Kisruh Indomie
Jumat, 15 Oktober 2010 | 18:42 WIB
The Public Health Bureau of Taipei County
Foto yang dirilis Public Health Bureau of Taipei County, Selasa 912/10/2010) memperlihatkan mi instan produk Indonesia yang dirazia. Selain Indomie produksi Indofood, tampak pula Mi Sedaap produksi Wings Food.Demikian disampaikan Franky kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/10/2010).
Kekhawatiran ini, menurutnya, becermin pada reaksi yang terjadi dari negara-negara lain terhadap Indomie pascarazia dan ditarik dari sejumlah pusat perbelanjaan di Taiwan.
Ia menyatakan, sejak pengumuman pada Minggu dan Senin lalu di Taiwan bahwa Indomie mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia, sontak negara lain, seperti Hongkong, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab, pun ikut bereaksi.
Hal tersebut, menurut dia, harus menjadi kekhawatiran Indonesia. Dirinya mewaspadai bahwa mi instan yang diproduksi dalam negeri dan diekspor ke puluhan negara tujuan bakal bernasib sama pada sekitar 80 negara.
Franky mengatakan bahwa sekitar 80 negara tujuan ekspor Indomie itu berpotensi untuk melakukan pengecekan yang sama seperti yang dilakukan Taiwan. ”Itu kekhawatiran kita. Itu menyangkut Indonesia, pasar kita di luar,” terangnya.
Untuk diketahui bahwa tahun 2006 nilai ekspor mi instan Indonesia mencapai 36,5 juta dollar AS, kemudian melonjak pada 2009 menjadi 95 juta dollar AS. Tahun 2010 ini nilai ekspornya diprediksi melesat menjadi 140 juta dollar AS.
Menurut keterangannya, jika Indonesia sanggup menyelesaikan masalah Indomie maka bukan mustahil target tersebut bisa tercapai.
Selain itu, bila Indonesia mampu meyakinkan pasar nasional maupun internasional bahwa produk mi instannya aman maka pertumbuhan konsumsi dan pendapatan ekspor Indofood sendiri bakal makin bertambah dan negara tujuan ekspornya pun bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
INDONESIA PLASA