17 Oktober 2010

LAMBAT NYA PEMULIHAN EKONOMI AS MEMBUAT RUPIAH MENGUAT

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A. Johansyah menyatakan cepatnya penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika secara umum disebabkan oleh pelemahan dolar secara global.

Akibat lambatnya pemulihan ekonomi negara adidaya tersebut, banyak pelaku pasar memburu rupiah dan menjual dolar. "Ini disebabkan oleh imbal hasil di aset rupiah lebih baik dibanding aset valas," kata Difi di Jakarta, Minggu (17/10).

Meski demikian, menurut dia, penguatan rupiah bukanlah yang paling perkasa. Hingga akhir September 2010, terangnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika tercatat sebesar 5,01%.

Penguatan ini masih lebih rendah dari penguatan mata uang regional seperti baht Thailand yang menguat 10,25%, ringgit Malaysia (9,04%), dolar Singapura (7,02%) dan peso Filipina (6,04%).

Di sisi lain, derasnya aliran masuk modal asing merupakan salah satu fenomena penyebab cepatnya penguatan rupiah terhadap dolar Amerika. Aliran modal asing tercatat terus membanjiri Indonesia, termasuk ke instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

Berdasarkan data BI, posisi SBI per 8 Oktober 2010 tercatat sebesar Rp 251,78 triliun. Porsi asing di dalamnya mencapai Rp78 triliun atau setara 31%. Padahal, pada akhir September 2010 porsi asing di SBI tercatat hanya 25% atau setara Rp64 triliun.

Hal ini merupakan indikator paling kuat besarnya aliran modal dari luar alias capital inflow yang membanjiri pasar keuangan Indonesia.

Peningkatan nilai SBI asing ini terjadi sejak dua bulan belakangan. Posisi asing di SBI sempat anjlok di titik yang cukup rendah pada Juli lalu, yaitu hingga di kisaran Rp30 triliun. Namun, investor asing kini agaknya mulai kembali lagi membanjiri instrumen bebas risiko tersebut untuk memburu keuntungan.

BI sendiri mengakui, minat investor asing terhadap SBI ini amat besar. Selain merupakan instrumen bebas risiko karena diterbitkan oleh bank sentral, SBI juga menawarkan imbal hasil alias yield yang masih amat menarik yakni di kisaran 6,5%.

Sementara itu, hingga akhir September 2010, porsi asing di Surat Utang Negara (SUN) tercatat mencapai Rp182 triliun atau 30%. (OL-9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA