INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.
Kenaikan tajam rupiah dan derasnya laju modal asing masuk ke Indonesia saat ini seharusnya menjadi momentum bagi BI untuk menurunkan tingkat suku bunga pinjaman.
Dengan demikian, sektor riil dapat memperoleh keuntungan dari derasnya perputaran modal asing di pasar keuangan.
"BI dan Kemenkeu harus manfaatkan penguatan rupiah yang tinggi dan derasnya modal asing jangka pendek masuk sebagai momentum turunkan suku bunga" kata Ekonom Sustainable Development Drajad Wibowo kepada Media Indonesia, Minggu (17/10).
Menurut Drajad, dengan BI menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) dan Kemenkeu menurunkan yield (imbal hasil) obligasi negara, mau tidak mau perbankan akan ikut menurunkan tingkat suku bunga pinjaman yang saat ini rata-rata berada di kisaran 13%-14%.
Penurunan tersebut, kata dia, di satu sisi memang akan berpengaruh terhadap oleh investor asing. Arus modal asing masuk bisa saja sedikit berkurang seiring menurunnya keuntungan mereka.
Namun, menurut Drajad, hal tersebut justru akan berdampak positif ketika tiba pada satu titik dimana arus modal asing jangka pendek tetap masuk, namun tidak terlalu deras dan tidak membahayakan jika sewaktu-waktu terjadi arus modal keluar tiba-tiba (sudden reversal).
Hal ini, lanjut Drajad, akan membuat perputaran kencang modal di sektor keuangan dan pasar modal bisa dirasakan oleh sektor riil.
"Apalagi jika Kementerian BUMN terus menekan bank-bank BUMN untuk turunkan suku bunga pinjaman mereka. Lengkap sudah imbas positif bagi sektor riil," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA