jepang pada keadaan merugi terhadap saingan asing dan mengikis repatriasi keuntungan.

Sebuah survei pemerintah baru-baru ini menunjukkan banyak perusahaan mempertimbangkan untuk memindahkan produksinya ke luar negeri jika yen tetap tinggi, sebuah skenario yang dapat membahayakan pertumbuhan Jepang, yang melambat menjadi 0,4 persen tahunan pada kuartal kedua.

Untuk setiap kenaikan satu yen nilai mata uang terhadap dollar, eksportir bisa kehilangan puluhan miliar yen yang diterima di luar negeri saat direpatriasi (dipulangkan).

Unit Jepang baru-baru ini mencapai tertinggi 15 tahun terhadap dolar, dan pasar minggu lalu tidak terkesan oleh respon bank sentral dalam memperpanjang skema pinjaman, sehingga saham merosot dan yen naik lebih lanjut menyusul pengumuman tersebut.

Dalam ekspansi kredit kedua sejak Maret, bank mengatakan akan menawarkan 10 triliun yen (118 miliar dollar AS) dalam pinjaman enam bulan berbunga rendah di samping 20 triliun yen dari skema pinjaman tiga bulan pada Desember.

Lembaga keuangan dalam negeri akan mampu meminjam total 30 triliun yen dari bank sentral untuk maksimal enam bulan terhadap pemusatan jaminan, pada tingkat bunga 0,1 persen. Permintaan untuk safe haven yen baru-baru ini didorong oleh ketakutan untuk ekonomi AS.

Menteri ekonomi Jepang Selasa mengatakan, bahwa stimulus infrastruktur 50 miliar dolar AS yang diumumkan Senin oleh Presiden Barack Obama, bersama-sama dengan belanja baru sendiri Jepang, dapat membantu menangkis kelemahan saham baru-baru ini dan penguatan yen.

Pemerintah, minggu lalu, mengumumkan rencana untuk paket stimulus 920 miliar yen dalam upaya untuk meningkatkan perekonomian Jepang. "Pelemahan terbaru dalam saham dan penguatan yen berasal dari keprihatinan atas penurunan ekonomi AS," kata Satoshi Arai, menteri negara untuk ekonomi dan kebijakan fiskal, dalam sebuah konferensi pers reguler.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA