17 Oktober 2010

PT: BUKIT ASAM RAIH 8,2 TRILIUN

INDONESIA PLASA BY:Toni Samrianto.

PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) hingga akhir September 2010 diproyeksikan mencatat pendapatan sebesar Rp8,2 triliun.

Jumlah itu didasarkan pada penjualan batu bara hingga akhir September sebesar sekitar 13,7 juta ton dan harga penjualan rata-rata sekitar Rp603.000 per ton.

Direktur Utama PTBA Sukrisno mengatakan penjualan perseroan hingga akhir kuartal III/ 2010 tercatat naik sekitar 10% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Kami mencatat ada kenaikan produksi maupun penjualan, sehingga berpotensi menaikkan pendapatan. Untuk hasil akhirnya, itu masih menunggu hasil audit keuangan," ujarnya kemarin.

Pada kuartal III/ 2009, PTBA mencatat penjualan sebesar Rp6,55 triliun. Dengan mengacu pada jumlah tersebut, revenue BUMN produsen batu bara ini naik sebesar 25,19% pada akhir September tahun ini.

Hingga akhir 2010, perseroan menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 5% dan kenaikan penjualan 10% dari akhir tahun lalu. Untuk menggenjot produksi dan penjualan, perseroan memacu penyelesaian pembangunan infrastruktur, yaitu jalur kereta api dan pelabuhan.

Terkait dengan pembangunan pelabuhan, perseroan menyediakan dana hingga Rp1 triliun. Saat ini pembangunan infrastruktur ini masuk dalam tahap persiapan. Diharapkan awal tahun depan pembangunan tersebut bisa dimulai, dan beroperasi pada 2013.

Dengan selesainya pembangunan dermaga ini, kapasitas muat batu bara naik dua kali lipat, dari saat ini sebesar 12 juta ton per tahun menjadi sekitar 25 juta ton per tahun pada 2013.

Menurut Sukrisno, perseroan akan menggunakan dana dari sumber internal karena masih mencukupi untuk membiayai keperluan tersebut. Sejauh ini PTBA belum berniat untuk mencari sumber pendanaan eksternal.

Baru-baru ini, Kepala Riset PT BNI Securities Norico Gaman menyebutkan perseroan diprediksi mampu menghasilkan total penjualan akhir tahun senilai Rp12,32 triliun dan laba usaha Rp5,8 triliun, dari posisi laba bersih tahun lalu sebesar Rp3,55 triliun.

"Perhitungan itu menggunakan asumsi penghasilan batu bara sebesar 15 juta ton dan harga batu bara stabil di level US$80 per ton. Target harga hingga akhir tahun kami tetapkan pada Rp25.000," katanya.

Norico juga mencermati, PTBA sebaiknya fokus pada tambang batu bara dan lebih baik mengakuisisi banyak tambang batu bara.

Menurut dia, fokus PTBA pada akuisisi tambang batu bara dan pembangunan infrastruktur pertambangan seperti jalur kereta api dapat membuat nilai penghasilan batu bara perseroan meningkat dan berpotensi menyumbangkan peningkatan deviden kepada investornya.

Adhi Karya

Secara terpisah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat perolehan kontrak hingga akhir September mencapai sekitar Rp3 triliun atau baru 30,61% dari target perolehan kontrak baru tahun ini sebesar Rp9,8 triliun.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso mengatakan sisa kontrak sebesar Rp6,8 triliun optimistis bisa diperoleh pada kuartal IV tahun ini.

"Kebanyakan kontrak yang kami ikuti diputuskan pada kuartal IV tahun ini, sehingga kami memproyeksikan bisa meraup kontrak sesuai yang ditargetkan," ujarnya kemarin.

Menurut Kurnadi, beberapa proyek yang diincar perseroan adalah pembangunan pembangkit listrik 10.000 Mega Watt tahap kedua senilai Rp1,6 triliun serta pembangunan ruas jalan tol sebesar Rp2,75 triliun.

Selain kontrak baru, Adhi Karya juga masih memiliki kontrak carry over senilai Rp5,8 triliun, sehingga total kontrak 2010 sebesar Rp15,6 triliun.

Dalam kesempatan itu Kurnadi juga mengungkapkan bahwa perseroan masih memiliki opsi melaksanakan rights issue. Namun demikian, rencana tersebut belum dimatangkan oleh jajaran manajemen.

"Sebelumnya kami telah mendapatkan persetujuan dari DPR untuk melepas saham baru ke publik. Meskipun harga saham Adhi Karya sudah melampaui Rp1.000, aksi korporasi tersebut belum masuk dalam program kerja," lanjut Kurnadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INDONESIA PLASA