13 November 2010

Wall Street Merosot Terbebani Kekhawatiran China Dan Eropa

INDONESIA PLASA

Saham-saham Amerika Serikat (Wall Street) merosot pada Jumat waktu setempat, terbebani meningkatnya kekhawatiran bahwa perekonomian China bisa melambat dan di tengah masalah utang di zona euro.

Penurunan dipimpin oleh saham sektor material dan energi yang sangat bergantung pada perdagangan global, dengan ExxonMobil kehilangan 1,2 persen, sementara ConocoPhillips dan Chevron keduanya turun 0,8 persen. Komoditas juga diperdagangkan lebih rendah.

Indeks saham blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 90,52 poin (0,80 persen) menjadi ditutup pada 11.192,58 poin. Indeks S&P 500, ukuran lebih luas dari pasar, turun 14,33 poin (1,18 persen) menjadi 1.199,21 poin.

Indeks komposit teknologi Nasdaq turun 37,31 poin (1,46 persen) menjadi 2.518,21 meskipun terjadi kenaikan 1,5 persen pada saham pembuat chip Intel setelah menaikkan dividen kuartalannya dan mengatakan berada di jalur untuk tahun terbaik selama ini.

Dalam berita perusahaan lain, saham Walt Disney saham terangkat 5,1 persen karena investor fokus pada pandangan optimis kelompok hiburan itu meskipun laba triwulanannya turun.

Setelah menjatuhkan pada Kamis, kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang ekonomi China dan Eropa, kembali meruntuhkan pasar yang lebih luas.

"Sebuah penjualan tajam saham China di tengah kekhawatiran pengetatan kebijakan lebih lanjut untuk mencoba menggagalkan sebuah overheating ekonomi dirasakan di Wall Street," kata para analis Charles Scwab.

Indeks Komposit Shanghai merosot 5,16 persen pada Jumat, menandai kejatuhan terbesar dalam 14 bulan setelah data harga konsumen menunjukkan inflasi meningkat di depan target bank sentral, meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga pada awal akhir pekan ini.

Sebuah kenaikan suku bunga China bisa memperlambat ekonomi, yang telah menjadi benteng pemulihan ekonomi global.

"Pejabat Uni Eropa berebut untuk menolak rumor dari bailout (dana talangan) Irlandia, melempar lebih banyak keraguan tentang utang negara di zona euro," kata Joseph Hargett, analis di Schaeffer`s Investment Research.

Negara kelas berat Uni Eropa, Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Spanyol pada Jumat menerbitkan deklarasi bersama membantah kegelisahan pasar obligasi tentang sebuah dana bailout bakal salah tempat, karena Irlandia mengalami sebuah krisis utang.

Hal itu datang karena data resmi menunjukkan pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah mata uang euro inti Eropa melambat menjadi 0,4 persen pada kuartal ketiga setelah berlari cepat 1,0 persen di kuartal sebelumnya.

Sentimen zona euro telah jatuh minggu ini karena biaya pinjaman Irlandia dan Portugal melambung, Spanyol melaporkan nol pertumbuhan dan perdana menteri Yunani mengatakan defisit publik tahun ini bisa lebih buruk dari yang diharapkan.

Secara terpisah, para pemimpin dari 20 ekonomi terbesar dunia, membungkus dua hari perundingan di Seoul, berjanji untuk menghindari manipulasi mata uang dan proteksionisme perdagangan, tetapi perbedaan mendalam antara China dan Amerika Serikat mencegah kemajuan dalam menyeimbangkan ekonomi global yang tidak simetris.

Pasar obligasi menurun.

Hasil pada obligasi Treasury 10-tahun naik menjadi 2,73 persen dari 2,65 persen pada Kamis, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik menjadi 4,25 persen dari 4,24 persen. Harga dan hasil obligasi bergerak berlawanan arah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA