Kerusakan yang mengakibatkan kerugian material di sektor pertanian, peternakan, serta holtikultura akibat erupsi Gunung Merapi di wilayah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah dikhawatirkan terus bertambah seiring masih tingginya aktivitas gunung itu. Dana pemulihan di sektor pertanian bahkan diprediksi lebih besar dari yang digunakan pascagempa di dua daerah itu tahun 2006 yang mencapai Rp 2,7 triliun.
Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurti, menyatakan Kementerian Pertanian belum dapat memastikan angka kerusakan maupun kerugian yang harus diderita petani dan peternak akibat erupsi Merapi.
"Angkanya terus kita perbarui berdasarkan laporan di lapangan setiap harinya. Maka dari itu, angka-angka itu belum dapat kami beberkan kepada publik hingga fase tanggap darurat ini dinyatakan selesai," kata Bayu seusai menggelar dialog dengan petani di Gianyar, Bali, Jumat (12/11/2010).
Bayu mengungkapkan , guyuran abu vulkanik dari letusan Merapi di sejumlah wilayah telah membuat sektor pertanian sangat terpuruk, terutama pertanian holtikultura berupa rusaknya ribuan hektar perkebunan salah pondoh, kelapa, dan sayur-sayuran. Kondisi serupa juga menimpa sektor peternakan, seperti perikanan dan ayam pedaging maupun petelur.
Bayu memastikan dana pemulihan akibat letusan Merapi kali ini akan lebih besar dari letusan-letusan Merapi sebelumnya, bahkan kuat diduga lebih besar daripada dana pemulihan yang dibutuhkan akibat gempa di dua wilayah itu tahun 2006 silam. Selain dana, waktu pemulihan juga dikhawatirkan akan lebih panjang daripada yang diperkirakan sebelumnya, mengingat hingga kini abu vulkanik masih terus mengguyur sejumlah wilayah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA