Banjir juga menerjang Desa Bambe, Cangkir, Krikilan, Driyorejo, dan Sumput Kecamatan Driyorejo. Di Driyorejo banjir menerjang 352 rumah terdiri dari 297 keluarga atau 1.448 jiwa. Ketinggian air rata-rata mencapai 25 cm.
Kepala Subbagian Pemberitaan Kabupaten Gresik Manuntun Sianturi mengatakan, Pemkab Gresik telah mengirimkan beras 2,5 kuintal yang sudah datang, air minum, mi instan, telur, dan minyak goreng. Ini merupakan siklus 20 tahunan. Selain curah hujan yang tinggi sejak Jumat lalu, kondisi ini diperparah karena Bendungan Nglirip dibuka. "Kalau tidak dibuka, dikhawatirkan malah lebih berbahaya. Kalau sampai jebol, dampaknya lebih besar," kata Sianturi.
Pengurus Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Gresik, Asikin Hariyanto, menyatakan, banjir di Benjeng selalu terjadi setiap musim hujan. Kali ini menerjang tanaman padi yang siap panen. Areal yang siap panen saja sekitar 25 hektar, sementara di Driyorejo baru kali ini terjadi setelah 20 tahun lalu.
Curah hujan yang deras dan pengaruh cuaca dikhawatirkan berpengaruh pada kualitas padi yang dihasilkan. Meskipun harga pembelian pemerintah menetapkan Rp 4.600 per kilogram gabah kering giling dipastikan praktiknya harga jatuh. "Pengeringan padi juga lebih sulit karena kurang panas," katanya.
Sementara itu, warga di sekitar Bengawan Solo mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan, hingga Gresik juga patut lebih waspada sebab daerah di atasnya, seperti Ngawi, Madiun, sudah diterjang banjir. Siaga satu banjir air Bengawan Solo di Bojonegoro terjadi jika ketinggian permukaan air di papan duga Karangnongko menunjukkan angka 29 pheil scale, sedang di Bojonegoro Kota 13 pheil scale. Pengamatan petugas piket pukul 15.00 di Karangnongko menunjukkan angka 28,60, sedangkan di Bojonegoro kota 12,20.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA