13 November 2010

IPO KS Asing Balik Beli Saham Krakatau Steel

INDONESIA PLASA
Jumat, 12 November 2010 | 07:10 WIB
KOMPAS/
Pelat baja gulung (hot rolled coil) produksi PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
Setelah melakukan aksi jual secara besar-besaran, investor asing kembali mengakumulasi saham PT Krakatau Steel Tbk atau KRAS pada perdagangan saham, Kamis (11/11/2010). Namun, tiga penjamin emisi penawaran umum saham perdana KRAS masih terus melakukan penjualan secara masif.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, ada 10 perusahaan sekuritas asing yang mencatatkan pembelian bersih saham KS sebanyak 114,451 juta saham senilai Rp 156,35 miliar dengan harga beli rata-rata Rp 1.366 per saham.

Sedangkan tujuh perusahaan sekuritas asing lainnya mencatatkan penjualan bersih sebesar 37,362 juta saham senilai Rp 50,99 miliar dengan harga jual rata-rata
Rp 1.365 per saham.

Dengan demikian, pada perdagangan kemarin, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebanyak 77,089 juta saham senilai Rp 105,36 miliar.

Adapun pada perdagangan perdana KRAS, Rabu lalu, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebanyak 316,12 juta saham senilai Rp 378,6 miliar dengan harga jual rata-rata Rp 1.198 per saham.

Sementara itu, tiga perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi IPO KRAS—yaitu Bahana Securities, Mandiri Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas—masih terus mencatatkan penjualan bersih.

Bahana Securities tercatat melakukan penjualan bersih saham KRAS 74 juta saham senilai Rp 101,2 miliar, Mandiri Sekuritas sebanyak 10,25 juta saham senilai Rp 13,9 miliar, dan Danareksa Sekuritas sebanyak 3,26 juta saham senilai Rp 4 miliar.

Animo masyarakat terhadap saham KRAS hingga kemarin masih cukup tinggi. Hal ini kembali mengangkat harga saham KRAS dari Rp 1.270 menjadi Rp 1.340 atau naik 5,5 persen.

Tingginya animo masyarakat ini juga tecermin dari nilai perdagangan saham KRAS yang mencapai Rp 2,52 triliun. Ini kembali menempatkan KRAS sebagai saham yang paling banyak diperjualbelikan di BEI.

Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan kemarin turun 12,34 poin atau 0,33 persen menjadi 3.744. Indeks LQ-45 turun 0,67 persen ke level 685,56 dan Indeks Kompas100 merosot 0,49 persen menjadi 876,59.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan, polemik proses IPO KRAS tidak akan mengganggu rencana dan proses rights issue BNI dan Bank Mandiri.

Anggota Komisi VI DPR, Adi Putra Tahir, mengatakan, ”Kita seharusnya mensyukuri suksesnya IPO KS. Negara justru diuntungkan karena sebelum IPO nilai 100 persen KS hanya Rp 5 triliun. Setelah IPO, nilai saham pemerintah mendekati Rp 17 triliun walaupun kepemilikannya tinggal 80 persen.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA