20 Oktober 2010

PERTAMINA DIMINTA UNTUK MENAMBAH BBM NON SUBSIDI

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) meminta PT Pertamina (Persero) segera menambah pasokan bahan bakar minyak nonsubsidi ke stasiun pengisian bahan bakar umum.

Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomohadi di Jakarta, Rabu, mengatakan, tambahan BBM nonsubsidi tersebut pastinya akan terserap sesuai mekanisme pasar.

"Kami minta Pertamina lebih agresif. Beri DO (delivery order) lebih banyak ke SPBU yang biasa jual BBM nonsubsidi, bayar belakangan," ujarnya.

Menurut dia, pengusaha SPBU pasti akan membayar sesuai volume BBM yang terjual.

Apalagi, lanjutnya, Pertamina bisa memberi sanksi jika pengusaha tidak membayarnya.

Meski demikian, lanjutnya, penjualan BBM nonsubsidi di wilayah yang memang pasarnya belum ada tidak bisa dipaksakan.

Eri mengatakan, saat ini, kecenderungan penjualan BBM nonsubsidi khususnya di pusat kota sudah meningkat. "Setahun rata-rata naik 20-30 persen," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menargetkan penjualan BBM bersubsidi bisa berkurang hingga lima persen.

Anggota Komite BPH Migas Adi Subagyo mengatakan, target pengurangan konsumsi tersebut akan dilakukan dengan menambah volume dan dispenser BBM nonsubsidi di setiap SPBU.

Pada Rabu ini, Pertamina akan mulai menambah volume BBM subsidi di SPBU Jabodetabek.

Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengatakan, pihaknya siap melakukan kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi tersebut.

Menurut dia, kebijakan tersebut tidak dilakukan dengan mengurangi penjualan BBM subsidi namun menambah volume BBM nonsubsidi di SPBU.

Pertamina, lanjutnya, akan menambah 10 persen volume BBM nonsubsidi di setiap SPBU sehingga diharapkan mampu menurunkan konsumsi BBM bersubsidi hingga lima persen.

BPH Migas mencatat, konsumsi BBM bersubsidi periode Januari-September 2010 mencapai 28,54 juta kiloliter atau 78,1 persen dari kuota APBN Perubahan 2010 sebesar 36,5 juta kiloliter.

Konsumsi 28,54 juta kiloliter itu terdiri atas premium 17,11 juta kiloliter atau 79,84 persen dibandingkan kuota 21,43 juta kiloliter APBN Perubahan 2010.

Selanjutnya, solar sebanyak 9,57 juta kiloliter atau 85,52 persen dibanding kuota 11,19 juta kiloliter dan minyak tanah 1,85 juta kiloliter atau 48,68 persen dibanding kuota 3,8 juta kiloliter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA