Pemerintah China akan mengajak perusahaan-perusahaan China untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua Parlemen Republik Rakyat China Wu Bang Guo saat menghadiri jamuan makan malam dari Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia-China, Selasa (9/11/2010) di Jakarta.
Menurutnya, di bidang perdagangan, volume perdagangan kedua negara dapat mencapai 40 miliar dollar AS pada tahun ini dan diperkirakan mencapai 50 miliar dollar AS pada tahun 2014. "Kerja sama ini dapat diperluas di bidang investasi, keuangan, industri, pertanian, perikanan, dan bahkan pertahanan. Pemerintah RRC akan mengajak perusahaan-perusahaan RRC untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," papar dia.
Sementara itu, Ketua Umum Lembaga Kerjasama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia-China Sukamdani Sahid Gitosardjono mengemukakan, jika menengok ke belakang, maka nilai perdagangan bilateral tahun 1984 hanya 232 juta dollar AS, tahun 1990 1,466 miliar dollar AS, dan tahun 2009 menanjak menjadi 30 miliar dollar AS.
"Meningkatnya hubungan ekonomi dan persahabatan di antara dua negara makin dirasakan dan dapat kita saksikan bersama. Adanya jembatan laut Surabaya-Madura (Suramadu) atas bantuan China adalah salah satu contoh," sebutnya.
Dia mengatakan, kemitraan strategis RI-RRC didukung oleh fondasi yang kuat, yaitu letak geografis yang berdekatan, jumlah penduduk yang sangat besar sebagai pasar yang luas, adanya persamaan aspirasi dan kebudayaan, serta perlunya saling isi kebutuhan produk karena adanya kelebihan di samping kekurangan masing-masing.
"RRC adalah mitra dagang terbesar ketiga ASEAN setelah AS dan EU. Indonesia adalah salah satu pendiri ASEAN, anggota G-20, anggota APEC, dan Chairmanship ASEAN 2011," tambah dia.
Menurut Sukamdani, sektor kerja sama dengan investor China yang diperlukan Indonesia antara lain pembangunan infrastruktur jalan, termasuk subway, jembatan, moda kereta api, pelabuhan, pembangkit listrik, pengolahan CPO, batu bara, tambang besi, nikel, tembaga, hasil hutan, perikanan, industri otomotif dan elektronika, serta relokasi sunset-industry. "Sektor-sektor strategis tersebut akan dapat membantu menggerakkan industri sektor riil di Indonesia dan dapat meningkatkan daya beli rakyat banyak," urai Sukamdani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA