Laporan J Waskita Utama, dari New York, AS
NEW YORK, Tepat pada pukul 16.00 waktu New York, Senin 15 Oktober 2010, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memperingati 15 tahun penawaran saham perdana mereka kepada publik di New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat.
Peringatan ulang tahun pencatatan saham Telkom di bursa saham terbesar di dunia ini ditandai dengan pembunyian bel penutupan perdagangan hari itu oleh Direktur PT Telkom, Rinaldi Firmansyah.
Rinaldi didampingi Senior Vice President NYSE Euronext John R Merrell, Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno, Komisaris Utama Telkom Tanri Abeng, dan sejumlah pejabat teras Telkom dan Telkomsel, anak perusahaan Telkom yang bergerak di bidang telepon seluler. Bunyi bel itu disambut tepuk tangan para pialang yang berada di lantai bursa gedung yang teletak di Wall Street, pusat finansial Amerika Serikat itu.
Peringatan 15 tahun initial public offering (IPO) ini disambut dengan berkibarnya bendera merah putih di depan bangunan bersejarah NYSE, dan logo Telkom di podium lantai bursa. "Ini pencapaian membanggakan bagi Telkom. Di luar ada Bendera Merah Putih berkibar, nama Telkom terpasang di podium, sebagai badan usaha milik negara kami bangga," ujar Rinaldi usai upacara berlangsung.
Menurut Rinaldi, mampu bertahan selama 15 tahun di bursa saham terbesar di dunia setelah melewati saat-saat menyulitkan, terutama setelah penerapan Undang-undang Sarbanes-Oxley Act di Amerika Serikat tahun 2002, merupakan pencapaian yang harus disyukuri. Perlu waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan hal itu menambah kepercayaan investor pada Telkom.
Penerapan undang-undang itu membuat Telkom belajar memperbaiki urusan kontrol internal, audit, pelaporan, dan penerapan tata kelola perusahaan. "Dalam dua tiga tahun terakhir kami sudah melewati hal itu, dan itu yang membedakan kami dengan perusahaan lain di Tanah Air yang tidak mendaftarkan sahamnya di NYSE," ujar Rinaldi.
Telkom adalah satu-satunya BUMN, dan satu dari hanya dua perusahaan di Indonesia, selain PT Indosat, yang mencatatkan penjualan sahamnya di NYSE. Menurut Managing Director International Listing Asia Pacific NYSE Euronext, Marc H Iyeki, dalam dua tahun terakhir sekitar 38 persen dari total volume perdagangan saham Telkom berada di NYSE. Dua persen diperdagangkan di London Stock Exchange, dan 60 persen lainnya di Bursa Efek Indonesia.
Pelaksana tugas Konsul Jenderal Indonesia di New York, Bambang Antarikso berharap lebih banyak lagi perusaaan Indonesia yang mencatatkan sahamnya di NYSE. "Calon investor sering menanyakan soal Indonesia pada kami. Ini pasar yang penting, apalagi pasar Asia sangat menarik bagi mereka," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA